55. Bingung ◉⁠‿⁠◉

56 18 24
                                    

        Marpuah duduk dibawah rindangnya pepohonan, gadis itu sedang menunggu kedatangan Ujang. Namun cowok itu belum juga datang. Kelamaan nunggu kaki Marpuah jadi kesemutan.

Menatap langit biru yang cerah seraya menyeruput teh hangat serta ngemil biskuit yang ia bawa dari rumah membuat Marpuah betah berada lama-lama di tempat ini.

"Ujang dimana sih, lama banget kan aku kangen," ucap Marpuah, jika saja Ujang berada di sampingnya ia ingin minta dibelikan seblak lagi.

"Cie nungguin ya," kata Ujang yang baru saja datang menghampiri dirinya.

"Aku sudah lelah menunggu kamu, darimana saja sih Jang!"

"Maaf, sibuk maklum orderan lagi ramai Kak."

Ujang kini sudah tidak berjualan belalang goreng lagi, sekarang dia berdalih menjual air hujan karena sekarang sedang musim. Ujang  sudah merintis bisnis  baru.

"Sok sibuk memangnya kamu jualan apa lagi Ujang yang paling ganteng sedunia?" tanya Marpuah.

"Jualan air hujan rasa yang pernah ada namun terlupakan." Perkataan Ujang membuat Marpuah kesal.

"Jangan aneh-aneh deh Ujang, jualan air hujan siapa yang mau beli coba? Mending kamu jualan seblak, cireng, atau bakso pasti laris manis."

"Kak Puah My Lovenya aku, kalau Ujang yang ganteng ini jualan seblak kasian Mak Ijah takutnya gak laku lagi, jualan cireng atau bakso saingan sama Mang Fidan dong nantinya."

"Kalau kamu mikirnya gitu gimana mau sukses lagian kamu ada-ada saja air hujan di jual memangnya laku?"

"Laku lah kak, pertama  gue tadah air hujannya kalau sudah banyak gue masak sampai mendidih, jadi deh air minum."

"Trus tuh air kamu apakan lagi Jang, udah di rebus doang gitu, aku tidak  paham dengan cara berfikir kamu."

Saat itu hujan begitu deras, Ujang sedang termenung memikirkan bagaimana masa depannya kelak. Ujang sadar diri tak punya prestasi, tidak memiliki keahlian khusus, Ujang pula tidak tahu sebenarnya dia punya bakat apa?

Ujang begitu bosan hanya diam saja dirumah ingin pergi. Namun hujan masih mengguyur permukaan bumi, rintik airnya menciptakan melodi nada yang indah.

Ujang mengambil ember dari kamar mandi, dia di preng otak lagi. Padahal Ujang sudah berniat untuk makan lantaran perutnya lapar keroncongan akan tatapi bukan piring berisi nasi dan lauk pauk tapi ember berwarna pink bergambar hello kitty, lalu kaki Ujang melangkah ke teras untuk menadah air hujan.

Setelah ember itu penuh, Ujang pergi ke dapur untuk merebus air tersebut, lalu Ujang membuat adonan dari tepung sagu, jeli rasa coklat, serta gula pasir, setelah adonan kalis Ujang membentuk adonan itu menjadi bulat-bulat seperti eek kambing.

Ujang membuat boba sungguh otak Ujang encer ia jadi mempunyai ide usaha baru yaitu jualan boba kuah air hujan aneka rasa.

"Gue jualan boba kak, awalnya si iseng gabut ternyata banyak yang suka hehehe," ucap Ujang menjelaskan.

"Otak kamu terbuat dari apa Jang, encer benar, kreatif mantap. Boba tapi pakai air hujan diberi serbuk aneka rasa, btw aku mau dong beli."

"Buat kak Puah, gratis."

"Serius gratis?" Marpuah senang karena mengetahui fakta bahwa Ujang sangat baik hati dan tidak pelit seperti mantannya yang gak ngotak itu.

"Apa sih yang gak buat kak Puah my love nya, aku."

****

             Ujang merasa lelah seharian mengantar pesanan customer, diapun langsung bersandar dipangkuan Marpuah, Ujang merasa nyaman sementara Marpuah tak keberatan dengan sikap Ujang yang mendadak manja.

"Kak, kepala gue pusing," ucap Ujang, kepalanya mendadak pening tubuhnya sudah teramat letih.

"Nih minum obat, semoga pusingnya lekas membaik." Marpuah mengambil obat sakit kepala dari tasnya lalu menyerahkan obat serta satu botol air mineral pada Ujang.

"Makasih banyak Kak Puah."

"Cepat sembuh sayang."

Marpuah sudah menaruh hati pada Ujang, benih-benih cinta diantara mereka sudah mulai tumbuh dan berbunga. Terkadang jika tidak sehari saja tak jumpa rasa rindu selalu datang secara tiba-tiba.

"Kak Puah serius panggil gue dengan sebutan sayang?" tanya Ujang, dia bingung hubungan ini hanya pura-pura atau mungkin Marpuah sudah menyukainya? itu bagus Ujang akan terus berjuang sekuat tenaga agar Marpuah menjadi kekasihnya.

"Gak boleh ya, kan sekarang kamu pacar aku," ucap Marpuah, senyum indah merekah menghiasi wajah cantiknya Ujang jadi semakin terpana.

"Kita kan, pacaran hanya pura-pura."

"Aku maunya kita menjalankan hubungan serius, kamu mau kan jadi pacar aku hehehe."

"Kak Puah, bisa aja terbalik harusnya gue yang nembak kakak."

"Kalau aku ditembak mati dong."

"Tidak seperti itu konsepnya sayang."

:(

Lanjut?

Marpuah My Love [ Selesai ✔ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang