14 : Obrolan Pagi Hari

1.7K 169 8
                                    

"Hoaaammmm."

"Kalo nguap itu di tutup Nay, nanti ada lalat masuk loh, untung mulut lo itu kecil, kalo lebar pasti lalat nya dah masuk semua," omel Alfino sambil menutup mulut Kanaya.

"Alfino pagi-pagi dah ngomel aja, gue masih ngantuk nih," cetus Kanaya sambil membenarkan selimut nya kembali.

"Eitts.. Jangan tidur lagi, udah jam 5 loh, ayo bangun, mandi, sholat subuh, habis itu kita sarapan di bawah" ujar Alfino, dia menarik tangan Kanaya agar gadis itu terbangun.

"Baru juga jam 5 Alfino." balasnya dengan nada terkantuk-kantuk.

"Eh, lo kalo mandi itu lama tau, mentang-mentang kemaren malem cuma 10 menit aja belagu, gue yakin pasti pagi ini lo mandi jadi 20 menit, udah cepet sana," dorong Alfino sehingga tubuh Kanaya masuk ke dalam kamar mandi.

Kanaya hanya mendengus kesal, perlahan air pun keluar dari shower, sangat hangat, ya kali dingin, bisa mati membeku dia.

Selang beberapa menit kemudian, Kanaya pun keluar dari kamar mandi, kali ini wajahnya sangat segar, tidak mengantuk lagi.

"Nah gitu dong, kalo dah mandi kan jadi udah seger, nggak ngantuk lagi, sana gih sholat habis itu turun kebawah, nanti gue nyusul," ucap Alfino dan di jawab deheman saja dari Kanaya.

"Eh Al!"

"Apaan?!"

"Seharusnya semalem kita udah pindah kerumah kamu loh, tapi ngga papa ding, mungkin papa lupa ya nggak?" celetuk Kanaya sambil terkikik.

Setelah berganti baju, dan melakukan ini dan itu, Kanaya langsung menuju lantai bawah, terlihat Dian sedang mengiris sayuran mentah di sana.

"Morning mah," sapa Kanaya sambil melemparkan senyuman termanisnya.

"Morning too sayang." Balas Dian dan tak lupa dia nembalas senyuman dari Kanaya.

"Kanaya bantuin ya mah, biar Kanaya aja yang goreng nasinya, mama bikin kopi buat papa aja," ucap Kanaya sambil mengambil alih penggorengan.

Mendadak ruangan itu menjadi hening, hanya ada suara penggorengan dan spatula yang saling mengadu, hingga menimbulkan suara yang amat bising.

Biasalah, Kanaya kan baru belajar memasak, jadi dia masih kaku-kaku gitu.

"Rame bener sih, eh, ada mama juga, morning mah," sapa Alfino yang sedari tadi menuruni anak tangga.

"Gak manggil bunda aja Al," tanya Kanaya yang masih sibuk dengan kegiatan memasak nya.

"Terserah gue lah Nay."

"Alfino, Kanaya sekarang kalian itu suami istri, jadi kalo panggil-memanggil, nyebut-menyebut, jangan elo—gue lagi, harus di ganti sama aku—kamu okey, jangan kelupaan, sekarang harus di biasain, nggak peduli itu di rumah atau di sekolahan, terutama kamu Kanaya, kamu ini kan istri, jadi harus manggil yang sopan sama suami." jelas Dian panjang lebar dan hanya dijawab anggukan saja dari Kanaya dan Alfino.

Apa kata orang nanti kalo seandai nya mereka tau kanaya dan Alfino saling memanggil aku kamu, pasti mereka akan mengira jika Kanaya dan Alfino itu memiliki hubungan lebih. Eh tunggu, kan Kanaya sama Alfino udah lebih dari pacaran yak.

"Pagi semua." Sapa Farhan.

"Pagi juga papah, pagi juga mas, pagi juga pah, udah Kanaya jawabin nih Al, Mah," jawab kanaya 3 sekaligus.

"Dasar!"

"Udah ayo makan, nasi goreng buatan chef Kanaya sudah jadi, ayo silahkan dicoba, jangan lupa ngasih tips ya," papar Kanaya sambil tertawa kecil.

"Awas ya, kalo nanti rasanya sampe keasinan, mama goreng kamu." ancam Dian dan di jawab cengiran polos dari Kanaya.

"Enak kan?"

"Boleh juga, ya udah cepet makan nanti kalian telat sekolah lagi," balas Dian sambil menyendokkan nasi ke mulutnya.

Ruangan itu pun menjadi hening lagi, hanya ada suara piring dan sendok yang saling mengadu, suasana menjadi canggung, bingung untuk membahas apa dalam obrolan selanjutnya. Tiba-tiba Farhan pun angkat bicara.

"Eh, kalian berdua, kemarin mama Alfino bilang, kalian lagi bikin cucu papa di dalem kamar, emang bener ya?" tanya Farhan dan di jawab tatapan tajam dari Kanaya dan Alfino.

"Enggak kok, kita nggak ngapa-ngapain, tanya aja sama Alfino," balas Kanaya dengan raut muka cemberutnya.
"Iya Pa bener, Alfino ngga ngapa-ngapain Kanaya kok, beneran deh," tambah Alfino.

"Tapi kalo buat ngga papa sih, Mama juga udah nggak sabar pengen nimang cucu, hehehe," ucap Dian sambil tertawa kecil.

"Apaan sih Ma, Kanaya sama Alfino itu masih sekolah, masa diusia mereka yang masih muda, udah harus jadi papa mama sih, kan ngga etis aja gitu," tegur Farhan

"Tapi kan pah, kalo nggak pu-"

"Kita berangkat dulu ya pah mah, yuk Al berangkat!" ajak Kanaya sambil mencium tangan mama dan papanya.

Mereka berdua pun berangkat dengan menggunakan mobil Kanaya, entah bagaimana reaksi para siswa dan siswi nanti, semoga aja mereka tidak curiga dengan hubungan kanaya dan Alfino.

"A-alfino!" panggil Kanaya dengan gugup.

"Ada apa Nay?" jawab Alfino.

"Boleh nggak, Mm.. Kalo aku, ngg.. Kalo aku....." ucap Kanaya bingung.

"Apaan sih Nay, kalo ngomong yang jelas kek, aku bingung nih," sahut Alfino.

"Boleh nggak kalo gue bocorin rahasia kita ke Lala, pliess boleh ya, aku itu orangnya nggak suka nyembunyiin rahasia ke dia, dia sahabat aku, dan satu lagi walaupun Lala itu suka teriak-teriak, suka ngegosip, tapi percaya deh dia itu kalo udah jaga rahasia, pasti ngga pernah ember," jelas Kanaya.

Alfino tampak menimang-nimang permintaan kanaya, apakah ini waktunya untuk dunia tau, tidak-tidak.

"Ngga bol-"

"Plies dong Al," sela Kanaya sambil memohon, dan terpampang jelas matanya yang sangat berbinar itu.

"Terserah kamu deh Nay, yang penting Lala doang yang tau, pokoknya semua jangan tau dulu ya, aku takut kamu nanti di bully sama kania CS," ucap Alfino, tersirat rasa khawatir di wajah tampannya itu, sangat tampan sekali.

Setelah beberapa menit mereka pun sampai di parkiran sekolah, tak tunggu lama Alfino pun langsung memarkirkan mobil kanaya di tempat yang sama.

Mereka pun turun dari mobil, terlihat jelas, wajah para siswi itu sangat berseri melihat kedatangan Alfino, mereka tergesa-gesa merapikan rambut dengan jari, ada juga yang melayangkan kecupan pula, dan itu membuat Kanaya sangat risih.

Apalagi para siswi itu menatap Kanaya dengan tatapan tidak suka, ternyata susah ya kalo berangkat sama orang ganteng, nasib...nasib...

"Gue duluan ya Al," pamit Kanaya sambil meninggalkan Alfino yang masih mematung di samping mobil, mungkin dia masih heran dengan para siswi itu.

Padahal ini sudah yang kedua kalinya, tapi tetap saja, seorang wanita yang menatap laki-laki dengan penuh nafsu, maka wanita itu sangat murahan sekali bukan.

Setelah lama mematung, Alfino pun tersadar, dia perlahan berjalan menuju ke kelas, meninggalkan para siswa dan siswi yang sedari tadi menatapnya.

"Hay Alfino, mau ke kelas ya? Ke kantin dulu yuk sama aku! Atau mau ke UKS, ada kasurnya loh," tawar Kania sambil bergelanyut manja di lengan Alfino.

Alfino berdecih, dia tersenyum sinis melihat tingkah laku dari seorang mantan primadona ini. "Murahan!"

Thank You ya buat kalian yang udah baca karya Nanas, jangan lupa tekan tombol bintang di pojok kiri yak, biar Nanas makin semangat update.

See you in the neks chapters... 😘🙌

Dear Alfino (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang