40.Ayah

199 43 31
                                    

"Yonna" panggil Cindy.

Yonna tersentak mendengar namanya dipanggil, sudah seharian ini Cindy tak bicara padanya dan sekarang mendadak memanggilnya, apa ada sesuatu?

"Sini" Yonna berjalan mendekati Cindy.

"Kena-"

"Ayah lo sayang gak sama lo?" Potong Cindy.

"Ah? Sa..eh ortu gue udah meninggal lama, gue lupa mereka sayang atau enggak sama gue."

Amit-amit meninggal, inikan yang di tanya ortu Yonna bukan gue yang asli -lanjut Yonna dalam hati.

Cindy mengangguk.

"Ayah gue beda Yon, dia benci sama gue..gue salah apa ya?"

Yonna menunduk, dia harus jawab apa sekarang?

Ah..Yonna memang payah dalam menghibur orang lain.

"Cin, gue bakal bantu cari tahu kalo emang lo mau cerita sama gue"

Cindy menunduk kemudian menatap Yonna datar.

"Gue..hh..baiklah"
































***

"Tapi pa, dia kan anak aku, harusnya warisan papa kasih ke aku biar nanti dia mau apa tinggal aku kasih ke dia"

"Enggak, kamu pikir papa tidak tahu kelakuanmu? Kamu sudah meninggalkan ibunya dan papa juga tahu kamu ingin merawatnya karena papa akan memberikan warisan papa padanya, benar bukan? Ayah macam apa kamu!"

Vernon mengepalkan tangannya kuat.

Dia berjalan maju dan meninju ayahnya sendiri yang sudah mulai lanjut usia.

Cindy yang mendengar pertikaian keduanya segera melerai.

"Cindy! Awas!"

Cindy menggeleng kuat sambil menunduk karena takut.

Sudah biasa ia di pukuli, tapi entahlah hari ini ia benar-benar merasakan firasat buruk.

Vernon, ayahnya menarik rambut Cindy dengan kuat dan mendorongnya hingga terjatuh.

"Vernon! Kamu sudah gila!"

"Iya! Ini semua karena kau! Apa susahnya memberikan harta warisan padaku? Aku anak kandungmu! Dia hanya cucumu yang tidak berguna!"

"Tidak berguna? Kau yang tidak berguna Vernon!"

Vernon menarik kerah baju ayahnya dan meninjunya sekali lagi.

"Kakek!" Cindy berlari memastikan kondisi kakeknya masih baik-baik saja.

Tangan kanannya sudah memegang bahu sang kakek, namun ayahnya menarik Cindy pergi.

"Anak tak berguna! Sialan!"

Prang!!

Vernon memecahkan sebotol arak di tangannya dan pecahan botol itu ia arahkan ke Cindy.

"Cindy!!" Teriak kakek bersusah payah.

"Ugh..kakek.." tak lama kemudian Cindy pingsan.

Begitu ia bangun tercium bau asap yang membuatnya sesak.

"Uhuk uhuk..kakek?" Cindy berusaha membuka kedua matanya, kepalanya terus mengalirkan darah.

Cindy kaget melihat sekitarnya sudah dipenuhi api.

"Hh...Capek, panas.."

"Semoga kakek baik-baik saja" ucap Cindy sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

***

"Jadi..papa lo lagi dalam kondisi mabuk waktu itu? Dan ngebunuh lo..."

Cindy mengangguk.

"Pas gue bangun, badan gue rasanya ringan banget dan gue liat Nathan.."

Cindy meneguk air ludahnya dengan bersusah payah.

"Dia nangis..nyariin gue"

"Tunggu..kenapa dia bisa pas gitu besoknya datang? Emang ada yang ngasih tahu dia soal lo?"

How To Comeback 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang