13 : Godaan Batin

1.9K 172 16
                                    

"Gue udah cinta sama elo, bukan dari cover doang, tapi gue cinta sama elo dari sikap lo, kebaikan lo, pokoknya apa yang lo miliki, itu yang bikin gue suka dan cinta sama elo," ucap Alfino sambil menatap kedua manik hitam milik Kanaya.

"Makasih ya Al, gue juga mulai cinta sama elo kok, tenang aja, 80 persen cinta lo nggak bakal bertepuk sebelah tangan," imbuh Kanaya sambil tersenyum, perlahan mereka pun saling mendekat, mengikis jarak diantara keduanya.

Hampir saja bibir mereka menyatu, namun mereka sadar, kalo mereka masih belum lulus, dan seketika mereka berdua langsung menarik tubuh mereka sendiri untuk menjauh.

"Astaga... Kenapa sampe mau kelepasan sih? Dasar ini mulut jangan mau nyamber dulu napa! Okey tenangin diri lo Al, jangan salting, bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa okey," batin Alfino sambil memalingkan wajah nya.

"Al maaf ya, gue belum siap ngasih mahkota gue ke elo, tapi gue berjanji kalo elo akan jadi yang pertama kalinya," ucap Kanaya dengan mata berbinar.

"Mungkin, kata-kata gue agak lebay ditelinga lo, heheh,” lanjutnya seraya tertawa garing.

"Nggak papa kok Nay, gue juga ngga buru-buru, lagian kita kan masih sekolah," balaa Alfino sambil tersenyum.

"Ya udah gue mandi dulu ya," pamit Kanaya sambil berjalan menuju kamar mandi, dan tak lupa dengan handuknya yang berwarna navi tergantung di pundak nya.

"Udah gelap Nay, udah jam 8 loh, elo masih mau mandi, apa lo nggak kedinginan gitu, awas aja ya kalo sampe elo masuk angin atau nggak demam, gue ngga mau tanggung jawab pokoknya," oceh Alfino yang mendapat balasan dengan lirikan mata malas dari Kanaya.

Perlahan terdengar gemercik air dari kamar mandi, pertanda kanaya telah melakukan ritual nya. (Ritual mandi loh ya 😁😁)

Sedangkan Alfino, dia lebih memilih untuk berselancar di internet saja, rasanya tidak etis kalo jam segini sudah tidur, jadi dia membuka sosmed saja.

Tiba-tiba gemercik air yang sedari tadi terdengar, seketika berhenti, dan terlihat di ambang pintu sudah ada Kanaya yang hanya menggunakan handuk saja.

Alfino pun meneguk salivanya kasar, dia sangat tidak bisa melihat pemandangan yang sangat "menggoda" di depannya itu, ternyata benar kata Diana, dia harus jaga nafsu, apalagi dengan istrinya itu.

"Astagfirullah, kenapa si Kanaya keluar kamar mandi cuma pakai handuk sih, astaga elo ini berdosa banget sih Nay, okey, jangan tegang, rileks aja," batin Alfino sambil menarik nafasnya dalam-dalam.

"Al, lo kenapa sih, panas lagi ya?" tanya Kanaya sambil menghampiri Alfino. Dan yap, sontak Alfino agak memundurkan badan nya, agar tidak terjadi persentuhan yang tidak di sengaja nantinya.

"Alfino, lo kenapa sih? Lo marah ya sama gue soal tadi? Gue minta maaf Al, jangan diemin gue dong, katanya cinta?" rengak Kanaya sambil mendekat ke arah Alfino.

"Eh...Mm...Nay? Lo kenapa cuma pakai handuk? Lo mendingan balik ke kamar mandi dulu deh, buat ganti baju," ujar Alfino sambil memalingkan pandangan.

"Ooh.. Gue tau, elo salting kan? Lo salting karna lihat gw cuma pake handuk aja? Hhhhhhhh!" tebak Kanaya sambil tertawa kecil.

"Nggak, siapa yang salting? Gue nggak salting kok, udah deh, sana! Ganti baju habis itu istirahat," titah Alfino sambil mendorong tubuh Kanaya menuju kamar mandi lagi.

Dengan berat hati, Kanaya pun menuruti perintah Alfino, cowo itu sangat menggemaskan jika sedang malu dan salting, ternyata tidak cewe saja yang bisa blushing atau kah malu, namun cowo juga bisa seperti itu.

Selang beberapa menit kemudian, Kanaya pun keluar dari kamar mandi, dengan pakaian rapinya, dia keluar dengan memakai piyama berwarna navi, dan rambut yang di gerai indah sangat cantik sekali.

Kanaya mulai menaiki kasurnya, namun Alfino masih tetap setia dengan hendfonnya, sehingga Kanaya menjadi kesal sendiri.

Pasalnya, seorang suami pasti selalu memuji istrinya, di saat situasi apapun. Lah ini Alfino malah cuek saja.

"Al! Alfino!" panggil Kanaya setengah berteriak. "Apaan sih Nay, jangan teriak-teriak dong!" balas Alfino sambil menatap kanaya lembut.

"Gue cantik nggak?"

"Nggak lah, lo itu jelek"

"Tega!"

"Bercanda doang Nay, elo cantik kok, cantik banget malah, cantik luar dan dalam, kalo elo ngga cantik mana mau gua sama lo," ucap Alfino.

"Kampret! Berarti kalo gue jelek, elo ngga mau dong sama gue."

"Udah, jangan seudzon, sana gih tidur," sahut Alfino sambil tersenyum.

Namun bukan Kanaya kalo tidak keras kepala, dia pun lebih memilih membuka hendfonnya dan langsung membuka aplikasi membaca novel nya.

Tiba-tiba AC di ruangan itu pun mati, dan terpaksa mereka menggunakan kipas angin saja, namun hawa panas tetap saja terasa, Kanaya yang tak tahan, langsung mengikat rambutnya saja.

Dan benar, itu adalah kali pertama Alfino melihat leher mulus Kanaya.
Dia menatap leher Kanaya, sangat putih dan wangi, ingin sekali dia menggigit leher itu, namun niatnya ia urungkan seketika, bukan apa-apa, pasalnya Kanaya belum sepenuhnya mencintai dirinya.

Dia pun langsung menarik ikat rambut Kanaya, dan sontak Kanaya pun menoleh ke arah Alfino yang masih menatap nya.

"Kenapa di tarik sih Al, panas tau, sini ikat rambutnya!" Kanaya pun langsung meraih ikat rambutnya dan langsung mengikat rambutnya.

Namun lagi-lagi Alfino merebut ikat rambut itu dan seketika dia mengacak-ngacak rambut Kanaya, agar lehernya tidak terlihat lagi.

"Apa-apaan sih Al?"

"Jangan di kuncir Nay!"

"Emang kenapa sih, ada masalah?"

"Leher lo kelihatan, dan...."

"Dan apa? Ya udah okey, gue ngga bakalan ikat rambut lagi," pasrah Kanaya menyerah.

"Bagus kalo kaya gitu, gegara elo gue jadi demam lagi nih," ucap Alfino sambil membenarkan selimutnya dan langsung tertidur membelakangi Kanaya.

"Al! Gue ngga mau di cuekin kaya gini, elo kenapa sih?" tanya Kanaya dengan sambil menggoyang-goyang kan pundak Alfino, namun Alfino masih saja belum membuka suara.

(Astaga Nay, elo itu beneran ngga sadar, atau emang pura-pura ngga sadar sih, ya jelas lah Alfino akan cuekin elo, salah elo juga kenapa tadi kuncir rambut segala, itu kan ngebuat dia terangsang, bego)

Seketika Alfino pun langsung membalik kan badannya dan langsung menatap Kanaya gadis itu ternyata bisa menangis juga, terlihat bekas air mata menempel di pipinya.

"Udah! Jangan nangis, sini tidur, gue nggak cuekin elo kok, cengeng banget sih!" papar Alfino menenangkan Kanaya, namun juga sambil mengejek. Perpaduan yang sulit untuk dimengerti.

Kanaya hanya diam saja sambil menatap Alfino, tersirat rasa kekesalan yang terlintas di wajah Kanaya, namun hal itu malah membuat Alfino tertawa.

"Kenapa ketawa?" tanya Kanaya ketus.

"Ternyata, Kanaya kalo lagi marah kaya gini ya?" ucap Alfino sambil tersenyum.

Wajah kanaya pun memerah, entah kenapa dia bisa blushing, dia pun langsung menutup wajahnya dengan telapak tangan, bermaksud agar Alfino tidak melihat wajah merahnya.

"Terserah! Gue mau tidur!" ucap Kanaya sambil menutup matanya. "Good Nigh Nay," bisik Alfino sambil tersenyum tipis. "Nigh too," balas Kanaya cepat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Halo guys, kayaknya makin kesini cerita ini jadi ngga jelas deh, pangapunten pisan yah. Simak trus kisah kanaya dan alfino ya, soalnya nanti di konflik ada yang uwaw banget... Hehehe.. 😁😁

Tenang aja, cerita ini happy ending kok. Kayaknya. See You In The Neks Chapter.. 🙌🖐️

Dear Alfino (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang