Di suatu hari dengan suasana yang sangat berbeda dengan hari ini, Tigreal dan pasukan ekspedisi cahaya menyerbu ke dalam benteng keputusasaan di necrokeep, dengan sekuat tenaga, mereka dengan cepat menghancurkan banyak mayat hidup yang bersembunyi di dalamnya.
Setelah kekalahan yang menghancurkan banyak pasukan itu, Vexana menyadari bahwa ia perlu menemukan sekutu yang tangguh, yang bisa menghadapi ksatria cahaya secara langsung, atau ia akan menghadapi kekalahan terus menerus.
Vexana mondar mandir saat ia merenung dan berpikir dengan hati hati, ia bertanya tanya siapakah orang yang memiliki kekuatan untuk mengalahkan Tigreal, dan tiba tiba, bayangan yang jelas dari wajah ksatria masa lalu melintas di benaknya, Leomord.
Dahulu kala, benteng keputusasaan sebenarnya adalah pusat kerajaan yang indah dan kaya, Leomord dan ksatria kerajaan lain telah bersumpah untuk melindungi raja dan ratu mereka, yang sebenarnya ratu itu adalah Vexana.
Setiap penyerang yang berani menyerang kerajaan tidak bisa menghindari nasib maut dari pedang Leomord, sang penjaga sumpah, namun, suatu hari ratu dirusak oleh kekuatan kegelapan dan kerajaan pun hancur lebur, dihari itulah Vexana mengubah semua orang orang kerajaan menjadi mayat hidup.
Leomord sangat putus asa, ia sebenarnya bisa sendirian melenyapkan semua kejahatan dari kerajaan, namun ia tidak bisa mengangkat pedangnya melawan wanita yang pernah menjadi ratunya.
Ia tidak tahan melihat kerajaan yang ia cintai jatuh kedalam kehancuran, setelah kehilangan semua harapan, Leomord membunuh dirinya sendiri karena kesedihan dan keputusasaan mendalam.
Kekuatan dan tekad Leomord membara begitu cerah sehingga Vexana tidak bisa mengendalikannya, namun karena benteng keputusasaan sedang ada didalam bahaya yang besar, Vexana tidak punya pilihan lain selain membangunkannya.
Ketika Leomord bangkit dari kematiannya, Leomord merasa bahwa jiwanya dipenuhi dengan rasa sakit dan keputusasaan yang menyiksa.
Kemudian Vexana berbisik manis di telinganya, memberi tahu Leomord bahwa mayat hidup yang berdiri di hadapannya adalah, orang orang kerajaan yang sangat dicintainya, dan dulu ia telah bersumpah untuk melindungi mereka semua.
Vexana memperingatkan bahwa, jika ia tidak melindungi necrokeep, maka semua jiwa yang tidak bersalah itu akan menderita hukuman abadi.
Leomord sangat marah, tetapi ia tidak punya pilihan, ia lebih suka menjadi budak sihir Vexana dari pada menyaksikan rekan dan semua orang dari kerajaan menderita di hari lain, Leomord lalu memanggil kuda kesayangannya, Barbiel, dan pedangnya yang terkenal, pedang sang penjaga sumpah.
Saat pasukan ekspedisi cahaya kembali menyerbu benteng keputusasaan yang mengerikan, Leomord dan Barbiel langsung menyerang balik para penyerang dengan petir hitam, lalu berlari menuju para penyerang itu.
Banyak dari pasukan ekspedisi cahaya telah dikalahkan, tidak ada yang bisa menahan pedang Leomord, begitulah yang mereka pikirkan.
Tetapi Tigreal berdiri di sana menantang dengan menarik pedang fajar nya untuk melawan Leomord, disaat pedang mereka bentrok, Tigreal bisa merasakan kesedihan dan keputusasaan Leomord datang dari pedangnya, dan pada hari itu, Tigreal tahu ia telah bertemu dengan salah satu lawan terkuat yang pernah ia hadapi.
Pertempuran itu berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan, semua pasukan menderita banyak kerugian dan masih tetap bertempur.
Sebagai kapten, Tigreal, menjadi kaku saat melawan Leomord, ia menyadari bahwa tidak akan ada akhir untuk pertempuran itu, dan ia jadi khawatir bahwa kedua pasukan akan terus bertempur sampai salah satu pihak dari mereka benar benar musnah.
Dan hal paling penting yang membuat Tigreal khawatir ialah karena jika ada salah satu dari mereka yang kalah, kemungkinan besar itu adalah kekalahan tentara kekaisaran.
Saat itulah, Tigreal benar benar bertemu dengan ksatria necrokeep yang bisa menandinginya, bahkan saat keduanya melanjutkan pertarungan sengit mereka, mereka masih tidak bisa saling mengalahkan.
Tigreal merasa Leomord sama kuat dengannya, bahkan mungkin lebih kuat, setelah kelelahan didalam pertarungan selama berjam jam, ia mengumpulkan semua kekuatannya, dan menghantamkan pedangnya ke Leomord, dengan harapan Leomord bisa mendapatkan kerusakan yang mematikan, tetapi Leomord menangkisnya, meski pun agak terkejut dengan kekuatan serangan itu.
Tigreal kemudian melihat sekeliling dan menyaksikan pertumpahan darah abadi, ia sedih melihat anak buahnya dibantai tanpa ampun, dan akhirnya ia menyadari bahwa ia hanya memiliki satu pilihan, yaitu kembali, kemudian ia memerintahkan kepada semua pasukan yang tersisa untuk mundur, berharap bahwa tentara mayat hidup yang mereka lawan tidak akan menyerang maju.
Saat Tigreal dan para prajurit lainnya mundur, Leomord dan Tigreal berbagi pandangan singkat, Tigreal pun menyaksikan Leomord yang menghentikan tentara mayat hidup agar tidak menyerang lagi untuk pertumpahan darah lebih jauh.
Meskipun Leomord tahu, bahwa dengan satu gerakan ofensif lagi, ia bisa mengalahkan Tigreal dan pasukan lainnya, tapi ia percaya bahwa itu bukanlah pilihan yang bijak, karena, itu tidak hanya akan menghasilkan persaingan besar antara necrokeep dan seluruh kerajaan moniyan, tetapi juga karena ia bisa melihat dirinya yang dulu di Tigreal.
Bagaimanapun juga, Tigreal adalah pemimpin pasukan kerajaan moniyan, seperti Leomord yang pernah memimpin pasukan necrokeep yang besar dan hidup dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lore Hero MLBB
FantasySekarang ini hampir tidak ada yang tidak kenal dengan game mobile legend Disini saya tidak membahas mengenai gameplay atau guide dalam game, melainkan seperti apa latar belakang kisah setiap Hero yang ada didalam game ini, bahkan kisah mereka ada ya...