50 : Akhir Dari Sebuah Kisah (END)

7.9K 158 7
                                    

"Happy Aniv sayang, semoga kalian langgeng-langgeng aja sampai masa tua nanti," ujar Diana dan Dian, mereka memeluk tubuh Kanaya. (Btw, Alfino kan telvon Diana pas jam tujuh, jadi Diana bilang sama Dian kalau Kanaya aniv dan nyuruh mereka buat nginep).

"Awh, thank you so much for you, I love you my mom!" balas Kanaya tak kalah heboh, mungkin akibat sudah menjadi emak-emak adalah seperti ini, mulai heboh.

Begitu juga dengan Farhan dan Alvin, pria paruh baya tersebut juga mengucapkan selamata akan berjalannya pernikahan Alfino dan Kanaya yang sudah berjalan selama dua tahun lamanya ini.

"Mamah, mamah. Gimi kangen sama mamah," ucap seorang gadis kecil sembari berjalan menuju tubuh Kanaya. Dan dengan sigap Kanaya merengkuh tubuh mungil tersebut.

"Bunda sayang, panggil bunda dong, biar sama kaya Leo."

"Nggak mau, Gemini lebih suka manggil Mama-Papa daripada Bunda-Ayah," balas gadis itu membuat Kanaya tertawa kecil.

Sampai-sampai, Kanaya mencubit gemash pipi anaknya sampai mata anaknya berkaca-kaca karena tindakan psikopath Kanaya.

~°°°°~

"Kyaaaaaa!" tangis Gemini disaat pagi-pagi buta. Membuat Kanaya dan Alfino yang sedang tertidur terkaget bukan main. Ternyata jam sudah menunjukkan pukul lima pagi, waktunya menunaikan sholat wajib.

Setelah selesai menunaikan sholat, Kanaya dan Alfini memutuskan untuk  ber-jogging, lagian jam juga sudah menunjukkan pukul 6 pagi, pasti matahari juga sudah mulai terbit.

Tak lupa mereka membawa Leo dan Gemini, walaupun dua balita itu dinaikkan dikereta bayi. Setidaknya mereka nanti akan mendapat sinar matahari yang cukup bukan?

"Umur kamu udah berapa tahun Nay?" tanya Alfino tiba-tiba.

"19 tahun, emang kenapa?" tanya Kanaya balik, tidak biasa Alfino menanyakan hal receh kaya ini, sudah seperti tidak punya pembahasan yang lain saja.

"Udah dewasa dong, tapi kok wajahnya kaya bocah SD sih?" ini Alfino memuji atau menghina ya? Disisi lain, bocah SD itu kelihatan imut-imut lucu.

"Heheh, iya, he'em!" ujar Kanaya garing, gadis yang sudah menjadi wanita tersebut mulai menjalankan kereta bayi menuju taman setempat.

Mereka tetap berjalan, tak peduli dengan tatapan orang-orang yang tengah menatap aneh kepada mereka. Ya harusnya kalian faham, Kanaya dan Alfino masih terlihat seperti anak SMA kelas 1 yang sudah mempunyai seorang anak.

Semakin banyak pandangan dari berbagai mata, semakin erat pula rengkuhan yang Alfino berikan untuk Kanaya, sampai-sampai Kanaya menegur Alfino karena pria itu mengganggu acara jalan-jalan mereka.

"Kanaya!"

Kanaya menoleh tatkala ada seseorang yang meneriaki namanya. Dia meliarkan penglihatannya agar bisa mendalati seseorang yang telah memanggilnya tadi.

Ternyata oh ternyata, orang itu adalah Lala dan Wendy. Dan dengan heboh Lala berlari untuk memeluk Kanaya, dan Kanaya pun membalas rengkuhan tersebut.

"Hai bro!"

"Tambah kurus aja Wen? Lala galak ya?" gurau Alfino yang mendapat delikan tajam dari Lala.

"Iya nih, belum juga jadi istri udah galak aja. Maklum, bocahnya mau gue tinggal ke Jerman, hahaha!" Tawa Wendy pecah kala itu juga. Sampai-sampai para pengunjung yang lain menutup telinga dan menghindari lokasi tersebut.

Dear Alfino (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang