18.Semua tidak jelas

306 63 37
                                    

"Ihh sorry Lan, gue lupaa"

Setengah jam sudah Yonna mengikuti Alan kemana-mana di sekolah.

"Gue lupa beneran deh, maaf ya maaf.."

Yonna benar-benar lupa akan janjinya untuk menolong Vero bersama-sama Alan. Ia akui dirinya telah melakukan sebuah kesalahan. Mengabaikan temannya sendiri, Yonna menyesal akan perbuatannya sendiri.

"Temen macam apa lo? Lebih mentingin cowok dari pada temennya sendiri." celetuk Alan kelewat kesal.

Yonna terdiam menunduk.

"Maaf"

Kalau di pikir-pikir, tidak salah Alan mengatakan hal itu. Yonna jadi merasa amat bersalah sekarang, coba saja dia tidak sampai lupa waktu kemarin. Akhirnya Yonna pun pergi, dia sedang ingin sendiri sekarang..merenungkan kesalahannya.







"Nyesel lo?"

Alan malah menghampirinya sekarang.

Yonna berjongkok di lantai sambil memainkan sebuah tanaman kecil.

Tak berniat menjawab pertanyaan Alan.

Dari ekor matanya, ia lihat Alan ikut berjongkok di sampingnya.

"Tapi bagus juga lo pergi kemarin, jadi gue punya banyak waktu buat menolong teman lo di sana"

Yonna tak mengerti, apa maksudnya? Jangan-jangan..

"Gue cuma mau ngasih tahu, lo gak boleh suka sama cowok itu" ucap Alan serius.

"Kenapa? Lo cemburu?" Yonna pun berucap serius tapi membuat Alan jengkel akan pertanyaannya.

"Terserah! Lo harus tahu lo sama dia itu sudah beda alam, dan 1 hal lagi gue rasa lebih baik lo tahu nya langsung dari teman lo aja" Alan pun pergi meninggalkan Yonna sendirian.

Yonna tampak berpikir sebentar, setelah mengerti ia segera berlari pulang ke rumahnya-lebih tepatnya rumah Reven yang ia tempati saat ini.

"Vero???!!! Vero mana Vero?!!" Teriak Yonna tak sabar bertemu temannya, Vero.

Kriett

Pintu terbuka, terlihat Vero sedang duduk dengan di kipasin depan mukanya oleh Cindy dan Silsil.

Sedangkan Mira nyuapin Vero makan mie kesukaannya serta Reven juga sibuk mengobati luka-luka di tangan Vero.

Yonna menunduk semakin merasa bersalah, semua sedang sibuk sekarang tapi dia malah enak-enak berkeliaran di luar.

Dengan pelan Yonna berjalan menuju arah Vero duduk.

"Ma-"

"Gak perlu"

Sakit.

Rasanya sakit ketika Vero bilang seperti itu, padahal Yonna belum selesai minta maaf padanya.

Apa Vero benci banget ya sama dia?

"Lo gak salah apa-apa dan gue benci orang yang gak ada salah malah minta maaf mulu" Yonna hampir menangis terharu mendengarnya.

"Btw...lo kenapa hilang selama ini?" Tanya Yonna memberanikan diri.

Reven menoleh "dia nyari tahu tentang belakang sekolah Yon, yang waktu itu lo bilang."

Yonna kaget.

"Habis itu dia malah ketahuan sama seseorang terus di sekap di sana makanya Vero gak bisa keluar" lanjut Cindy.

Silsil pun ikut menambahkan "untung ada cogan yang membantu Vero keluar dari sana, btw dia tahu dari mana ya?"

Yonna menggeleng.

"Gue jadi makin merasa bersalah Ver, di saat lo berniat bantuin gue, gue malah seenaknya biarin lo menghilang gitu aja..maaf"

Yonna merasa tak enak berada di sana lama-lama, jadi dia pergi saja.

Sekarang ia berada di balkon tempat mereka makan pertama kali, ya hampir setiap ruangan di sini memiliki balkon kecuali wc.

"Hufftt..kok lo jadi gini sih astagaa! Sadar sadarr! Teman lo semua pada bantuin lo! Tapi lo sendiri? Ck!" Yonna kesal pada dirinya sendiri.

"Huhh...gue orangnya repotin banget ya memang? Nggak cuma di dunia asli tempat gue lahir, tapi bahkan di sini gue repotin hantu juga" Cukup lama ia termenung di sana sendirian sampai seseorang datang padanya.

"Reinaldo pacar lo?"

"Vero?Ah..bukan..
gue..cuma..sempat suka sama dia" Yonna hanya mengatakan sesuai isi novelnya.

"Baguslah, kalau gitu lo gak boleh ketemu dia lagi."

"Maksud?"

Yonna tidak mengerti, kenapa tiba-tiba? Memutuskan sesuatu yang bisa dibilang tidak ada urusannya dengan Vero?

"Pokoknya dia bukan cowok baik-baik, jauhin" suruh Vero.

Yonna tidak menjawab.

Iya sih dia nyebelin kadang..tapi..selama ini cukup baik kok, kenapa Vero tiba-tiba aja ngelarang gue dekat Reinaldo? -pikir Yonna.

"Gak usah mikir yang lain-lain, cukup ingat kalimat gue tadi" setelahnya Vero menghilang dari sana.

"Haduhh pusing gue! Pengin pulang aja! Semua suka sekali berbicara tidak jelas, susah ya emang langsung ke intinya saja? Tadi Alan yang nggak jelas sekarang Vero hhh capek gue di sini, yang ada gue gila duluan di banding Reinaldo" Yonna menjambak rambutnya frustasi.

"Sabar..huftt, jangan kebawa emosi! Semua bakal baik-baik saja asalkan gue menjalaninya dengan tenang. Persis seperti yang di ucapkan bang Wesley ke gue dulu. Oke, sabar..tenang.."

Reven cekikikan di belakang sana, melihat Yonna yang sedang fokus berbicara pada dirinya sendiri membuat lelaki tersebut mendapat sebuah ide untuk menjahili gadis itu.

"BAA!!"

"AA!"

Rencana Reven mengejutkan gadis tersebut berhasil! Ia pun tidak segan-segan menertawainya.

"Reven!!!!"

"Bhahaha! Ampun, lagian lo sih serius amat ngomong sama diri sendiri. Dikira gila sama hantu lain lo bisa-bisa!"

Yonna tidak mau ambil pusing, ia menatap Reven jengkel.

"Gue lapar, ayo traktir gue makan!" ucapnya kemudian dengan bersemangat.

Reven tercengang.

"Ha-harusnya gue gak usah datangin lo aja tadi.."

"Hm? Apa lo bilang? Coba ulangi" tanya Yonna pura-pura tuli.

"Bukan apa-apa, ya sudah ayo" jawab Reven pasrah.

Yonna dengan senang hati menarik lengan lelaki tersebut dan berlari kecil menuju tempat makan yang ingin ia coba di sekitar rumah besar milik Reven ini.

Sebenarnya yang mereka tinggali adalah sebuah mansion terbengkalai, namun Yonna lebih nyaman menyebutnya rumah.

Walau terbengkalai, setidaknya bagi para hantu di dimensi mereka, tempat ini sangatlah mewah dan hidup.

Selalu ramai dengan hantu-hantu lain yang beraktivitas layaknya seorang manusia.

Sejujurnya, Yonna merasa beruntung memiliki teman hantu yang baik seperti Reven.

Lelaki itu tidak hanya menampungnya, tetapi juga hantu lain yang kehilangan arah. Ia menerima semuanya dengan baik tanpa melihat bentuk asli mereka yang bisa dikatakan banyak yang mengerikan.

Mungkin saja lelaki itu memang sudah terbiasa melihat makhluk-makhluk mengerikan tersebut sehingga ia tidak pernah kaget ketika ada yang suka sekali tiba-tiba muncul di depan mata.

Sepertinya Yonna harus belajar banyak dari lelaki itu.

How To Comeback 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang