37 : Alfino Junior

5.9K 161 27
                                    

~ Hati ini sudah mati, dan kemungkinan besar tidak akan pernah hidup kembali tanpa adanya cinta yang tulus ~

.
.
.
.
.

Malam pun tiba, Kanaya segera menghubungi Aska agar mahkluk itu menjemputnya.

"Aska, jemput gue sekarang, gue lagi mager nih," pinta Kanaya.

"Bentar, gue masih harus makan malam dulu," balas Aska yang terdengar sedang mengunyah makanan disebrang sana.

Kanaya bersedekap dada, Aska sangat lah tidak sopan, seharusnya dia mengabari Kanaya terlebih dahulu kalau dia itu akan terlambat datang.

****

Kini merela berdua sudah berada ditaman. Banyak para muda-mudi yang sedang berkencan malam ini, padahal malam ini bukan malam minggu.

"Jadi gimana?" tanya Kanaya.

Aska pun berbisik kepada Kanaya, Kanaya hanya bisa mendengar rencana Aska dengan seksama.

Dia membelalakkan matanya, sepertinya rencana Aska sangatlah cemerlang kali ini. Perlahan senyum Kanaya berkembang, memperlihatkan lengkungan yang indah dan menawan.

"Bagus juga ide lo," puji Kanaya.

"Jadi besok kita harus udah beraksi, besok gue bakal hubungin Oppa gue, pasti dia mau bantu, secara gue kan cucunya gituh, jam 7 nanti lo harus dateng kerumah sakit Oppa gue ya," pinta Aska.

"Gilak! Besok sekolah njir, lo enak udah mau lulus, lagian juga jangan besok lah, Alfino sama Sella baru aja Honeymoon, nanti mereka curiga," ujar Kanaya.

"Lebih cepet lebih baik," seloroh Aska yang membuat Kanaya mencebikkan bibirnya, ternyata Aska itu sangatlah susah jika diatur.

Tiba-tiba...

"Huek... Huek..."

"Kenapa Nay?" tanya Aska yang menatap Kanaya aneh. Pasalnya Kanaya dia tiba-tiba muntah dan hanya muntah cairan saja.

Kanaya menatap Aska, Aska juga sebaliknya. Mereka seperti bertelepati, dan akhirnya.

"Lo mikir apa yang gue pikirin?" tanya Kanaya yang diangguki oleh Aska. Mereka saling membelalakkan mata masing-masing.

"HAMIL!" teriak mereka berdua tanpa memperhatikan sekitar, padahal jelas-jelas di sekitar mereka banyak orang yang pasti akan berfikir negatif.

.....

"Mbak mau beli tespack," ujar Kanaya antusias. Aska yang mendengar dari dalam mobil pun hanya mendengus kasar, Kanaya sangatlah berlebihan.

Penjaga apotik itu pun memberikan tespack ke Kanaya, dan dengan senang hati Kanaya menerima benda itu, dia segera membayar dan tak sabar ingin pulang.

"Anjir, gue nggak sabar Ka, kalo gue beneran hamil berarti anak ini bakal jadi kado indah buat ulang tahun gue lusa nanti, awhhh.. Sehat-sehat ya nak kamu didalem sana," celoteh Kanaya sambil mengelus-elus perutnya yang rata itu.

"Belum tentu lo hamil Nay, jangan seneng kayak gitu. Bukannya gue nggak suka lo hamil, gue cuma nggak mau ekspektasi lo tidak sama dengan realitanya, gue nggak mau lo kecewa karna ini Nay," ujar Aska yang membuat Kanaya menggembungkan pipinya.

Dear Alfino (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang