49.Kenapa?

157 43 54
                                    

"Lo gak papa?" Sally tampak khawatir melihat jari telunjuk Yonna berdarah.

"Duh darahnya keluar mulu lagi" lanjutnya.

"Ke uks sekarang" Alan tiba-tiba saja datang dan menariknya pergi.

"Kak Alan gue-" Elvi tak jadi melanjutkan ucapannya, Alan sudah terlalu jauh dari tempatnya duduk.









































"Aish gak papa kali, cuma bolong kecil doang kok nih jari"

Alan menyentil jidat Yonna membuatnya kembali terpekik kesakitan.

"Tetap aja harus di obatin"

Yonna tak menggubris, kenapa orang-orang suka sekali memukulnya seenak jidat mereka.

"Udah, lo punya masalah apa?" Tanya Alan membuat Yonna kebingungan.

Cukup lama ia berusaha mencerna pertanyaan tersebut.

Hingga Alan menjentikkan jarinya di depan Yonna.

"Jawab"

"Hah? Oh..tadi Elvi gak sengaja nusuk ujung garpunya ke gue" ucap Yonna kemudian.

"Yakin?"

Yonna mengangguk.

"Lain kali hati-hati" lagi, Yonna kembali mengangguk.







































"Aish Alan ngapain sih sok-sok an ikut ekskul segala, gue jadi gak ada teman sekarang"

"Yon-" Giandra yang hendak menghampiri Yonna dan memanggilnya terhenti.

Setelah melihat Yonna terjatuh ke sebuah pot yang berisi kaktus.

"Yonna!"

Yang di panggil menoleh, dan berusaha berdiri.

Elvi dengan cepat membantu Yonna dengan mengulurkan kedua tangannya.

"Yon lo gak papa?" Yonna terdiam beberapa saat, kemudian menjawab dengan gelagapan.

"Ah gak papa.."

Giandra menarik Yonna menjauh dari Elvi.

"Lo ngapain duduk di pot yang ada kaktusnya? Kurang kerjaan apa udah gak ada otak?"

"Astaga lo pikir gue sengaja? Sakit tahu, nih lihat!" Yonna mencopot satu di antara beberapa duri kaktus yang menancap di kedua tangannya.

Beruntung ketika ia menjadi hantu lagi maka semua luka akan menghilang.

"Terus kenapa lo bisa duduk di sana?"

"Woi!" Giandra berhasil membuyarkan lamunan Yonna.

"Eh? Hah? Tunggu.. sejak kapan lo jadi kepo urusan gue?" Tanya Yonna mengintimidasi.

"Huh..serah" Giandra mengusap wajahnya kasar kemudian pergi.

Apa Elvi sengaja ya dorong gue tadi? Tapi..gak mungkin -batin Yonna.






























"Tangan lo kenapa lagi?" Alan membolak- balik lengan Yonna, melihat semua bintik di tangannya.

"Hehe habis ketusuk duri kaktus di halaman samping sekolah"

Alan menggeleng "makanya jangan banyak tingkah"

"Idih, lo nya aja yang gak tau apa-apa"

"Apa?"

"Kepo"

"Cepat kasih tahu"

"Ih maksa ya?"

"Ya"

"Panggil gue 'kakak cantik' dulu, baru gue kasih tahu"

Alan kesal tapi gemas, juga penasaran ya sudah dituruti saja permintaan Yonna.

"Kakak cantik ada apa hm?"

Yonna cekikikan mendengarnya.

Cantik sih tapi banyak tingkah -lanjut Alan dalam hati.

"Hm..gue gak yakin sih, tapi awas lo marah ke orangnya. Kayaknya sih Elvi gak sengaja dorong gue, gak mungkin lah sengaja"

"Elvi lagi?" Alan menaikkan sebelah alis matanya.

Yonna mengangguk pelan, menarik ujung sweater yang dikenakan Alan.

"Awas lo marah ke dia, gue yakin dia gak bermaksud apa-apa"

Alan menarik sweaternya.

"Ngapain marahin dia? Buat lo? Haha mimpi"

Yonna menatap Alan sinis.

"Ya udah bagus, diam aja."




































Keesokan harinya, tanpa sepengetahuan Yonna, Alan pergi menemui Elvi.

"Lo ada masalah apa sama Yonna?" Tanya Alan langsung ke intinya.

"Ma..maksud kakak?"

"Katanya lo dorong dia kemarin, waktu itu juga lo nusuk jari dia pakai garpu, kenapa?"

Elvi gelagapan seperti orang kebingungan.

Tatapan Alan begitu membuatnya takut, apalagi jarak mereka lumayan dekat.

"Ekhem!! Uhuy! Ngapain tuh!" Sahut Yonna.

Alan menjauhkan dirinya dari Elvi.

"Gak usah mikir macem-macem, ikut gue"  Alan menarik Yonna pergi dari sana.

How To Comeback 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang