32.Mama

201 44 15
                                    

"Sil, ayo makan! Gue udah capek-capek berusaha nyabutin daun biar bisa bayar loh, Sil" ujar Cindy penuh penekanan.

Sudah seharian Cindy mengumpulkan kekuatannya hanya untuk mengambil dedaunan yang bisa ia pakai untuk membayar makanan dan membeli barang lainnya.

"Lo aja yang makan, gue lagi gak selera"

Cindy mengangguk lesu.

"Ya udah, gue pergi makan dulu ya, bye.."
























"Pokoknya mama gak mau! Kan kamu sendiri yang menjadi penyebabnya, kenapa harus mama yang keluarin uang buat obatin kaki busuk kamu itu?"

"Kamu tahu? Mama sudah kerja seharian, dan kamu malah seenaknya minta uang buat beli obat? Kalau mau obat, cari uang sendiri!"

"Ta..tapi ma hiks..kaki Silsil sakit gak bisa gerak, barusan aja ngeluarin cairan bening lagi ma..kayaknya infeksi, kalau Silsil gak bisa jalan lagi gimana ma? Hiks"

"Haha! Itu karma kamu udah nyusahin mama!"

"Ma hiks..salah Silsil apa? Kenapa mama benci banget sama Silsil?"

"Gara-gara kamu! Dia pergi ninggalin mama!"

"Dia jahat ma...percaya sama Silsil"

"Terserah!"



























Ingatin itu terus datang menghantuinya.

"Kenapa mama gak percaya? Silsil sayang sama mama.."

Tes..

Air mata turun membasahi pipinya.

"Silsil!!! Yuhuuuu" mendengar Yonna datang memanggil, dengan cepat Silsil menghapus air matanya.

"I..iya?"

Yonna terlihat sangat bahagia.

"Nih gue beliin makanan, makan bareng yuk pleaseee" mohon Yonna.

"Sil kalau gak makan gue ngambek, kalau gue ngambek lo bakal gue kerjain habis-habisan."

Yonna terpaksa mengancamnya, dia dengar dari Cindy, Silsil akhir-akhir ini sering murung.

Silsil mengangguk pasrah.

"Gimana enak'kan? Gue udah selesai makan nih, ada janji sama temen ehe! gue pergi dulu ya Sil! Jangan murung terus sering-seringin senyum! Okay? byee"

Silsil tersenyum tipis menanggapinya.







***






"Napa lagi?" Reven terpaksa bertanya, wajah Yonna sekarang benar-benar membuatnya mual, jelek sekali jika sedang cemberut.

"Ehe! Akhirnya lo tanya juga! Rev! Bujuk Silsil sana gue udah bujuk tetep murung aja dia."

"Rev!"

"Ck, gue gak mau ikut campur masalah cewek"

"Aishh, gak setia kawan lo!"

"Sanaa bujuk dia" paksa Yonna mendorong bahu Reven ke samping.

"Astaga! Yon gue nyesal nerima lo jadi tamu baru di rumah gue! Baru kali ini ketemu hantu menyebalkan dan berisik kayak lo!"

Yonna cekikikan "tapi cantik kan? Ya udah sih sana pergi hush!"

Reven segera menghilang masuk ke dalam rumahnya, dia benar-benar tak tahan jika harus lama lama bersama Yonna.







***







"Ehh Alan!" Alan menoleh.

"Mau kemana?"

"Beli makan"

"Ikut!"

Alan kembali berjalan membiarkan Yonna mengikutinya dari belakang.



***



"Alan pelit!"

Yonna kesal, daritadi dia sudah memasukkan banyak snack pada keranjang belanja tapi malah ditaruh balik ke tempatnya sama Alan.

"Gak boleh makan banyak snack, satu aja."

Yonna tampak tak rela, tapi mau bagaimana lagi? Toh dia tidak punya uang sekarang.

"Hmph!" Yonna berjalan kesal dengan menghentakkan kakinya menuju pintu keluar.

Brukk!

"Augh" Yonna lupa, setelah kebiasaan menembus ruangan sana sini kini ia telah menjadi manusia di siang hari alhasil begitu ia ingin menembusi pintu malah ketabrak.

"Pfft" Yonna menatap Alan tajam setelah ketahuan menertawakannya.

"Sial banget hari ini, duh malu gue!" ucap Yonna sambil mengelus jidatnya.

Yonna melihat Alan menjulurkan tangannya.

"Cih!" Karena sudah terlanjur kesal, Yonna mengabaikan uluran tangan Alan.

"Alan pelitt!!" Yonna membuka pintu dan keluar dari supermarket.

How To Comeback 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang