30.Owen

205 48 41
                                    

Alan menatap keduanya, Yonna hanya menaikkan kedua alisnya.

"Masuk" Yonna langsung melenggang masuk ke dalam rumah Alan.

Reven mengamati seluruh isi rumah.

Sampai ia melihat ruangan yang pintunya rusak parah, Reven pun bertanya ke Alan.

"Ini?"

Alan mengangguk "maaf, harusnya gue bisa jaga dengan baik."

Reven tersenyum tipis "Jadi benar jin itu berasal dari sini?"

"Iya, tapi dia pake badan abang gue.."

"Maksudnya?" Tanya Yonna tiba-tiba ada disamping Alan.

Alan menunduk "ke ruang tamu aja."






















Throwback

"Gak mungkin Alan...abang kamu itu sehat-sehat aja"

Alan menatap pilu ibunya.

"Abang udah gak ada bu.."

Ibu mendorong keras Alan hingga terjatuh.

"GAK! Dia baik-baik aja Alan! Kamu jangan sembarangan! Kemarin pagi dia masih bercanda sama ibu! Gak mungkin!"

Alan berusaha sabar, sudah tiga hari ibunya seperti ini. Alan bangkit berdiri dan memeluk ibunya.

"Lepas! Kamu pasti iri kan liat ibu lebih dekat sama abang?!" Ibu terus memojokkan Alan.

Membuat hatinya sedikit sakit.

Walau memang kenyataan, ibunya lebih peduli pada abangnya daripada dia. Tapi Alan tidak pernah iri sekalipun.

Lagian, abangnya sangat baik padanya.

"Bu, ayo makan" ucap Alan menyodorkan sesuap bubur.

Prang!!

"Ibu gak akan makan sebelum abang kamu pulang!" Ucap ibu setelah menyingkirkan piring itu dari tangan Alan sampai pecah jatuh ke lantai.

***

Seminggu kemudian, ibunya sudah baikan bahkan terlihat seperti dulu saat abangnya masih hidup. Alan bingung harus bahagia atau malah khawatir.

"Bu?"

"Alan! Abang kamu bakal kembali! Dia udah janji sama ibu bakal buat abang hidup lagi!"

Alan tak mengerti, apa maksud perkataan ibunya?

"Owen!!!" Seru ibu melihat Owen datang dari balik pintu rumah.

"Owen! Astaga ibu kangen kamu nak, kamu jangan pergi lagi ya?"

Alan kaget, bagaimana bisa abangnya yang sudah meninggal bahkan di kubur hidup kembali?

"Bu" panggil Alan.

"Alan, kamu pergi dulu ya? Ibu mau makan berdua saja sama Owen abang kamu, sudah lama gak makan bareng" usir ibunya halus.

Namun itu sukses membuat Alan sakit hati.

Kenapa susah sekali berlaku adil pada keduanya?

"Owen, ayo makan" Owen tersenyum dan duduk di meja makan.

Alan tidak sanggup melihatnya, jadi dia lebih memilih pergi keluar sebentar.



***




Dua jam kemudian ketika Alan pulang ke rumah bersama neneknya, sesuatu yang tak terduga menghampiri mereka.

Alan melihat jelas didepan matanya, ibu kesayangannya telah tewas di makan Owen, abangnya sendiri.

Alan menarik kerah baju Owen, meninju wajahnya sekali.

"Gila!"

Owen menyeka sudut bibirnya yang masih dipenuhi darah.

"Alan, hati-hati..dia bukan abangmu, dia adalah jin yang suka memakan daging manusia lebih tepatnya perempuan" peringat neneknya.

Nenek dengan cepat membaca sesuatu dalam hati dan melemparkan sebuah jimat pada badan Owen, membuat Owen tak bisa bergerak bahkan dia kesakitan.

"Alan ayo kurung dia di kamar Owen!"

Alan memegang kedua tangan Owen dan mendorongnya ke dalam kamar.

Nenek pun mengunci kamar tersebut.

"Alan, selama rantai ini tidak terbuka maka manusia seperti kita akan aman, tapi jika rantai ini terbuka...akan sulit untuk mengurungnya kembali,"

"Rantai ini hanya bisa dibuka dengan mengoleskan sedikit darah manusia, usahakan jika kau terluka jangan sampai darahmu terkena rantai ini" lanjut nenek.

Alan mengangguk.

"Ibumu sudah tidak waras...dia meminta bantuan setan tanpa sepengetahuanku, dan inilah akibatnya."

Alan meneteskan air matanya, bagaimana bisa ibu yang begitu ia cintai mati mengenaskan seperti ini?

Setelah abangnya mati tertabrak dan hidup kembali karena jin. Ibu Alan dan Owen telah mati karena perbuatannya sendiri.

Throwback off






"Yang sabar Lan" Yonna mengelus pundak Alan walau tembus seperti biasa.

"Sekarang yang terpenting kita harus ngurung dia lagi" ucap Reven.

Yonna mengangguk setuju.

"Gue rasa gak cukup kalau cuma ngurung dia, lebih baik sekalian kita musnahkan dia" Alan akhirnya bersuara lagi.

"Iya! Tapi.. gue baru tahu nenek itu ternyata nenek lo" Alan menoleh dan tersenyum.

"Maafin nenek, dia udah cerita semua ke gue, dan karena masih merasa bersalah dia nyuruh gue buat ngawasin lo dengan kata lain jagain lo diam-diam waktu itu."

"Ouu..gue kira lo sendiri yang mau jaga gue, secarakan gue-"

"Tai babi, ya udah Lan kita pulang dulu, kalo lo nemu solusi kasih tahu gue aja" potong Reven.

Yonna menggigit bibir bawahnya sendiri karena menahan kesal.

"Awas lo Rev!" gumam Yonna bisa didengar Alan yang disampingnya.

"Yonna disini aja gimana?" Yonna sontak menoleh.

"Buat?"

"Ada yang mau gue omongin" Yonna tampak berpikir sebentar sebelum mengangguk.

"Okay deh"

"Awas lo macem-macem" peringat Reven kemudian menghilang dari keduanya.

"Mau ngomong apa?" Yonna mengabaikan peringatan Reven.

Entah mengapa Reven akhir-akhir ini semakin menyebalkan.

"Yon, kalau lo mau bagi rahasia lo ke gue, kapanpun gue siap dengar dari lo langsung dibanding denger dari orang lain."

Walau gue udah tahu dari orang lain duluan -batin Alan.

Yonna gelagapan.

Maksud dia apa? Jangan-jangan dia tahu lagi gue bukan Yonna yang asli? -pikir Yonna dalam hati.

"Yon" panggil Alan.

"Ah? Oh...eum iya okay, ya udah gue tidur dulu dah ngantuk, bye!"

Yonna masuk ke dalam boneka tempatnya beristirahat.

Kenapa lo gak mau ngasih tahu gue?

How To Comeback 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang