3 : Kecelakaan

4.1K 299 28
                                    

Ke esokan harinya....

Pagi sudah tiba, mentari masih terlihat malu-malu untuk menampakkan diri. Kini, terlihat Kanaya yang masih meringkuk diatas kasur.

Ia enggan untuk membuka mata, hari ini hari senin, namun karena sekolah ada acara, maka para siswa dan siswi diliburkan. Dan tentu hal itu membuat Neya senang bukan main.

"Sayang, bangun yuk, mama udah masak buat kamu loh.”

Kanaya sepontan membuka matanya, ia menatap kearah pintu, dengan hati yang masih bertanya-tanya, dia tetap tersenyum, mamanya sudah lama tidak memasak makanan untuknya.

"Mama masak? Wah, Kanaya udah kangen sama masakan mama,” pungkas Kanaya seraya menunjukkan deretan giginya.

°°°

Kini mereka bertiga sudah berada dimeja makan, Farhan dan Dian tengah sibuk dengan makanannnya masing-masing.

Sedangkan Kanaya masih setia memandangi sepiring nasi goreng dengan mata yang berbinar ditambah senyuman yang tersungging diwajahnya.

"Kok nggak dimakan? Gak enak?

"Nggak kok Pah, Kanaya cuma seneng aja gitu, akhirnya Kanaya bisa makan masakan mama, jadi sayang mau makan nasi gorengnya, hehe,” jawab Kanaya yang membuat Dian tertampar.

Dian menatap Farhan sayu, yang dikatakan Kanaya benar, Dian selalu saja sibuk dengan butiknya, sampai-sampai dia lupa jika mempunyai seorang anak.

"Dimakan dong, mulai sekarang, mama akan masak terus buat kalian, butik? Biar asisten mama yang ngurus,” imbuh Dian sembari tersenyum ke Kanaya.

Dengan lahap Kanaya menyantap hidangan dimeja makan, Farhan saja sampai geleng-geleng melihat tingkah putri semata wayangnya itu.

"Nyomud, ada tamu.”

"Siapa bi? Lala?” tanya Kanaya.

"Bukan Nyomud." Kanaya mengerutkan dahinya, jika bukan Lala, maka siapa yang datang? Tidak mungkin kan kalo itu Beno, si tampan tapi latah.

"Suruh masuk aja bi.”

¶¶¶¶

"Jadi, ada apa?” tanya Kanaya.

"Nggak papa, gue cuma pengen kenal lo lebih jauh aja," jawab Aska. Ya, yang bertanya adalah Aska, Kanaya saja bingung dengan lelaki itu, bagaimana bisa dia tau letak rumah Kanaya.

"Owh, yaudah, jangan deketin gue."

"Kenapa emang?"

"Katanya mau mengenal lebih jauh? Ya berarti jangan deket-deket lah."

Gubrak

Dasar Kanaya!!

"Sekarang jujur aja sama perasaan lo," ucap Aska seraya menatap Kanaya intens.

"Perasaan? Perasaan apa?" tanya Kanaya, dia terkekeh pelan, lebih tepatnya terkekeh kaku, itu semua ia lakukan untuk menghilangkan rasa canggung yang tiba-tiba melanda.

"Gue tau lo naksir sama gue udah sejak dulu." Kanaya bergeming, bagaimana bisa Aska mengetahui tentang semuanya?

"Kok, lo tau?" tanya Kanaya sembari menunduk, ia tak berani menatap mata Aska yang terlihat lembut.

Dear Alfino (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang