31 : Jebakan Sella

2.2K 95 6
                                    

Mereka bertiga pun makan siang bersama. Diana, dia makan dengan lahapnya, sedangkan Alfino dia dari tadi membuang nafasnya kasar.

Kanaya hanya bisa geleng-geleng melihat kekesalan Alfino, dia seperti anak kecil yang tidak diberi jatah uang saku.

Diana pun menatap Alfino yang sedang memperlihatkan wajah kesalnya, anak satu-satunya itu memang sangat aneh.

"Kenapa sih? Mukanya kusut banget," tanya Diana yang berhasil membuka suara. Alfino pun menatap sekilas.

"Au ah, ngambek!" cetus Alfino yang menadapat kekehan dari Diana dan Kanaya, laki-laki itu jika marah persis dengab seorang perempuan.

"Kenapa?" tanya Diana, ketauhilah, sekarang dia mati-matian menahan tawanya agar tifak menggelegar dihadapan Alfino.

"Alfino mau bikin dedek, tapi mama dah hancurin semuanya," jelas Alfino. Kanaya yang mendengar pertuturan Alfino pun seketika menginjak kaki Alfino.

Tak lupa dia memasang wajah marah, sambil melototkan matanya kearah Alfino. Sedangkan Alfino dia hanya meringis sambil tertawa kaku.

"Jadi masalahnya itu, yaudah deh," putus Diana.

"Idih, gitu doang ih jawabnya. Nggak merasa bersalah banget, dah gangguin, nggak mau minta maaf lagi," ketus Alfino.

"Maafin mama ya Kanaya," lanjut Diana, yang dibalas cengiran dari Alfino.

***

"Halo"

"Ada apa?"

"Fin, kamu kesini ya, mama sama papa mau ketemu, please! Kali ini aja, cuma sekali doang Fin, lagian juga nggak lama kok,"

"Ya."

Tut... Tut.. Tut

Alfino pun menghembuskan nafasnya kasar, Lagi-lagi dia harus berbohong kepada Kanaya. Dia akan melanggar janji yang sudah ia buat untuk Kanaya.

Alfino pernah berkata jika dia tak akan bertemu lagi dengan Sella. Namun hari ini, malam ini! Jam sekarang, dia harus mengunjungi rumah orang tua Sella.

Bukan apa-apa, hanya saja orang tua Sella suka menjodoh-jodohkan dirinya dengan Sella. Dan semua itu membuat Alfino risih dan tidak nyaman.

Alfino memutar kepalanya, ternyata Kanaya masih duduk dengan tenang sambil memakan kacang mente disofa, dan tak lupa di temani dengan kopi plus sinetron favoritnya.

Alfino sangat tak tega untuk membohongi Kanaya, namun harus gimana lagi? Dia tak mungkin meminta izin Kanaya, gadis itu pasti akan sangat marah.

"Mau kemana?" tanya Kanaya ketika dia menyadari Alfino yang sudah bersiap dengan pakaian rapinya.

"Mm.. Aku mau ketemu sama Wendy," jawab Alfino berbohong, dia sangat merasa bersalah sudah membohongi Kanaya.

"Hm," balas Kanaya sambil membenarkan posisinya dan dia pun kembali menonton sinetronnya.

Pada akhirnya Alfino pun menjalankan mobilnya, mobil sport itu perlahan memecah keraimaian kota dijam ya masih bisa dibilang sore.

Di otaknya berkecamuk dengan fikiran negatif, bagaimana reaksi Kanaya ketika tau jika Alfino sudah mengingkari janji yang ia buat sendiri? Dasar Alfino pengecut!

Dear Alfino (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang