"Mungkin ada sedikit rasa cinta buat lo, dan sebagian besarnya masih punya Aska, namun tak lama lagi cinta ini akan seutuhnya ke elo, tunggu aja sampai waktu yang tepat"
Kanaya Megantara
******
"Kok, Mama bisa di sini sih? Elo sih Al, nanti kalo Mama ngira yang nggak-nggak gimana coba, dasar kamfret!" omel Kanaya dengan raut muka sangat cemas sekali.
"Mama?" beo Alfino.
"Iya Mama, emang siapa lagi kalo bukan mama Diana Al? Nggak mungkin kan kalo itu bunda Kiky, udah deh, keluar sana!” Lagi-lagi Kanaya mengomel.
"Ya udah kalo gitu, gue keluar dulu, jangan kangen ya," sahut Alfino, dan hanya dia acuhkan saja oleh Kanaya.
Mereka berdua pun akhirnya turun kebawah menemui Dian, Diana, Farhan, dan Alvin.
"Mamah, Papah," sapa Kanaya dan Alfino secara serentak, dan yap itu membuat mereka berempat menjadi bingung.
"Hahahah, kenapa kok kayaknya heran gitu? Ada yang salah sama Alfino dan Kanaya? Iyakah? Atau muka Kanaya aneh?" tanya Kanaya beruntun, ia sedikit tersenyum kaku melihat tatapan semua orang diruangan tersebut.
Mereka berempat pun hanya menganggukkan kepala saja, sedang kan Kanaya, gadis itu tentu heran, dia bertanya namun alih-alih mendapatkan pertanyaan, dibalas sapaan saja tidak.
"Alfino, kamu tadi apain Kanaya!?" ketus Diana pada Alfino dengan tatapan tajam andalannya.
"Alfino nggak ngapa-ngapain kok mah, tanya aja sama Kanaya, kita nggak ngapa-ngapain kok, ya kan Nay?" jawab Alfino membela diri.
"Iya kok Mah, kita nggak ngapa-ngapain, tadi Alfino cuma bercanda doang kok," imbuh Kanaya sambil tersenyum.
Setelah itu mereka pun mengobrol bersama, mereka terlihat sangat senang dengan saling bertukar cerita,
memang benar apa yang di katakan oleh orang, bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga.*********************************
Sore pun tiba, Kanaya yang sedari tadi menonton tv di sofa seketika langsung berdiri dan berjalan menuju kamar untuk membersihkan badan alias mandi.
Namun kamar mandinya sudah terlebih dahulu di pakai oleh Alfino, dan yap, itu membuat Kanaya sangat kesal, kalai dia tahu Alfino sudah mandi terlebih dahulu, pasti dia tidak akan beranjak dari sofa tadi.
Setelah menunggu selama 15 menit akhirnya Alfino pun keluar, bayang kan 15 menit di kamar mandi loh, ngapain aja coba, apa kalian kalo mandi nge habisin waktu sebanyak 15 menit?
"Alfino! Lo lama banget sih, gue udah jamuran tau nungguin elo, dasar!" teriak Kanaya sambil melangkah kan kaki menuju kamar mandi.
"Udah lah Nay, jangan ngomel-ngomel mulu, kepala gue lagi pusing banget soal nya, nggak tau kenapa," ucap Alfino sambil memegang keningnya.
"Ya udah istirahat gih, kalo butuh apa-apa langsung panggil gue aja, inget! Istirahat loh," balas Kanaya cukup prihatin dengan Alfino.
Setelah itu Alfino akhirnya mengistirahatkan badannya, entah kenapa kepalanya sangat sakit, badannya juga agak panas, apa mungkin dia sakit? Bisa juga.
Selang 10 menit di kamar mandi, Kanaya pun keluar dengan menggunakan baju rumahan ala-ala orang kaya.
Dia terkejut melihat Alfino yang sedang tidur dengan posisi meringkuk bak seorang bayi, terlihat dia sedang berselimut dan menggigil kuat.
Kanaya menempelkan telapak tangannya didahi dan dileher Alfino, panas, itu lah yang di rasakan oleh Kanaya, bagaimana bisa, tubuhnya panas sedangkan dia malah kedinginan.
Sudah fiks kalo dia di serang virus corona, eh maksudnya virus demam.
"Al, lo sakit ya? Badan lo panas banget, mama, papa, juga pake keluar segala lagi, gimana dong ini," celoteh Kanaya sangat khawatir.
Tanpa disengaja, seukir senyum terpampang diwajah tampan Alfino, dia merasa beruntung mendapatkan Kanaya yang sangat mengkhawatirkan keadaannya.
"Gue nggak papa kok Nay," sahut Alfino.
"Nggak papa kepala lo peang, jelas-jelas elo itu lagi sakit, ya udah gue bikin bubur dulu ya, habis itu nanti minum obat," balas Kanaya dan dia pun langsung melangkah kan kaki menuju ke dapur.
Setelah lama berkutat di dalam dapur Kanaya akhirnya selesai juga, dia langsung membawakan semangkuk bubur gang masih hangat itu kedalam kamar.
Terlihat Alfino yang masih setia dengan guling dan bantalnya, tersirat rasa cemburu yang mendadak muncul di hati. Entah dari mana asalnya itu.
"Alfino!? Bangun dong, gw udah buatin bubur nih!" ujar Kanaya berusaha membangunkan Alfino.
"Gw males makan Nay, pasti rasanya nggak enak tuh buatan elo," balas Alfino dengan nada merengek.
"Bodo'! Pokoknya lo harus makan, nih A cepet, buka mulut Al, gw suapin ini," titah Kanaya, dan begitulah, Alfino pun terpaksa membuka mulutnya dan memakan bubur buatan Kanaya.
"Enak kan?"
"B aja tuh, masih enak bikinan mantan!"
"Kampret lu Al!"
Setelah selesai menghabiskan bubur, Alfino akhirnya meminum obat, dan setelah minum obat Kanaya pun mengompres kembali dahi Alfino.
"Ya udah gue ke kamar sebelah dulu ya, istirahat okey, biar cepet sembuh," pamit Kanaya perhatian, entah bagaimana dia bisa seperti itu, kata-katanya melontar begitu saja, tanpa ia sadari.
"Cie elo perhatian nih ceritanya sama gue, kan apa gue bilang, pasti gue berhasil bikin elo cinta sama gue, secara gue kan ganteng, baik, sol-"
"Ngga ada yang suka sama elo Al, udah ah gue mau istirahat, bye," elak Kanaya sambil berjalan menjauh dari Alfino, namun Alfino malah mencekal tangan Kanaya, dan malah menarik menuju dekapan nya.
Kanaya terjatuh tepat di dada Alfino, ya kalian tau lah, bagaimana alur dalam novel, seorang muda-mudi yang baru aja mencintai pasti jantungnya akan berdetag lebih cepat dari pada sebelum nya, detak jantung mereka seakan seirama, berdetag dengan sangat merdu, membuat sang empu menjadi salah tingkah di buatnya.
"Al lepasin gue!"
"Kenapa? Elo deg-degan ya?"
"Nggak! elo kali yang deg-degan!" elak Kanaya, ia memalingkan wajahnya dari tatapan Alfino. Tatapan Alfino sangat memabukkan baginya.
"Ngga usah ngelak deh Nay!"
"Emang bener kok, gue nggak deg-degan,"
Tiba-tiba, pintu terbuka, dan ternyata itu adalah mama Alfino, dan yap, sang mama langsumg terkaget dan sontak menutup matanya menggunakan tangan.
"Astagfirullah, Ya Allah, maaf-maaf, mama ganggu, mama beneran ngga tau kalo kalian lagi buat cucu untuk mama, mama keluar sekarang, di lanjut ya, jangan malu-malu, hehe," ucap Dian sambil ngacir meninggalkan kamar Kanaya dan Alfino.
"Anjir! Lo sih Al, pake narik-narik gue segala, kan Mama jadi ngira yang nggak-nggak," omel Kanaya sambil memajukan bibirnya satu cm.
"Nay, elo udah cinta belum sama gue?" tanya Alfino dengan tampang serius. Kanaya yang di tanya seperti itu pun menjadi salah tingkah, padahal dia saja belum tahu persis dengan perasaannya saat ini.
"Mungkin ada sedikit rasa cinta buat lo, dan sebagian besarnya masih punya Aska, namun tak lama lagi cinta ini akan seutuhnya ke elo, tunggu aja sampai waktu yang tepat," jawab Kanaya mantap.
"Makasih ya, elo udah mulai cinta sama gue, dan karna elo udah ngungkapin gimana perasaan elo, jadi gue juga ngungkapin sekarang..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Alfino (END)
Teen FictionStart : September 2020 Finish : Desember 2020 Tidak perlu banyak basa-basi untuk mengatakan kata cerai dan putus, karena berbasa-basi itulah yg membuat seseorang bertambah sakit dan terluka. Jangan berkata kata manis dan menjalin se...