20.Jauh

286 60 35
                                    

Reinaldo menggeleng.

"Gak, buang rasa suka lo..gue capek Yon."

Kenapa Yonna gak mengerti maksudnya?

"Pokoknya lo nggak usah suka gue lagi, cukup waktu lo hidup aja" Yonna menatap Reinaldo sedikit kecewa.

Yonna akui, dia mendadak menjadi labil dan baru saja ia mengatakan ingin terus menyukai lelaki tersebut.

Ia akui ia telah lalai dalam tujuan balas dendamnya.

"Giandra..lo suruh gue manggil lo dengan panggilan itu kan? Giandra, lo..nolak gue gitu maksudnya? Gue ganggu lo banget ya waktu gue masih hidup? Oh...bahkan waktu gue mati juga masih gangguin lo?...maaf"

Reinaldo refleks memeluknya.

Yonna yang terlanjur kecewa dengan cepat melepaskan pelukan Reinaldo dan pergi dari sana.

Kalau lo ngelarang gue suka sama lo, kenapa pake peluk gue segala? Lo gak takut rasa suka gue sama lo semakin dalam? -Yonna terus memikirkan hal itu sambil menangis di jalan.

"Sialan, bisa-bisanya gue sakit hati di novel ini ah bodoh! Ingat! Tujuan awal lo kan buat balas dendam! Kenapa malah jadi berbalik lo yang suka sama dia sih?! Payah" umpat Yonna pada dirinya sendiri.

Di pertengahan jalan, seseorang tiba-tiba menariknya ke sebuah bangku dan duduk di sana.

"Apaan sih lo?!"

"Gak jelas!"

"Semuanya nggak ada yang jelas di sini!"

"Payah!"

Orang itu Alan, kini dia sedang di marahi oleh Yonna. Padahal, ia tidak berbuat salah apapun.

Namun, lelaki itu sama sekali tidak mempermasalahkannya.

"Entah kenapa tapi gue rasa memang bagusnya lo sakit hatinya sekarang dari pada nanti."

Lagi-lagi Alan membuatnya tak mengerti dengan ucapannya.

"Yon, gue bilang ini apa lo bakal percaya? Gue yakin pasti lo belum di kasih tahu sama teman lo si Vero."

Yonna hanya menatap Alan lesu, tangisannya sudah reda di ganti rasa penasaran.

"Reinaldo bukan cowok sebaik yang lo pikirin Yon, dia udah ngilangin nyawa  banyak orang."

Apa-apaan ini? Yonna tak mengerti sama sekali.

"Stop! Gue muak denger omongan lo yang gak pernah jelas dan detail."

Alan menahan Yonna yang hendak pergi tanpa mendengar semuanya dengan jelas.

"Gue yakin lo pernah dengar rumor 'itu' kan?"

"Dia..dia yang ngilangin semua nyawa cewek-cewek itu dengan tangannya sendiri dan lo hampir aja jadi sasaran berikutnya..tapi karena lo kecelakaan dan mati duluan, bisa di anggap lo selamat..setidaknya lo bukan korban dia yang ke 13" jelas Alan.

"Gue gak percaya."

Alan menghela nafasnya pelan.

"Terserah lo mau percaya atau nggak, tapi gue bawa salah satu korbannya ke sini"

Entah sejak kapan Vero datang bersama seseorang yang tak Yonna kenal.

"Dia Yonna?" Tanya hantu perempuan di sebelah Vero.

Vero mengangguk.

"Yonna, gue salut sama lo...setidaknya lo berhasil selamat dari tangan dia, gue salut lo berani ngadepin dia walau lo udah mati sekali pun, kita sempat menyukai orang yang sama tapi nasib kita berbeda" ucap perempuan itu.

Perempuan itu masih memakai seragam sekolahnya walau sudah lusuh dan terlihat sedikit kotor.

"Reinaldo Giandra...cowok yang kita suka itu adalah pembunuh, gue juga gak tahu alasan dia bunuh gue kenapa tapi sudah ada 12 orang termasuk gue yang jadi korbannya. Dia bunuh gue tanpa perasaan kasihan sedikit pun" lanjutnya.

"Gue gak mau Yon..lo mati untuk kedua kalinya karena bajingan itu" perempuan itu menatap Yonna berharap.

"Gue...belum bisa percaya" jawab Yonna.

"Gak papa, gue cuma bisa ngasih tahu lo buat jauhin dia..dan gue juga termasuk beruntung karena bisa lolos dari kurungan dia di belakang sekolah, ada 11 hantu lainnya di sana dan mereka sudah di bebaskan sama teman lo, Vero. Gue..berhasil melarikan diri berkat bantuan seorang nenek yang baik hati."

Vero menatap perempuan itu.

"Terimakasih, lo bisa istirahat sekarang."

Perempuan itu mengangguk dan tak lama secercah cahaya datang entah dari mana, seolah-olah cahaya itu siap menjemput perempuan tadi karena sekarang perempuan itu sudah menghilang bersamaan dengan hilangnya cahaya tadi.

Samar-samar terdengar bisikan di telinga Yonna "jaga diri" dari perempuan yang baru di kenalnya barusan.

"Yon-"

"Gue butuh waktu sendiri" potong Yonna saat Alan memanggilnya.

Kenapa jadi kayak gini ceritanya? Gak ada cerita Reinaldo jadi pembunuh di novel..gak ada..-Batin Yonna.

Meski tidak membaca isi novel selengkap mungkin, Yonna yakin betul bahwa Reinaldo Giandra adalah laki-laki yang tidak pernah melakukan perbuatan kriminal.

Dia segera pergi menjauh dari Vero dan Alan, dia benar-benar butuh waktu sendiri dulu sekarang.

Semua terlalu tiba-tiba dan mengejutkan bagi dirinya.

Bagaimana dia bisa langsung percaya?

Semua ini..tidak nyata kan?

Lalu, alasan Reinaldo melarang Yonna untuk berhenti menyukainya itu apa? Yonna yakin Reinaldo sebenarnya baik.

Dia butuh penjelasan langsung dari Reinaldo.

Tanpa berpikir panjang, gadis keras kepala itu langsung pergi ke rumah lelaki tersebut.

"Giandra! Reinaldo Giandra! Gue mau ngomong sama lo!" Teriak Yonna dari luar rumah Reinaldo.

Merasa tak ada jawaban, Yonna melenggang masuk ke rumahnya tapi tidak mendapati siapapun di sana.

Rumahnya terlalu gelap.

Kemana dia? Di saat Yonna butuh penjelasan kenapa dia malah menghilang begitu saja? Yonna benci ini.

Yonna sangat tidak menyukai situasi ini.

Pikirannya sangat bingung dan kacau sekarang.

Apa yang harus ia lakukan?

How To Comeback 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang