1 : Pengumuman

20.2K 572 52
                                    

Suara para murid SMA Tunas Bangsa terdengar sangat ricuh ketika melihat didinding mading tertulis akan mengadakan kegiatan Persami untuk kelas X dan XI IPA, atau bisa dibilang sebagai kelas pertengahan dan bawah, tertulis dimading...

"Assalamualaikum wr. wb, saya selaku kepala sekolah di SMA Tunas Bangsa, menyatakan tentang diadakan kegiatan persami, untuk kelas X dan XI IPA, atau bisa dibilang kelas bawah dan kelas tengah, sekian dan terimakasih, Wassalamualaikum Wr. Wb." Begitulah kira-kira surat yang ditulis oleh kepala sekolah.

Kanaya yang mendengar berita itu seketika mendengus dengan kasar, sedangkan Lala dia sudah jingkrak-jingkrak saking bahagianya, mengingat persami adalah kegiatan yang selalu ia dambakan, membuat Kanaya tidak heran lagi. Kanaya menatap aneh tingkah laku Lala, dia hanya bisa geleng-geleng kepala saja.

Sahabatnya itu sungguh terlihat senang sekali ketika mendengar berita jika akan diadakan kegiatan Persami. Padahal Kanaya sangat malas jika ada kegiatan seperti itu, salah satu sebabnya adalah dia harus membawa banyak barang dan peralatan.

"Males banget dah gue La, jadi harus belanja kan, boleh ngundurin diri nggak ya, nggak seru banget deh," keluh Kanaya dengan menekuk wajah cantiknya.

"Males gimana sih maksut lo? Seru tau kalo ada kegiatan kaya gini, apalagi di sana banyak dede kelas ganteng, lo inget nggak dulu pas abang gue cerita tentang persami? lo inget kan, Nay? Astaga gue jadi nggak sabar pengen cepet-cepet kesana," celoteh Lala sambil tersenyum penuh kebahagiaan.

Beberapa jam kemudian pelajaran pertama sudah selesai, para siswa dan siswi diperbolehkan untuk istirahat. Kanaya dan Lala sekarang sudah berada di kantin sekolah dengan jus dimejanya.

Kanaya mengedarkan pandangannya, tempat itu sungguh ramai sekali, tidak ada meja yang kosong satu pun, padahal anak kelas 12 belum keluar dari kelas, mungkin ada ujian mendadak, membuat kelas mereka yang dijuluki biang ricuh mendadak hening.

"Rame bener hari ini kantin, padahal anak kelas 12 belum istirahat, pasti nanti mereka bakal ngusir kita semua," monolog Kanaya sambil meminum jus alpukatnya.

"Ya pastinya diusirlah Nay, kaya nggak tau anak-anak songong itu, mereka itu ngerasa paling berkuasa di sekolahan ini, mentang mentang kelas tertinggi, mereka bisa nindas adek kelas gitu?" sahut Lala dengan nada sewotnya.

"Tapi.. Beda sama yang cowok-cowok, mereka itu baik-baik loh, sumpah gue bener-bener terharu sama kebaikan dan prestasi mereka," lanjut Lala sambil membayangkan wajah para pemuda kelas 12 yang ia maksud.

"Setiap kali gue lewat kelasnya, pasti mereka bakal godain gue, mana badboy-bedboy tapi cool gitu lagi, tambah cinta nih sama mereka, gue setiap hari bakal lewat kelas mereka ah," cerocos Lala.

"Mereka dateng, pangeran lo dateng tuh, diem dulu deh!" bisik Kanaya sambil merunduk ketika mereka semua datang. Terlihat para kakak kelas itu sedang mencari cari tempat duduk, dan mereka pun menuju tempat duduk Kanaya dan Lala.

Kanaya yang merasa ada orang di sampingnya pun mendongak, dan melihat kesamping, ternyata sosok itu adalah seorang lelaki yang tampan, sedang duduk sambil menatapnya.

"Siapa lo? Kok duduk disamping gue sih!" tanya Kanaya kelewat berani dan lantang, sehingga semua siswa siswi yang ada di kantin menoleh ke arah nya. "Kenapa? Ada yang salah sama ucapan gue, hah?" cetus Kanaya sekali lagi.

Lala geram, ia menginjak kaki Kanaya, yang Kanaya langsung menjerit kecil dibuatnya. "Kenalin nama gue Aska, kakak kelas lo, nama lo Kanaya kan? Dan nama lo Lala kan? Salam kenal, boleh nggak kita jadi teman?" ucap Aska sambil mengulurkan tangannya ke arah Kanaya.

"Iya kita mau kok jadi teman kamu," sahut Lala yang tiba-tiba menyahut jabatan tangan Aska yang terulur ke Kanaya.

"Kalo udah tau nama kita, terus kenapa lo nanya, bego!" sengit Kanaya yang membuat Lala melotot. Bisa-bisanya Kanaya berbicara sengit didepan kakak kelas tampan mereka.

Dear Alfino (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang