14|| DREAM CATCHER & BLACK.SHOES

783 104 8
                                    

Selamat Membaca

Jangan lupa vote dan komen

Lupakan segala setres😂

14. Serangan dadakan

Draco memarkirkan mobilnya di parkiran apartemen. Ia pun langsung memutari mobil ke pintu mobil sebelahnya. Tak lama kemudian Ova keluar dari sana dibantu Draco. Kakinya yang belum sembuh total masih terpincang-pincang membuat Ova kesulitan gerak.

Draco langsung berjongkok di depan Ova. Ia menepuk bahunya beberapa kali. Memberi kode pada Ova untuk menaiki punggungnya. Karena, kursi roda milik Ova masih belum sampai. Kemungkinan baru sampai beberapa hari ke depan.

"Kenapa kak, kebelet pup?" tanya Ova dengan polosnya. Draco menghela nafas. Dasar cewek nggak peka, batin Draco.

"Bego!" kesal Draco. Ova langsung mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kenapa sih suka banget ngatain Ova?" tanya Ova kesal.

"Makanya jadi cewek jangan polos-polos amat!" ucap Draco. Ia dengan sigap langsung menggendong Ova ala bridal style. Menutup pintu mobil, dan berjalan santai ke dalam apartemen.

"Kak, sering-sering aja gendong Ova gini. Kan Ova jadi nggak capek," ucap Ova. Draco langsung menatapnya sinis.

"Kalau itu sih mau lo!" kesal Draco. Jika Ova tidak sedang sakit mungkin Draco sudah melempar gadis itu dari tangannya.

Draco memasuki lift dengan santai. Sama sekali tidak terlihat keberatan terhadap berat badan Ova dan juga tas Ova yang berada di lengan sampingnya. Memang huluk si Draco ini.

Sampai akhirnya kedua orang itu berada di depan lift. Draci berhenti sebentar dan menurunkan Ova di depan pintu. Ia menyuruh Ova membuka kodenya. Memang pintu apartemen di sini dibuka menggunakan pin atau sidik jari.

"Password lo apa?" tanya Draco sambil mengamati Ova yang sibuk menekan-nekan nomer.

"Kepo!" balas Ova.

"Ya udah kalau lo nggak mau kasih tau, kalau sampai lo kenapa-napa di dalam sana. Nggak gue tolongin," ujar Draco santai. Ova langsung melotot ke arahnya.

"Ih kok gitu sih?" kesal Ova. "Ya udah, Ova kasih tahu passwordnya. Inget!!" ucap Ova.

"30052005," ucap Ova.

"Tanggal lahir lo?" Ova pun langsung menganggukan kepalanya begitu saja. "Karena selain itu, Ova nggak inget tanggal lain," ucap Ova.

"Kenapa?" tanya Draco bingung.

"Terlalu bersejarah mungkin," balas Ova asal.

Sejarah dimana dunia Ova hancur untuk selamanya, batin Ova.

Gadis itu langsung melangkah begitu saja memasuki ruangan apartemennya. Ova melupakan bahwa kakinya masih terluka. Melihat itu Draco langsung panik. Karena, hampir saja Ova terjebab kalau tidak Draco menahannya dari belakang.

"Ceroboh, bego, tolol," hujat Draco. Ova langsung menatap wajah Draco begitu juga Draco. Mereka saling bertatapan untuk sekian detik.

"Em-kak!" panggil Ova. Ova sedang menaik-naikkan kakinya karena Draco tak kunjung membantunya berdiri kembali.

"Berdiriin Ova dong, kaki Ova sakit tau," lanjut Ova. Draco tersentak, ia langsung membantu Ova berdiri.

Setelah keduanya berhasil berdiri Draco membantu Ova untuk duduk di sofa. "Makannya kalau mau ngapain-ngapain itu mikir dua kali dulu," nasihat Draco.

Dream Catcher & Black Shoes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang