7.Reinaldo

462 80 22
                                    

"Lo yakin Yon?" Tanya Silsil.

Yonna mengangguk mantap.

"Apapun resikonya!"

"Ya sudah kalau gitu gue cuma bisa ngasih tau jangan berlebihan waktu balas dendam" Peringat Silsil sebelum Yonna pergi mengintai Reinaldo.

"Iya, pokoknya gue nggak mau teman baru gue ini malah berakhir di neraka" tambah Cindy.

Yonna gemas jadinya karena Cindy secara tidak langsung malah mendoakannya agar masuk neraka.

"Iyaaa Cinn tenang aja udah, kalau gitu gue pergi dulu ya byee!"

"Byee" ucap keduanya.










"Kalo gak salah..di sekolah ini..nah iya bener di Bluem High School dia sama Yonna sekolah!"

"Maksud lo?" Tanya Reven tak mengerti.

"Ck! Eh maksud gue, ya gue..dulu sekolah di sini" hampir aja Yonna mengungkap identitas aslinya.

Eh harusnya sih gak kenapa-napa ya? Cuma ya takutnya ribet saja nanti.

Kapan-kapan saja deh baru Yonna memberi tahu yang sebenarnya.

Yonna dan Reven terus melihat ke sekeliling, mencari sosok yang Yonna anggap sebagai pembunuh dirinya.

"YAK!" Pekik Yonna membuat Reven yang lagi ikut jongkok kaget sampai terduduk di lantai.

"Eh gak usah teriak juga.."

"Ii..itu! Pembunuh!"

Tanpa berlama-lama Yonna mengikuti laki-laki itu sampai di kelasnya.

Yonna asik mengintip di pintu kelas, Reven pun berdiri di belakang Yonna.

"Eh kaget gue! Ngapain sih lo di belakang situ?"

"Ya lo sendiri ngapain sembunyi sembunyi begitu? Lo lupa lo gak bisa di lihat orang biasa?"

Oh iya ya.. -batin Yonna.

"Ya sudah kalau begitu lo pulang saja Rev, biar gue urus sisanya HAHAHAHAHAHA!"

"Eh aduhh! Ngapain lo ngetok-ngetok kepala gue?!"

"Inget jangan berlebihan" peringat Reven.

"Yayaya, sana lo pergi" usir Yonna.

Dalam hitungan detik Reven sudah menghilang dari pandangannya.

Yonna bernafas lega, begitu ingin mengintip lagi malah kaget karena ada seseorang di depannya.

"Eh!"

Cowok itu, Reinaldo Giandra yang membuat Kimi alias Yonna menaruh dendam padanya. Yang ia yakini sebagai 'pembunuh' nya.

"Lo!" Cowok itu langsung pergi begitu saja.

"Oh iya ya..gue'kan sudah jadi hantu..tapi tunggu dulu...barusan! Barusan mata dia ngelihat gue? Jangan-jangan dia indigo?! Astagaa beneran dah gue menyesal sudah skip gak baca semua isi novel ini" Yonna sedang berbicara sendiri sekarang.

Dengan cepat ia menyusul Reinaldo dengan cara mengendap-endap seperti maling.

Ternyata cowok itu ke belakang sekolah sendirian.

"Ngapain dia ke sini? Mana tempatnya seram lagi ish!"

Reinaldo membuka bukunya,
membaca tanpa menghiraukan apapun yang ada di sekitarnya.

Baru ingin menghampiri Reinaldo, Yonna tiba-tiba merasakan rasa pusing yang begitu hebat di kepalanya.

"Aishh sial! Kenapa nih?!!" Umpatnya kesakitan.

"Aargh!"















Yonna membuka matanya pelan sambil mengerjap beberapa kali.

"Ini di mana?"

Tuk

Tuk

Tuk

Yonna refleks menoleh mendengar suara itu.

"Siapa?!" Bentaknya.

Tempat ini gelap sekali, tidak ada cahaya sedikit pun.

"Aakkh! Sakit! Tangan gue!"

Yonna merasakan sesuatu sedang menekan kuat tangan kanannya.

Apa-apaan ini? Tidak ada adegan Yonna di siksa siapapun kok di awal, dia yakin. Sangat yakin!

"Please! Apapun ini! Jauhin dari tangan gue! Lepas!"

"Sakit!"

"Gue mohon!"

"Mau apa sih?! Gue belum ngapa-ngapain juga!"

"Aakh tangan gue.."

Yonna tak mampu menahannya, dia yakin sebentar lagi tangannya pasti bengkak.

"Woi! please tangan guee"

Yonna menyerah, dia menangis juga akhirnya.

Rasanya lebih baik di jitak oleh abangnya Wesley setiap hari dari pada mengalami kesakitan yang amat hebat seperti ini.

Sungguh..ini sangat menyakitkan.

How To Comeback 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang