Keesokan harinya....
"Alfino, harus sekarang ya? Bukannya orang tuanya Sella belum tau?" lirih Kanaya sambil menatap nanar Alfino.
"Iya, gue bakal nikah sekarang, hari ini, masalah orang tua Sella, mereka dari dulu emang mau gue yang jadi menantu," ketus Alfino. Kanaya hanya bisa mengangguk dan menahan tangisnya saja, dia tak berdaya jika sudah dibentak oleh Alfino.
Dia tidak tahu, sejak kapan dirinya menjadi perempuan lemah, pertemuan singkat yang terjadi antara Kanaya dan Alfino telah berujung ikatan pernikahan.
Dan ikatan pernikahan mereka akan berujung dengan hancurnya hubungan rumah tangga yang sudah cukup lama mereka bangun. Semua ini terjadi karena satu orang, Sella.
"Sampai kapan pun, gue bakal benci sama lo Sell, gue bersumpah, gue bakal rebut Alfino lagi. Jangan seneng dulu, pembalasan dendam Kanaya bekum dimulai," ucap Kanaya dengan kemarahan yang menggebu-gebu.
Alfino hanya tersenyum mendengar kata-kata Kanaya. Ya, dia tadi menguping, dia penasaran apa yang ingin Kanaya katakan jika dia tidak ada didepan Kanaya.
"Semoga berhasil Nay, aku bakal nunggu kamu," lirih Alfino, setelah itu dia kembali keatas, agar bisa dirias oleh para tukang rias yang sudah Sella pilih.
****
"Kenapa gue ngerasa berdosa sama Kanaya? Bukannya ini semua yang gue mau? Tuhan, apakah aku salah jika merebut apa yang bukan hak ku?" kata Aska. Dia sedari tadi termondar-mandir dikamarnya.
Dia meresa iba dengan Kanaya. Ya, dia tau apa saja yang Kanaya lakukan, entah bagaimana caranya, namun dia mengetahui apapun tentang Kanaya, mungkin dia mempunyai mata-mata.
"Gue nggak boleh jadi jahat, gue harus jujur sama Kanaya, gue nggak boleh terus kayak gini, tapi Sella? Akhh... Persetan! Gue gagalin aja rencana licik dia!" ucap Aska, dia segera meraih kunci mobil yang ada diatas nakas.
Dia segera menjalankan mobilnya menuju taman.
"Ada apa?" tanya Kanaya.
"Boleh minta waktunya nggak Nay? Gue mau ngasih info penting, soal Alfino dan Sella."
Kanaya yang mendengar nama Alfino pun segera bersemangat, semoga Aska mau membantunya kali ini, dia sangat berharap banyak kepada Aska. Namun, dari mana Aska tau tentang Alfino dan Sella? Begitulah pikir Kanaya.
"Oke, kita ketemuan ditaman ya, tungguin gue," ujar Kanaya, dia segera bersiap-siap. Dia juga tidak mau menjadi saksi pernikahan Alfino dan Sella nanti, hatinya masih belum kuat.
****
Kini dia sudah berada ditaman kota, matanya mulai menulusiri setiap sudut taman yang tak terlalu luas itu, akhirnya dia menemukan sosok Aska.
Kanaya pun menghampiri Aska, dan duduk disebalahnya. Sebenarnya Kanaya tidak mau duduk sejajar, namun bangkunya hanya ada satu, mau tak mau dia harus duduk didekat Aska. Lagian ini hanya duduk kan? Kenapa harus dipermasalahkan?
"Ada apa? Kenapa Alfino dan Sella?" tanya Kanaya pura-pura tak tahu.
"Nggak usah pura-pura, kalo lo mau nangis, ya nangis aja, gue tau sekarang mental lo lagi tergoyah. Alfino sekarang mau nikah sama Sella kan? Gue tau Nay," terang Aska, yang membuat Kanaya menunduk dan terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Alfino (END)
Teen FictionStart : September 2020 Finish : Desember 2020 Tidak perlu banyak basa-basi untuk mengatakan kata cerai dan putus, karena berbasa-basi itulah yg membuat seseorang bertambah sakit dan terluka. Jangan berkata kata manis dan menjalin se...