60. Catatan harian Ujang (⁠っ⁠˘̩⁠╭⁠╮⁠˘̩⁠)⁠っ

87 27 155
                                    

        Dibalik sifat Ujang yang abstrak, dirinya sangat banyak menyimpan segala luka sendirian. Rasa sedih itu hanya Ujang yang rasakan tak ada teman untuk berbagi duka bukannya tak ingin terbuka hanya saja ia tak ingin melihat orang lain bersedih juga. Terkadang Ujang dilanda kesedihan mendalam, Ujang kesepian, Ujang hampir menyerah.

"Ujang, kamu jangan meninggal dulu. Nanti siapa yang akan membereskan rumah ketika Emak lelah, bangun Ujang jangan bokep mulu. Kenapa sih kamu betah banget tidur di kasur rumah sakit? Kamu sedang asyik mimpi menikah dengan janda muda kaya raya ya, Jang." Emak sangat bersedih hati, dia tidak sanggup lagi menopang berat tubuhnya sendiri, Emak pingsan terkapar di lantai.

Sudah satu minggu lamanya, Ujang terkapar lemas di ranjang rumah sakit. Tindakan Ujang sangat diluar dugaan, entah apa yang ada dalam pikirannya sehingga Ujang menyakiti dirinya sendiri.

"Astaga Emak!!" Bapak panik bo'ol getar, melihat istrinya terkapar, beliau langsung membawa emak bertemu dokter untuk mengecek keadaannya.

Emak tak kuasa menahan tangis, dia tidak ingin kehilangan buah hati untuk yang ke dua kalinya. Racun yang ditelan Ujang telah menyebar ke seluruh tubuh, beruntung Marpuah segera membawa Ujang ke rumah sakit sehingga kini kondisi Ujang baik-baik saja. Ujang sudah melewati masa kritisnya.

Semua orang bersedih dengan kondisi Ujang saat ini.

Siska main masuk kamar tanpa permisi, dia sangat merindukan mantan tersayang. Alasan Siska meninggalkan Ujang bukan karena tak lagi cinta, tatapi demi cita-cita dan juga perkerjaan agar dapat bertahan hidup. Semua ini hanya salah faham belaka, Siska tidak pernah selingkuh, cowok yang selalu bersamanya adalah kakaknya sendiri. Perkataan beberapa hari lalu juga tidak serius, sekarang Siska menyesal. Kini Ujang tak sudi lagi berhubungan dengannya.

"Ujang, aku sayang kamu, bertahan ya. Jangan meninggalkanku, aku tak sanggup hidup tanpa kamu."

Siska mengelus rambut Ujang, dia tidak perduli kentut Ujang semerbak bunga rafflesia, tubuh Ujang bau kambing, keteknya bau asem. Gadis itu akan terus mencintai Ujang si buluk kurang glowing. Sayang semuanya sudah terlambat Ujang sudah melupakan Siska dan sudah mencintai Marpuah Sabalabala.

Siska penasaran dengan buku berwarna pink yang berada di meja, sampulnya sangat bagus sehingga Siska penasaran untuk membaca isinya.

Catatan harian Ujanganteng.

Rindu itu layaknya kentut, tak terlihat tatapi bisa dirasakan sesaknya.

Hari ini gue galau, Siska sudah move on! Gue bahagia melihat dia happy bersama orang baru.

Yang membuat kecewa, Siska mau jadian sama gue atas dasar kasihan semata. Nyeseg woy rasanya seperti anda ditolak janda muda karena muka elo kayak tutup panci.

Sakitnya tuh disini didalam hatiku.

Terkadang gue merindukan Siska.

Rindu ketikan gue, Ralyn, dan Siska menghabiskan waktu bersama.

Bagaimanapun dia tatap sahabat gue.

Kalau balikkan menjalin hubungan dari awal lagi, rasanya sudah tidak mungkin.

Karena Ujang yang ganteng sejagat ini sudah menyukai orang lain.

Marpuah My Love [ Selesai ✔ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang