22.Reinaldo mati?

290 59 20
                                    

"Kak hiks..kak bangun kak"

Samar-samar Alan mendengar suara seseorang tengah memanggilnya.

"Akhh" ringis Alan berusaha untuk duduk, kepalanya masih terasa sakit.

"Kak..bantuin gue..gue mohon.."

Alan mengernyit melihat orang di depannya, seorang gadis yang tampaknya lebih mudah setahun darinya.

"Lo..siapa?"

"Panggil saja Elvi, kak tolong bawa gue kemana pun..gue lagi di incar orang jahat kak hiks"

Alan tampak curiga, dia berusaha agar tidak cepat mempercayai orang asing.

"Kak beneran..gue gak bohong, please gue rela ngapain aja asal kakak mau menyembunyikan gue" mohon gadis itu yang bernama Elvi.

Dengan ragu Alan mengangguk.

"Tapi lo harus bantuin gue satu hal" ucap Alan.

Elvi mengangguk mengiyakan.

"Lo lihat tali merah di sekitar rumah besar ini? Bantu gue singkirin ini semua"

Elvi ketakutan terlihat dari sorot natanya yang semakin mengeluarkan banyak air mata. Perlahan Elvi berjalan mundur menghindari tali itu.

"Jangan takut, oke kalau lo nggak mau bantu silakan pergi dari sini" sahut Alan.

Elvi melihat Alan lagi, dalam pikirannya sedang memikirkan sesuatu.

"Ja..jangan kak! Gue bakal bantu.."

Alan mengangguk "bagus, ayo cepat"

Elvi meneguk salivanya dengan kasar, mencoba memberanikan diri mendekati tali merah itu.

Dengan tangan gemetar ia mencopot semua tali merah yang ada di sekeliling rumah besar tersebut.

Begitu juga dengan Alan yang sudah bergerak lebih cepat. Ia sadar bahwa dirinya tidak mempunyai banyak waktu.

Pikirannya juga terus terarah pada Yonna, ia khawatir gadis itu kenapa-napa. Tapi, dia tidak bisa pergi mencari gadis itu jika belum membantu belasan atau bahkan puluhan teman-teman Yonna di dalam yang sedang kepanasan.

"Hahh..selesai..lo mau tunggu di sini atau ikut gue masuk ke dalam?" Tanya Alan.

Elvi terdiam beberapa saat sampai akhirnya ia memutuskan untuk ikut masuk ke dalam. Ia ingin menghindari sesuatu.


















"Kalian masih bisa bertahan kan? Gue udah lepasin barang-barang sialan itu" ujar Alan mendapati Vero dan yang lainnya tengah terduduk lemas di lantai.

Vero melihat di belakang Alan, mencari seseorang tapi tak kunjung terlihat.

"Yonna? Mana Yonna?! Siapa dia?" Tanya Vero khawatir.

Alan pun teringat terakhir dia melihat Yonna adalah saat sebelum dia pingsan.

"Gue cari dia sekarang" Alan hendak pergi tapi Elvi menarik ujung sweater Alan.

"Kak.." panggil Elvi.

"Lo di sini aja, mereka gak berbahaya" Alan akhirnya sadar Elvi pun dapat melihat mereka, teman Yonna.

"Tapi-"

"Nurut aja sih, nyusahin banget lo!" Sahut Vero kesal bahkan menaikkan nadanya saat berbicara.

Jika saja ia tidak sedang kesakitan sekarang, mungkin ia sudah lebih dulu menyelamatkan Yonna.

Elvi hampir menangis lagi karena ucapan Vero, membuat Alan mendekat dan mengelus puncak kepalanya lembut.

"Tunggu di sini, teman gue dalam bahaya. Nanti gue bakal balik lagi kok" setelahnya Alan berlari mencari Yonna.




















Alan sudah mencari kemana-mana tapi tidak kunjung menemukan keduanya, Reinaldo dan Yonna. Harapannya hanya satu sekarang.

Sekolah.

Ya, mungkin saja Reinaldo membawa Yonna ke sana.






Lantai 1 sampai lantai 4 sudah ia kunjungi tapi tidak mendapatkan jejak apapun, hingga tiba di rooftop terlihat Yonna menangis histeris.

"Giandra jangan! Jangan!!" Teriak Yonna.

"Yonna" panggil Alan.

Yonna menoleh dan segera menarik kedua lengan Alan meminta tolong.

"Lan please hentiin dia! Dia mau bunuh diri Lan!" Mohon Yonna.

Reinaldo kini berdiri di ujung rooftop, tinggal selangkah lagi maka ia akan jatuh dan tewas menggenaskan.

"Berhenti lo, sekarang!" suruh Alan.

Reinaldo tertawa mendengarnya.

"Kenapa? Bukannya harusnya lo senang ya? Kalau gue mati lo bisa dapetin Yonna tanpa ada gangguan, gue saranin lo nggak usah ikut campur masalah gue."

Alan menggeleng dan menunjuk Reinaldo.

"Gue bilang berhenti! Lo nggak bisa lari dari masalah! Udah berapa banyak nyawa yang melayang karena lo?! Gue nggak bakal biarin lo kabur gitu aja, lo harus tanggung jawab sama kematian mereka!"

Yonna tak mampu berkata-kata lagi, dia hanya bisa menangis sekarang.

Bagaimana cara menghentikan Reinaldo?

Situasi yang menjadi semakin rumit membuat Yonna kesulitan berpikir jernih. Semuanya begitu mendadak dan rasanya tidak dapat di percaya.

How To Comeback 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang