2.Yonna

708 110 17
                                    

"Ehh apaan sih?! Lepasin tangan gue!" Kimi berusaha kabur dari Reven namun sepertinya nihil.

Tak lama Reven berhenti tepat di tempat tadi Kimi baru terbangun.

"Ngapain? OHH! Lo tahu ya gimana cara supaya gue bisa pulang? Please kasih tahu please yaa" mohon Kimi.

Reven menatap Kimi. Pulang kemana yang di maksud gadis itu?

Ngapain nih orang liatin gue? Mana serem lagi mukanya putih gitu -pikir Kimi.

"Lo tahu kenapa mereka ramai di sana?" Tanya Reven.

"Enggak tahulah, gak peduli juga" jawab Kimi sembari mengendikkan bahunya ke atas.

Reven menggelengkan kepalanya.

Tiba-tiba ambulans datang, terlihat beberapa orang panik sekaligus sedikit lega.

Dan betapa terkejutnya Kimi begitu seseorang di angkat menuju mobil ambulans.

Melihat orang yang sedang tidak sadarkan diri di angkut membuat Kimi mundur beberapa langkah.

"Gak..gak mungkin.." gumamnya.

Tanpa sadar Kimi menangis sekarang.

Ambulans tersebut bergegas pergi, Reven dengan cepat menarik Kimi untuk ikut masuk ke dalam mobil ambulans.

"Ngapain lo nutup mata? Takut?"

Kimi mengangguk.

"Tadi aja sok sok-an heboh"

Kimi menangis dan tangisannya semakin menjadi-jadi karena perkataan Reven.

"Itu...gak mungkin..gue tadi masih ketemu abang gue dan gangguin dia huaaa! Gak mungkinn"

Reven jadi ingat tadi saat lagi berkeliling di jalan, tidak sengaja ia melihat seorang gadis tengah mengejar seseorang.

***

"Tung..tunggu!" Reven mendengar suara itu, dia jadi tertarik melihat-lihat.

Ternyata di depannya ada dua orang. Saling berseberangan.

"Kak tunggu!" Ucap gadis itu lagi.

Lelaki yang di suruh tunggu malah mengabaikannya dan terus berjalan lurus ke depan.

Mau tak mau, gadis itu segera menyebrang untuk menyusulnya.

"Kak! Aku suka sama kakak!"

Dia berhenti sebentar ketika mendengar perkataan gadis tersebut.

"Hilangin" gadis itu tak mengerti, jadi dia bertanya pada laki-laki tersebut.

"Maksud kakak?"

"Hilangin rasa suka lo itu" dia kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang ke rumah.

"Kak tung-"

Lelaki tersebut berhenti, dia jadi penasaran kenapa suara gadis yang mengejarnya tiba-tiba terhenti?

Saat laki-laki itu berbalik, dia sempat kaget tapi kemudian pergi dengan santai meninggalkan gadis tadi yang sudah terkapar di tengah jalan.

"Kk..kkak..tolong.." gadis itu mengharapkan bantuan, berusaha menggerakkan jari-jari tangannya namun itu terlalu menyakitkan.

Reven yang melihat langsung kejadian itu mengerjap beberapa kali.

Pasalnya ini bukan kecelakaan biasa, gadis itu terkapar di sana dengan tangan kanannya yang patah juga kepalanya yang bocor mengeluarkan banyak sekali darah hingga mengucur kemana-mana.

Dan jangan lupakan pipi kirinya yang sobek karena tertancap sesuatu dan saat terlindas mobil, itu menjadi goresan yang cukup panjang di pipinya.

Reven tak sempat melihat wajah gadis itu, dia jadi berpikir bagaimana cara memberitahu orang-orang? Sedangkan di daerah sana sudah sangat sepi.

Jadi Reven memutuskan pergi untuk mencari bantuan dengan cara menarik beberapa manusia ke sana.

Dan yah, Reven memancing orang-orang dengan berusaha menggerakkan barang yang ada di samping orang tersebut. Sampai orang itu kabur ke jalan tadi, tempat seorang gadis kecelakaan.

***

Jadi dia orangnya? -tanya Reven dalam hati.

Kimi masih setia menutup rapat-rapat matanya.

Dia tidak percaya pada apa yang dia lihat, rasanya ingin muntah bila di ingat-ingat.

Begitu mengerikan dan menjijikkan.

Tapi..kenapa wajah orang kecelakaan itu sedikit mirip dengannya? Entahlah Kimi tak yakin, masalahnya wajah orang itu sudah terluka parah, Kimi hanya berani melihat sekali.

"Duhh kenapa lo bawa gue ke sini sih?? Gue mau pulang!!" Kimi tak tahan, bau darah benar-benar membuatnya mual.

"Nama lo siapa?" Tanya Reven.

Kimi menggeleng, dia sudah di ajarkan untuk tidak memberitahu orang asing siapa namanya.

Reven menghela napasnya pelan.

"Baiklah, biar gue lihat sendiri nama lo!"

Kimi tak mengerti ucapannya.

Kimi mengintip melalui sela-sela jari tangannya.

"Ngapain lo!" Refleks Kimi memukul tangan Reven yang hampir membuka kain putih pada mayat itu.

Entahlah, mungkin saja mayat karena bentuknya saja sudah tak normal. Tidak mungkinkan sudah kecelakaan parah masih ada harapan untuk hidup?

Reven lagi-lagi menghela nafasnya.

"Psst, Fan lo lihat gak? Tadi kainnya kayak ke buka sedikit begitu" bisik salah satu pria yang duduk bersama Kimi juga.

"Ck, paling angin..kalo bukan juga wajarkan? Orang dia matinya aja gak selow gitu" jawab temannya yang di panggil Fan.

"Merinding gue"

Begitu terbuka setengah, Kimi cepat-cepat membelakangi mayat itu.

Sial, Reven berhasil membukanya.

"HUAAAA SETAN!" teriak pria tadi.

Fano, temannya cepat-cepat menutup kembali kain itu agar baunya tidak semakin menyengat.

"HUAA MAMA!" Kimi ikut teriak karena merasa ada yang memukul pundaknya.

"Yonna Micerra" Reven tersenyum puas begitu mengetahui nama gadis tadi.

"Apaan sih lo! Gak jelas!" Omel Kimi.

"Yonna, Yonna, lo napa bego banget sih ngejar cowok yang bahkan waktu lo sekarat aja dia nggak peduli sama sekali sama lo?"

Bentar bentar...maksud Reven apaan? Dia ngomong sama siapa dah? Yonna..
Kimi melotot, dia ingat nama itu.

Yonna Micerra!

Pemeran utama di novel horror yang di tulis oleh abangnya Kimi sendiri.

Iya! Kimi ingat sekarang! Seorang gadis bodoh yang mengejar laki-laki se-dingin kulkas itu tertabrak tewas dan menjadi arwah tidak tenang yang kemudian terus mengunjungi lelaki yang dia sukai itu diam-diam sampai akhirnya ia di usir oleh pengusir setan karena ketahuan memperhatikan orang yang dia suka. Secara manusia dan arwah itu kan sudah beda dimensi, maka hubungan keduanya sangat diberi jarak.

"Tunggu, lo..barusan ngomong sama hantunya Yonna apa gimana? Dimana dia? Please jangan nakut-nakutin gue" ujar Kimi.

Reven melongo tidak percaya.

Dia ini kenapa? Masa gak nyadar apa yang udah terjadi sama dia? Ini aneh..

How To Comeback 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang