44 : Dasar Parasit

4.4K 148 8
                                    

Semua orang disana tercengang, mereka bungkam tanpa mengucapkan sepatah kata pun, tak terkecuali Kanaya dan Alfino, mereka terkejut akan kedatangan Kania.

"Tenang aja, gue emang tau tentang hal ini. But, gue nggak akan bocorin kesiapa-siapa kok," imbuh Kania.

Memang benar, pernikahan antara Kanaya dan Alfino belum diketahui oleh banyak orang, anak SMA Tunas Bangsa juga tidak banyak yang tau, hanya sebagian irang saja yang mengetahui hal ini.

Dan soal Kanaya koma, kabar itu memang sudah menjadi obrolan hangat di SMA Tunas Bangsa, mereka krusak-krusuk membicarakan tentang Kanaya dan Aska.

"Nay, maafin gue ya. Gue tulus kok minta maaf sama lo, gue menyesal udah pernah jadi antagonis dikisah hidup lo, sekali lagi minta maaf."

"Aku maafin kok, by the way makasih ya bingkisannya, makasih juga untuk mainannya, Gemini dan Leo pasti seneng banget." Kanaya tersenyum manis, dia percaya dengan Kania.

Setelah perbincangan singkat tersebut, semua orang yang memenuhi ruang rawat Kanaya pun mulai heboh, heboh dengan perbincangan mereka, sebagian dari mereka juga tengah menikmati cemilan yang mereka bawa sendiri, dan Lala, Wendy, Aska, mereka bertiga kini masih setia menjahili anak Kanaya dan Alfino.

Para keluarga besar Kanaya dan Alfino mulai berbincang-bincang dengan sang heroin yang kini tengah bersender diranjang. Kania juga mulai bergabung dengan Lala. Lala pun meladeni Kania walaupun sedikit agak judes, jutek, dan ketus.

Namun itu semua tidak membuat Kania menyerah untuk mendapatkan maaf dari Lala dan yang lain, dia mau berubah sekarang. Dia tidak mau menjadi antagonis disejarah hidup seseorang.

Tawa Kanaya menggelegar ketika budhe dan pakdhenya bercanda ria, ia ikut merasakan kebahagiaan jika semua keluarga sudah berkumpul seperti sekarang ini.

"Hahah, tenan kui Nay! Budhemu iki, mangan pitek entah e yo doyan, awak gembrot ngene kok, jarene arek diet! Sok-sokan arek diet wongeki!" seloroh Pakdhe, pria paruh baya itu mengtai istrinya sendiri.

"Opo ngke? Gembrot? Ngomong opo sampeyan meng hah? Tak jibeng mampus awakmu! Awak krepeng mor balung tok ngene kok sok-sokan ngarani wong gembrot lah, lemu lah, mikir sampeyan pak, tingali! Awakmu ra ono daginge!" balas Budhe tak terima. Dan keributan tersebut membuat Kanaya tertawa geli, budhe dan pakdhenya memang limited edition.

"Karepmu lah Buk! Sampeyan tarah gak gelem ngalah!" pasrah Pakdhe.

Kini, hari mulai larut, para keluarga Kanaya dan Alfino juga sudah tertidur sembari menggelar tikar dilantai. Lala dan Wendy tengah berada ditaman rumah sakit sambil memandangi orang yang berlalu lalang.

Sedangkan Kania, gadis itu telah diantar pulang oleh Aska, sebenernya Kania ingin pilang sendiri, tapi Kanaya tidak memberikan izin, lebih baik Aska mengantar Kania agar gadis itu selamat sampai tujuan.

Mau tidak mau harus mau! Aska pun mengantar Kania. Namun, bukan Kania jika tidak memanfaatkan keadaan, dia meminta Aska agar menemaninya ketaman kerbau yang hanya buka saat malam hari, hal itu dikususkan untuk para muda-mudi yang hendak berpacaran.

Mungkin kalian bingung, mengapa tamannya dijuluki taman kerbau? Nah, jadi.. Ditengah-tengah taman tersebut, terdapat patung kerbau yang sangat besar dan dibawahnya terdapat air mancur. Dan semua itu menambah kesan epik dalam bangunannya

Kini Kania dan Aska tengah duduk disalah satu kursi bagian tengah, mereka tengah memakan es krim walaupun cuaca sedang dingin-dinginnya seperti ini.

Walaupun begitu, namun Aska tetap mengabaikan Kania, padahal Kania sudah mengajaknya untuk mengobrol. Dan kalian tahu apa respon Aska? Ya, tidak, hm, owh. Hanya itu saja, sepertinya Aska cosplay menjadi cuek bebek. (Fyi, cuek bebek adalah nama dari ikan digame yang Nanas mainin dulu).

Dear Alfino (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang