Bonchap Last

215 38 70
                                    

"Michael!!!!" Orang yang di teriaki berusaha menutup kedua telinganya dan menahan tawa.

"Iya sayang?" Jawabnya kemudian diiringi tawa.

"Udah gue bilang jangan kayak gitu! Jadi diri lo sendiri aja"

"Kenapa? Kan lo suka dulu" Vero memutar bola matanya malas.

"Ya kan dulu, tapi pas tau aslinya lo lebih keren kenapa nggak?"

Michael pura-pura murung "ya udah gue ganti bajunya, sabar ya cantik"

Vero menatapnya sinis dan duduk di sofa "Gila aja ngajak ke mall malah pake baju ketat celananya naik banget lagi, trus pake kacamata modelan kakek nenek aduhhh bisa stress gue"

Beginilah Vero jika sudah bersama orang yang dia sayangi, omelannya bisa sampai 24 jam. Memang dari luar ia tampak dingin, tapi aslinya dia sangat penyayang dan perhatian.

"Dah" Michael keluar dari kamar dengan muka juteknya.

Sementara Vero bertepuk tangan karena saking senangnya.

Pakaian yang dikenakan Michael sekarang jauh lebih baik, mirip seorang dancer.

"Oke yuk jalan!" Vero segera merangkul tangan Michael.

Michael berdecih kemudian mencubit pipi Vero dengan gemas.

"Senang lo?" Vero mengangguk kegirangan.

"Udah gak anti sama cowok modelan begini?"

Vero menggeleng "khusus lo nggak, asal jangan mantan gue dulu"

Michael tertawa mendengarnya.

Hari itu full seharian mereka habiskan untuk bersenang-senang di mall.









































"Bang, Sally pergi dulu sama Elvi" pamit Sally pada Nathan.

Nathan yang sibuk mengetik dokumen hanya mengangguk.

"Jangan pulang kemalaman." Pesannya.


Ting tong


Suara bell terdengar, tepat saat Sally membuka pintu.

"Eh kak Cindy"

Cindy tersenyum ramah dan melambaikan tangannya sebentar.

"Haii, mau keluar ya?" Pertanyaan itu diangguki Sally.

"Bang Nathan ada didalam kok, masuk aja" Cindy tersenyum mengiyakan.







"Hai ganteng" sapa Cindy.

Nathan menoleh dan segera menutup laptopnya.

"Lagi kerjakan? Gak apa kali lanjut aja, gue tunggu sampe selesai" Nathan menggeleng, memeluk Cindy dengan manja.

"Gue gak mau sia-siain waktu sama lo"

Baiklah. Hanya dengan Cindy dia menggunakan gue-lo. Katanya sih bentuk rasa sayangnya.

Cindy terkekeh "ya udah, btw udah lama gak makan masakan lo"

Nathan masih diam tak bergerak dipelukannya.

"Hm mau makan apa?"

Cindy tampak berpikir "makan...nasi goreng kayak biasa satu mas" ejeknya seolah Nathan adalah penjual nasgor didepan gang rumahnya yang sekarang.

"Dasar, yaudah tunggu bentar ya neng cantik, laptopnya jangan diotak-atik kerjaannya belum disave"

Cindy mengangguk dan tertawa geli.

30 menit kemudian nasgor pun sudah siap dan mereka makan berdua dilanjutkan Cindy yang memaksa Nathan menyelesaikan pekerjaannya dulu.

Tanpa berlama-lama Nathan langsung mengerjakan dokumennya yang sisa sedikit lagi. Setelah itu mereka pergi keluar menuju tempat favorit mereka berdua, disebuah taman kota.





Terdapat seorang pria muda memakai jas yang rapi sedang duduk dibangku taman, sepertinya dia habis pulang kerja. Orang itu terlihat asik membaca buku.

"Kok gue gak asing ya sama orang itu" Nathan menghalangi pandangan Cindy dengan tangannya.

"Jangan lirik yang lain dong" Cindy terkekeh melanjutkan langkahnya bersama Nathan kekasihnya.

Orang berpakaian rapi itu menutup bukunya dan menyibak rambutnya ke atas.

"Hm peran gue oke juga dibuku ini, haha"

Dia kemudian memasukkan buku tersebut ke dalam tasnya dan melangkah pergi menuju mobil pribadi.

Namun sebuah telepon membuatnya menghentikan langkahnya untuk masuk kedalam mobil.

"Reven, meeting bentar lagi dimulai, lo jadi CEO jangan sampe telat" terdengar suara dari seberang sana.

Reven tersenyum "iya tunggu 10 menit lagi"

Reven menutup telpon dan segera masuk melajukan mobilnya.




















































Oky ini last bonchap.

Sampe ketemu di cerita author yang lainnya xixixi.

Bye 🌼

How To Comeback 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang