Hari demi hari Ujang menjalani hidup normal seperti biasanya, hanya saja kali ini ia sudah tidak jomblo lagi. Tak terasa hubungannya dengan Melinda Tompel sudah berjalan satu minggu lamanya.
Berkat Melinda Ujang termotivasi untuk giat belajar sehingga mendapat rangking dua puluh lima dari dua puluh enam siswa di kelasnya. Lumayan ada sedikit kemajuan karena Ujang selalu mendapatkan nilai paling rendah, jelas saja Emak bangga Ujang naik kelas walaupun nilai pas-pasan.
Ujang bergelut dengan minyak panas yang nyiprat kemana-mana, Ujang berniat memasak makanan untuk kekasih tercinta. Melinda sang pujaan hati.
"DI GEBOY GEBOR MUJAER NANG NING NONG PLAKDULIMPAK DANG DUNG DING JERRRR ASEEKKK"
Ujang bernyanyi sesuka hati padahal suaranya sangat jelek seperti kaleng rombeng. Telinganya sendiri saja sakit. Ujang memasak secara brutal panci, piring, sendok berantakan.
"GORENG-GORENG MASAK MASAK TUMIS-TUMIS BIMOLI."
Ujang menumis bumbu yang sudah ia haluskan entah makanan apa yang akan Ujang buat. Ia sangat yakin rasanya pasti lezat menggugah selera makanan itu dimasak pakai ketulusan cinta.
"Ujang kenapa kamu dangdutan di dapur berisik pusing kepala Emak," ucap Emak, dia menjewer telinga Ujang.
"Ujang nanti sore mau ketemuan sama ayang Mell Mak. Ujang mau masak makanan untuk dia biar irit karena bisnis Ujang biasalah rugi terus. Entah siapa yang mencuri belalang goreng Ujang."
"Gak modal banget kamu Jang, harusnya ajak jalan pacar ke cafe biar romatis Jang, nih duit ajak calon menantu Emak jalan-jalan." Emak memberikan uang lima ratus ribu rupiah kepada Ujang.
"Serius nih, uang sebanyak ini buat Ujang?" Ujang bertanya, karena tumben Emak mau memberikan dirinya uang sebanyak itu.
"Kita ini orang kaya Jang, jangan seperti orang susah ngajak jalan pacar cuma di pinggir danau bawa bekal nasi kecap sama kerupuk doang hih kasian banget nasib ceweknya."
Sepertinya Emak sedang menyindir seseorang.
"Si Pengki maksudnya Mak? Ah Emak Ujang kan cuma niat masak makanan enak bukan nasi seupil ditabur kecap satu tetes dan kerupuk, Ujang beda Mak, gak seperti Pengki Medit."
"Bagus, pokoknya kalau kamu punya pacar buat dia selalu bahagia, jangan sampai mengecewakan hati perempuan."
"Iya, Mak siap."
"Yaudah kamu lanjut masaknya kalau sudah selesai jangan lupa cuci piring, Emak mau ke warung dulu."
Terlalu sibuk mengobrol dengan Emak. Ujang lupa bahwa dia sedang memasak nasi goreng tanpa nasi spesial untuk Melinda tompel, sengaja gak pakai nasi karena Melinda sedang diet. Eh masakan gosong menghiksroott.
Ujang harus harus mengulang semuanya dari awal lagi.
****
Ujang sangat senang memasak baginya memasak adalah kegiatan yang sangat menyenangkan, dia sangat ingin menjadi koki ternama seperti chef Juna.
"Hari ini gue mau masak camilan enak super duper mantap, bahan-bahan yang kita akan siapkan yaitu Pisang burik pemberian Bapak, dua biji kentang hasil mencuri di kebun Aki Muin, satu butir telur boleh nyopet di kandang ayam Bi Tisem, penyedap rasa yang pernah ada, cabe bubuk yang pedasnya melebihi bacodtan tetangga asek dan mie gelas punya gue sisa dua hari yang lalu." Ujang berlaga seperti koki professional.
Ujang masak makanan enak hanya modal tenaga dan imajinasi karena semua bahan baku masakannya hasil mencuri di kebun orang.
Bagi dirinya makanan hasil mencuri rasanya lebih nikmat dibandingkan membeli. Rasanya seperti menantang diri dari maut, saat ketahuan mencuri sama yang punya kebun Ujang langung di kejar- kejar, di lempar batu, terkadang digantung di pohon mangga, sensasinya ... ah mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marpuah My Love [ Selesai ✔ ]
HumorMarpuah My Love Genre : Komedi Romance. [ Ketika usia tak menjadi pengukur cinta. Ini tentang Ujang dan kebodohan nya. Ujang bocah baru netes kemarin sore masih bau kencur serta ingusan, keseringan baca Wattpad dan nonton ftv membuat Ujang ngebet b...