05. Hobby Ujang Ngutang *Ujang POV (◍•ᴗ•◍)

526 98 82
                                    

            "MAK BEEEEEEELLLLLLIIII, BELI TEA JUS!" Gue berteriak sampai tenggorokan kering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            "MAK BEEEEEEELLLLLLIIII, BELI TEA JUS!" Gue berteriak sampai tenggorokan kering.  Ah ... males mau ngutang es aja harus teriak sekerasnya bikin makin haus. Tapi ya mau bagaimana lagi? Mak Ijah sudah tua telinganya sudah tidak berfungsi dengan baik.

"Halah udah kebaca kamu mau ngutang lagi kan?" Tau aja tuh nenek peot gue mau ngutang atau jangan-jangan dia bisa membaca pikiran orang lain?

Selain hobby halu gue  juga suka ngutang. Hal itu membuat Emak geram padahal sehari-hari gue dapat uang jajan walaupun enggak seberapa kadang korupsi kembalian uang kembalian kalau Bapak nyuruh beli Rokok. Uang dari ortu gue tabung buat modal nikah. Hihihi.

Istri pacar aja tak punya. Ngaco banget otak gue inget Jang, Ujang lu masih bocil bego masih SMP bisa-bisanya kepikiran nikah?

lah otak gue ngapa? Apa perlu di servis. Hadeh lelah aku tuh.

"Beli es Bi, sumpah kali ini gak ngutang."

Gue haus banget cuaca hari ini cukup terik panas matahari menusuk kulit, gue takut kegantegan gue berkurang bisa hitam kulit gue yang putih kaya tepung terigu ini. Menggosok seluruh badan dengan batu kali dan memakai rinso tiap hari diputar dibagian wajah bikin kulit cerah membahana.

"Utang yang kemarin aja belum dibayar?"

"Emang hutang saya berapa duit Mak?" Gue yakin tidak banyak soalnya gue cuma ngutang es tea jus seribuan doang udah kok itu aja.

"Tiga ratus ribu," ujar Mak Ijah. Gue tersentak kaget kok bisa sebanyak itu? Untung aja uang jajan gue sehari lima ratus ribu, gue masih mampu bayar hutang. Cuma yang bikin bingung semahal itu kah es tea jus gula batu?

Ralat uang segitu bukan dari Emak Bapak gue, melainkan hasil kerja keras sepanjang waktu. Asal kalian tahu gue ini pengusaha muda yang sukses.

"Kok banyak banget Mak!" Kepala gue mendadak pusing. Sejak dari pagi belum makan, laper, mana haus banget sumpah gak bohong.

"Ade kamu suka ngutang seblak dia bilang bang Ujang yang bayar. Gak mau tahu harus bayar!!!"  Wah parah ade gue kelakuannya minta di ketekin tuh anak. Gak tau apa kalo ketek gue lebih bau daripada kentut kuda.

"Ini Mak lunas ya," kata gue seraya menyerahkan uang tiga ratus ribu pada mak Ijah.

Perut gue laper banget mau beli makan tapi gak ada uang receh. Gimana dong cacing dalam perut gue udah teriak minta makanan. Apa ngutang lagi aja ya?

"Makasih Ujang genteng."

"Mak, ngutang mie rebus Ujang laper."

Gue hanya berdoa agar Mak Ijah bolehin gue ngutang. Rumah masih jauh, jarak antara warung dan rumah harus menempuh waktu satu jam lagi bukan apa-apa takutnya gue pingsan gimana? Kalo dimakan harimau gimana? Apa kalian rela kehilangan Ujang yang ganteng kaya opa opa koreah ini hah?

Marpuah My Love [ Selesai ✔ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang