Tok... Tok... Tok
Pria itu pun mengetuk pintu rumah milik kediaman Megantara.
Tak lama kemudian, seorang lelaki setengah baya yang tak lain adalah papa Kanaya pun membuka pintu itu. Betapa terkejudnya dia ketika melihat putrinya tengah berada digendongan orang asing.
"Kanaya! Dia kenapa? Kenapa bisa pingsan?" tanya Farhan beruntun. Pria itu hanya bisa tersenyum saja.
"Saya akan menjelaskannya om, namun sebaiknya jangan diluar kita membahas ini," ucap pria itu sambil tersenyum.
Farhan pun mempersilahkan pria itu untuk masuk, untung saja Dian, mama Kanaya sudah tertidur, kalo saja dia belum tidur, mungkin kini dia sudah heboh, dan menangis melihat putri satu-satunya telah terbaring pingsan.
~🍃~
"Sekarang kamu jelaskan kejadiannya, bagaimana bisa Kanaya itu sama kamu? Dan kenapa Kanaya pingsan? Kamu ngga apa-apain anak saya kan?" tanya Farhan beruntun, terlihat diwajahnya rasa khawatir yang sangat luar biasa.
"Perkenalkan om, nama saya Aska, saya adalah mantan pacar Kanaya, saya tadi tak sengaja melihat Kanaya tengah menyebrang jalan, namun saat saya melihat ke arah kiri, ternyata ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan sedang, jadi saya langsung menarik tubuh Kanaya agar dia tidak terpental jauh," ucap Aska menjelaskan.
Farhan pun terdiam, kenapa Kanaya tidak pergi dengan Alfino? Kenapa dia pergi sendirian? Memangnya Alfino kemana? Apakah Alfino tega membolehkan Kanaya keluar malem-malem? Dan kenapa tidak dia saja yang menyelamatkan Kanaya? Pertanyaan itu seakan menghantui otaknya.
"Kalau begitu saya pulang ya om, titip salam buat Kanaya ya, saya pamit, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, terimakasih."
(^_-)
"Astaga Nay! Kamu kemana sih? Jam segini belum pulang, okey Alfino lo ngga boleh panik, Kanaya itu cewek kuat dan bisa bela diri, jadi jangan khawatir okey!" ucap Alfino pada dirinya sendiri.
Sudah jam 09.30, namun Kanaya masih saja belum kembali, dan iyu membuat Alfino menjadi cemas.
Tiba-tiba hendfonnya bergetar, pertanda telah ada yang menelfonnya. Entah siapa orang itu, yang jelas dia menelfon di waktu yang tidak tepat.
"Hallo, ada apa sih? Kanaya hilang! Gw lagi khawatir, jangan ganggu deh!" Oh no! Apa yang telah Alfino ucapkan? Bagaimana jika itu adalah Wendy atau temannya? Pasti mereka sudah mengira yang tidak-tidak.
"......"
"Apa! Okey Alfino bakal kesana, tungguin Alfino yah."
"......"
"Waalaikumsalam."
Alfino pun segera menyambar jaket dan kunci motor yang ada di atas nakas, dia pun berlari menuju pintu depan, dia tak memerpedulikan teriakan mama dan papa nya yang memanggilnya.
Yang ada diotaknya hanyalah Kanaya. Bagaimana kabar gadis itu sekarang? Semoga saja lukanya tidak parah.
Selang beberapa menit kemudian, Alfino pun sampai didepan rumah papa mertuanya, dia langsung mengetuk pintu, dan setelah pintu dibuka, dia pun langsung masuk dan segera menuju kamar Kanaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Alfino (END)
Teen FictionStart : September 2020 Finish : Desember 2020 Tidak perlu banyak basa-basi untuk mengatakan kata cerai dan putus, karena berbasa-basi itulah yg membuat seseorang bertambah sakit dan terluka. Jangan berkata kata manis dan menjalin se...