15.RowenLan

338 69 14
                                    

"Ayo buruan!"

"Sabar"

"Oke, jadi Silsil sama Cindy cari ke arah kanan, Mira sama Reven ke sebelah kiri, gue lurus" ujar Yonna.

Semua mengangguk.

"Lo yakin bisa sendiri?"

"Yakin, tenang saja" Reven mengangguk.

Setelah semua sudah berpencar, Yonna duduk di bangku yang ada di tepian jalan.

Mm dosa nggak ya ahaha, malas banget gue mau nyari Vero...kalo ketemu pas dia lagi masang muka serem kan nggak lucu, mending gue di sini dulu saja deh hahaha! -batin Yonna.

"Gila"

Yonna menoleh "lo lagi?"

"Ngapain ketawa-ketawa sendiri?"

"Kepo"

Cowok itu tersenyum miring.

"Siapa sih lo? Fans gue ya? Suka banget keknya ngikutin gue"

Cowok itu tertawa mendengarnya.

"Panggil saja Alan" Yonna menaikkan sebelah alisnya.

"Pfft buahahahaha jelek banget nama lo"

Melihat Alan tidak tertawa, Yonna berdehem sebentar.

"Canda."

"Teman macam apa yang ninggalin temannya pas susah?" sindirnya.

Alan duduk di samping Yonna membuat Yonna terpaksa bergeser.

"Gue rasa itu lo" Yonna melotot, berani sekali lelaki asing itu menunjuk dirinya seenaknya.

Krretek!

Yonna menarik jari telunjuk Alan sampai berbunyi.

"Argh!"

"Pfft lemah"

Alan menatap Yonna tidak terima.

"Eh tunggu..kok gue bisa megang lo? Astaga! Lo hantu juga?"

Kenapa Yonna baru sadar sekarang ya?

"Dari pada lo bacot di sini mending tolong teman lo sana."

Yonna menyandarkan dirinya di bangku tersebut sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Lo..memang suka ikut campur urusan
gue ya? Fix lo fans gue."

Alan memijat pelipisnya pelan. Ia harus banyak-banyak bersabar menghadapi gadis ini.

"Jangan ge'er dulu, ada yang nyuruh gue."

Yonna menatap Alan tak percaya.

Merasa waktunya terbuang sia-sia, Alan segera menarik tangan Yonna untuk bangkit dari sana.

























"Ngapain ke rumah ini lagi? Lo mau ngasih tahu gue gitu kalo lo tinggal di sini jadi hmphh-" Yonna menggigit tangan Alan yang menutup mulutnya.

"Argh shit!"

"Bau banget, tangan lo huekk ohok ohokk" Alan tertawa.

"Gak lucu!"

"Ya bau lah, orang tadi gue gak sengaja ke pegang tai burung di bangku tadi."

Yonna melotot "Sialan lo! Bajingan!"

3 menit Yonna habiskan di depan rumah itu untuk memukul Alan habis-habisan walau kadang menembus.

Gadis itu sudah kelewat kesal, jorok sekali Alan tidak mencuci tangannya terlebih dahulu dan malah sesuka hati menutup mulutnya.

"Udah! Stopp wuahahhaha stop woi! Ahahaha!"

Yonna sekarang tengah menggelitiki Alan.

"Mampus lo! Ketawa lo sampai gila! Puas gue!"

Bukannya menghentikan, Yonna malah mempercepat gelitikkannya sampai Alan tertawa bengek.

"Eh stop! Hahahaha woi! Nanti hahahaha itu ahahahah temen lo woi! Hahaha"

Mendengar kata 'teman' Yonna pun berhenti.

"Ekhem, huft..udah di bantu juga" Alan kesal di gelitikin terus.

"Sekarang lo masuk, lihat temen lo ada di dalam atau nggak buat mastiin, kalau ada keluar kasih tahu gue" kini Alan terlihat lebih serius.

Tuk
Tuk
Tuk

Baru ingin menembus masuk ke dalam sana, tangan Yonna di tarik keluar lagi sama Alan.

"Apa lagi?"

"Pulang"

Yonna merasa di permainkan sekarang, tadi suruh cepat masuk sekarang ajak pulang, maksudnya apa? Buang-buang waktu saja.

"Ck apaan sih? Lo sengaja ya ngerjain gue?"

"Lo gak denger ada suara orang jalan? Buruan!"

"Ehhh?!"






























"Hosh hosh hosh" Alan berusaha berlari agar tidak ketahuan oleh pemilik rumah dan jadi lah ia ngos-ngosan sekarang.

"Cupu"

"Hantu gak tahu diri, lo sih enak tinggal melayang gue pegangin, nah gue kan harus lari" Yonna cengengesan.

"Ya udah yuk mati" Alan menatapnya tajam.

"Hehehe ampun bang jago"

Alan melepaskan genggamannya pada tangan Yonna.

"Jangan nekat ke sana sendirian, kecuali lo ajak teman" begitu selesai mengatakannya Alan pergi.

Yonna mengangkat bahunya tanda tak peduli.

"Bodo ah capek gue."

How To Comeback 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang