24.Bergegas

291 59 58
                                    

Mereka tak melihat pisau yang siap menancap tepat di perut Alan, Reinaldo tersenyum puas, sedikit lagi pisau itu akan mengenai perut lelaki tersebut.

Namun mereka semua di buat kaget karena pisau tersebut malah berbalik arah ingin menusuk perut Reinaldo.

Elvi yang melihat itu dengan cepat berlari dan menangkap pisau itu dengan tangan kosongnya.

Karena hal itu, tangan Elvi pun di penuhi banyak darah.

"Elvi!" Teriak Yonna dan Alan bersamaan.

"Roh jahat! Kau telah membahayakan banyak orang di dunia ini! Sudah cukup lama, akhirnya aku bertemu lagi denganmu setelah pernah sekali mengampunimu tapi ternyata kau tidak berubah! Akan ku musnahkan kau sekarang!"

Yonna terkejut mendapati seorang nenek yang di mana waktu itu hampir melenyapkan roh Yonna juga.

"Hh, kau pandai juga ya menyembunyikan dirimu dalam badan manusia ini" ucap sang nenek kemudian melemparkan beberapa jimat aneh ke tubuh Reinaldo.

Tak sempat menghindar, roh itu pun menjerit kesakitan karena seluruh jimat yang menempel pada badannya.

"Sialan!!!" Teriak roh jahat itu.

Tak lama roh tersebut keluar dari tubuh Reinaldo membuat Reinaldo ambruk, Elvi dengan cepat menangkap tubuh abangnya agar kepalanya tidak mengenai lantai dan terbentur keras.

Roh tersebut tidak berbentuk, yang bisa di lihat hanya seperti gumpalan asap hitam yang perlahan memudar dan kemudian hilang.

Yonna akhirnya dapat bernafas sedikit lega, dia terduduk di lantai masih shock dengan semua yang terjadi.

Alur novel benar-benar berubah ternyata.

Tapi setidaknya Yonna tidak jadi di musnahkan seperti di novel.

Tidak tahu ke depannya akan seperti apa.

Bisa saja menjadi lebih baik atau malah sebaliknya malah menjadi semakin kacau?

Memikirkan hal tersebut, Yonna rasa untuk saat ini ia masih belum siap.

"Yonna" panggil Alan memastikan Yonna baik-baik saja.

Yonna segera bangkit dan berlari menuju Elvi.

"Elvi, tangan lo" Elvi menggeleng.

"Hiks..tolongin abang gue.." Yonna tidak tega melihat Elvi menangis seperti itu.

Sepertinya hubungan kakak adik keduanya sangat erat, bahkan Elvi tidak ragu-ragu melukai tangannya sendiri dengan terkena pisau yang sangat tajam.

Nenek itu berjalan mendekat, mengeluarkan sebuah kantong kecil dan tak lama keluar roh Reinaldo dari dalam sana.

"Masuklah" suruh nenek tersebut.

Beberapa saat kemudian Reinaldo terbangun.

"Elvi.." panggil Reinaldo saat terbangun.

"Bang!" Elvi terlihat sangat bersemangat sekarang.

Tapi setelah itu mata Reinaldo kembali tertutup.

"I..ini" Elvi menatap nenek itu, butuh penjelasan.

"Tenang saja, dia hanya butuh waktu istirahat selama 3 hari..itu wajar bahkan termasuk beruntung dia masih bisa kembali ke tubuhnya setelah 3 tahun lamanya, nenek menemukannya di rumahnya sendiri" jelas sang nenek.














Setelah kejadian itu berakhir, mereka mengantar Elvi dan Reinaldo untuk pulang dengan mobil Alan.

"Kak...makasih udah bantu, boleh gue minta tolong sekali lagi?"

Yonna mengangguk "tentu saja."

"Temanku Sally..dia masih di tempat itu"

Tanpa basa-basi Alan dan Yonna pun pergi mencari teman Elvi setelah di beritahu tempatnya.














"Uhukk..Elvi...semoga lo baik-baik saja di luar sana.." Sally terus bergumam mengucapkan nama Elvi berulang kali.

Nama sahabatnya itu seolah telah menjadi kekuatannya untuk bertahan. Mengingat wajah Elvi membuat dia tidak ingin menyerah.

Tadinya Elvi berkata akan kembali untuk mencari pertolongan, awalnya Sally tidak setuju tapi Elvi yang keras kepala pun akhirnya pergi begitu saja.

Elvi tak punya pilihan lain, dia takut Sally akan meninggal di sini karena tidak mendapat makanan.

Selama 3 tahun pula Elvi dan Sally menghilang. Mereka selalu di beri makan akan tetapi itu berjumlah sangat sedikit.

Sally melihat Elvi yang masih kelaparan tak jarang memberikan semua makanannya pada Elvi.

Prinsipnya yang penting Elvi, sahabatnya baik-baik saja.

Sekarang ia terbaring lemas karena menahan lapar dan haus. Bibirnya pun sudah pecah-pecah karena dehidrasi.

Dia tidak berharap apa-apa lagi selain keselamatan Elvi, sahabat satu-satunya.

Brakk!

Terdengar suara pintu di dobrak, awalnya Alan dan Yonna ingin masuk lewat lobang yang Elvi beritahu tapi mengingat Sally yang katanya sakit mau tak mau mereka harus masuk lewat pintu.

"Sally" panggil Yonna sedih melihat kondisi teman Elvi yang satu ini. Meskipun Sally tak dapat melihatnya.

Sally melihat Alan berjalan ke arahnya dengan samar-samar. Pandangannya memburam.

"M...mau apa lo? Gue mohon..jangan..gue capek..jangan sakitin gue lagi..gue mohon" ujar Sally lemah.

"Tenang, gue orang baik..gue di suruh Elvi ke sini" jelas Alan.

"Elvi? Dia..baik-baik saja kan?" Alan mengangguk.

"Yon, gue..gendong dia ya?"

Apa tidak salah Yonna mendengar pertanyaan aneh itu?

"Ya gendong cepetan, ngapain nanya coba? Eh mending bawa ke rumah sakit dulu Lan" jawab Yonna.

Alan mengangguk dan membawa Sally ke dalam mobilnya.

Saat itu juga pandangan Sally semakin kabur, dia pingsan.

How To Comeback 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang