11.Kepsek baru

390 75 35
                                    

Yonna sudah bosan mengikuti Reinaldo, lagi pula ada Reven yang akan menyelidikinya.

Jadi berakhir lah Yonna di ruangan kepsek.

Kenapa? Karena ada abangnya yang jadi kepsek di sekolah ini.

"Bang!" Panggil Yonna.

"Oo bang! Hellowwww Wesleyyyy yang jelekkkk lo tuli ya?"

"Oh iya maap lo kan gak punya indera ke-enam, lupa bang maap"

"Bang gue izin lihat-lihat pialanya ya bang? Gabut gue soalnya"

Yonna seperti orang gila sekarang karena terus menyerocos tidak jelas.

Abangnya pun asik membaca dokumen yang ada. Dia tidak sadar kehadiran adiknya di sini.

"Wahh keren.." gumam Yonna melihat semua piala yang terpampang jelas di sana.

"Btw jadi kangen piala di rumah" lanjutnya.

Eitss jangan kalian kira Yonna banyak bacot gini gak guna ya, justru dia sering aktif ikut lomba debat antar-sekolah dan acara lainnya, jadi jangan heran di rumahnya udah ada 10 piala kira-kira.

1 piala punya Yonna, sisanya punya Wesley.

"Bodo amat, pokoknya anggap aja itu semua piala gue."

Sudah bosan memandangi piala, Yonna jadi kepikiran sebuah ide yang cemerlang.

Di lambai-lambaikan tangannya tepat di muka sang abang kemudian dia sengaja menampol wajah abangnya yang lagi serius, walau nembus sih..

"Jiahahahahaha biasa di rumahkan elo yang suka jitak gue bang, sekarang giliran gue yang nampol lo habis-habisan"

Yonna melanjutkan aksi tampol-menampolnya sampai dia capek sendiri sadar gak sadar kalo udah nampol angin setengah jam lamanya.

"Huh..capek juga..balik ah mending tidur gue".

Waktu keluar dari ruang kepsek, Reinaldo tiba-tiba aja ada di depan ruangan itu.

Dan bahkan mereka bertatapan sebentar.

"Astaga! Kaget gue.." Reinaldo masuk ke ruang kepsek dengan melewatinya.

"Satu hal paling kampret pas jadi hantu ya gini...di lewatin seenaknya aja mentang-mentang gak terlihat dan nembus."
















"Kok gagal sih?" Yonna menampilkan wajah lusuhnya.

"Pas gue mau ke situ tiba-tiba kepala gue sakit banget, gue gak bisa tahan jadi ya gue nyerah aja"

"Cemen lu jadi cowok".

Reven menghela napasnya.

"Daripada lo, hantu kok takut hantu"

Skakmat.

"Eh psstt"

"Apa?"

Kenapa jadi bisik-bisik gini dah?

"Gue minta tolong lagi ya? Karena lo gagal, coba aja suruh Vero yang ke sana, dia kan gak kalah seram juga sama yang lain?"

Reven melotot mendengar ide gila Yonna.

"Lo pikir semudah itu buat nyuruh tuh mak lampir?"

"Siapa mak lampir?"

"Hwaaaaaaa!!" Teriak Reven dan Yonna bersamaan.

Vero kebiasaan, suka muncul mendadak trus sekarang malah nongol di tengah-tengah mereka'kan serem.

"Eh..gak kok hehe itu sih Yonna ketemu mak lampir tadi"

Yonna menatap Reven tidak terima.

Enak saja, itu sama aja doain dia kan?

"Eh enak aja! Reven tuh yang ketemu! Katanya dia jatuh cinta gitu sama mak lampirnya, diam-diam suka tuh si Reven"

Parah.

"Eh lo!" Hampir aja Reven ngelempar vas bunga yang ada di sampingnya ke Yonna.

"Stop, bacot lo berdua" Vero langsung menghilang entah kemana.

"Huhhh" keduanya pun bernafas lega.

Gak salah kan mereka ngasih julukan mak lampir ke Vero? Serem banget soalnya, mana jutek lagi.

"Eh jadi gimana? Ayolah bantu gue..masa gak bisa sih nyuruh Vero?"

"Ck ogah! Lo suruh aja sendiri!"

Yonna menampilkan wajah cemberutnya.

"Gak usah sok imut lo, kek tai babi tau gak?"

Prangg!

Vas bunga yang tadinya mau di lempar Reven malah jadi Yonna yang lempar ke dia.

Untung melesat.

"Siapa yang sok imut?! Lo tuh yang muka 11 12 kayak sapi"

Oke, sebelum Yonna emosi beneran mending Reven kabur.

Dalam hitungan satu detik Reven menghilang dari hadapan Yonna.

"Eh si anjir"





















































































"Oh jadi ini yang buat Reven gak bisa masuk ke sini"















double up xixixi.

How To Comeback 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang