1.Nyasar

882 112 17
                                    

Beberapa menit kemudian Kimi pun terbangun lagi dari tidurnya, tapi tunggu dulu!

"HAH!" Kimi kaget bangun-bangun di liatin orang banyak, apa-apaan nih.

Tanpa mikir panjang, Kimi langsung menyelinap kabur dari kerumunan orang yang merhatiin dia itu.

"Aneh banget sumpah, mereka siapa njir"

"Eh anjir ini dimana?" Kimi tampak berpikir sebentar seperti orang bego.

"Lah...EH WOI GUE DIMANA ANJIR" sekarang Kimi baru sadar sepenuhnya. Mungkin tadi rohnya belum ngumpul semua pas baru bangun.

"Tunggu...kok tadi gue tidur dijalan? Tengah jalan? Eh anjir gak lucu! Eh siapa yang ngelucu sih? Eh anjir gak jelass huaaaaa mama pengen pulangg"

Kimi melihat ke sekitarnya,

Siapa tau Kimi ngigau terus jalan gitu ke depan komplek..

Oke fix dia gak tau ini di mana.

"HUAAAAA GUE DIMANAAAA" teriaknya.

Dengan sesegukan Kimi kembali melihat ke kerumunan orang-orang tadi.

"Kok makin rame? Perasaan gue dah di sini jadi mereka di sana liatin apa ya?"

"Gak tau ah pusing, mending cari jalan pulang"

Dengan berat hati Kimi melangkah ke sembarang arah, dan saat berada di jalan yang cukup sepi sempat membuat Kimi merinding sendiri.

Kimi melihat ke kanan dan ke kiri, asekk eh.

Dan tanpa sengaja hampir menabrak seseorang yang berjalan di depannya.

Kimi menoleh sebentar kemudian mengangkat kedua bahunya tanda tidak peduli.

Namun orang itu berhenti.

Membalikkan badannya menghadap Kimi.

"Eh lo"

Mendengar itu, Kimi refleks menoleh.

"Gue?" Tanya Kimi sambil menunjuk dirinya sendiri.

Cowok itu mengangguk.

"Gak ada orang lain lagi di sini"

Tidak ada angin tidak ada hujan cowok itu kaget melihat Kimi tiba-tiba lari begitu melihatnya.

"Lah? Eh tunggu woi!" Teriak cowok itu.

Si anjir jangan-jangan gue mau diculik lagi, secarakan gue cantik dan imut -pikir Kimi masih sambil lari.

Merasa dirinya sudah berlari cukup jauh, Kimi pun memutuskan untuk istirahat sebentar.

"Aduhh sial banget, salah muka gue juga sih terlalu cantik jadi banyak yang pengen nyulik kan ish" gumam Kimi.

"Pede lo"

"Huaaa anjir! Setan!" Teriak Kimi refleks.

"Kok kaget? Bukannya lo juga-"

"Lo juga, lo juga APA HAH?! Bikin kaget aja lo, ngapain sihhh lo ngejar gue? Iya gue tau gue cantik, imut lagi tap-"

"Cantik? Tunggu.. coba deh lo ngaca! Muka lo masih banyak darahnya mana sobek lagi pipi kiri lo, masih aja narsis" potong cowok aneh itu.

"Ehh si anjir ya! Enak aja lo kalo ngomong!" Kimi tak segan-segan memukul lengan cowok tersebut.

"Lah emang bener! Ngaca nih!" Cowok itu mengeluarkan cermin aneh yang entah darimana ia bawa.

"HAH?! SETAN! HANTU! I..ITU SIAPA YANG DICERMIN??" Kimi heboh sendiri jadinya.

Cowok itu memutar bola matanya malas.

Kayaknya nih orang gak nyadar, miris. -pikir si cowok.

"Kenalin nama gue Reven, gue meninggal karena di dorong sama...abang gue sendiri" terlihat raut wajah Reven berubah dari biasa saja menjadi sedikit sedih habis mengenang sesuatu.

"HAHAHAHAHA BEGO BANGET, siapa yang bakal percaya?! Kalo emang lo udah mati, harusnya gue gak bisa mukul lo tadi! boong pinter dikit kek"

Cowok itu menatap Kimi datar.

"Lo mau tau kenapa lo bisa mukul gue tadi?"

Kimi tampak tidak peduli.

"Karena lo juga udah mati"

Kimi melotot sekarang.

"EH SIALAN LO! SIAPA SIH LO HAH?! BERANI-BERANINYA DOAIN GUE MATI! Orang tadi gue habis ketiduran di tengah jalan" protes Kimi tak terima.

Reven menggeleng.

Orang seperti ini memang susah di kasih tahu, harus liat sendiri dulu kali ya baru percaya.

Dan akhirnya Reven terpikir sebuah ide.

"Ayo ikut gue" ucapnya sambil menarik Kimi kesuatu tempat.

How To Comeback 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang