51.Cinta membutakan mata ⊂⁠(⁠•⁠‿⁠•⁠⊂⁠ ⁠)⁠*⁠.⁠✧

94 19 21
                                    

            Duduk berdua bersama Marpuah memandang indahnya langit malam angin berhembus kencang rambut Marpuah berantakan, Ujang jadi gemas sendiri rasanya ia ingin mencium gadis itu. Marpuah terlihat sangat cantik andai saja Ujang dapat mengisi kekosongan hati Marpuah.

"Ujang makanannya enak banget kamu beli dimana?" tanya Marpuah memecah keheningan.

"Gue masak sendiri, gimana suka gak sama masakannya kalo lo jadi pacar gue kan gue bisa masakin lo, makanan enak setiap hari." Entah Ujang sangat berharap bisa menjadi kekasih Marpuah walau kenyataannya sangat mustahil.

"Ah kamu bisa aja, aku iri deh, kamu cowok tapi bisa masak sedangkan aku masak mie aja gosong."

Marpuah tertawa terbahak-bahak sampai dirinya bengek, saat mengingat kejadian beberapa bulan lalu dikala Ujang lapar ia masak mie gosong pancinya saja sampai hangus terbakar.

"Kalau kak Puah, rajin belajar pasti jago masak seperti koki professional." Ujang mencoba untuk memberikan Marpuah motivasi.

"Aku gak pernah masak hehehe, ribet lebih baik beli makanan di luar."

"Gue kira lo jago masak, karena Naina bilang lo selalu dapat tugas masak makanan di rumah."

"Aku beli makanan dari luar hehehe, jujur aja pas dulu kamu minta aku masak mie instant aku bingung gimana cara masaknya, lucu kalo di ingat kejadian yang lalu. Makasih loh kamu sudah mengantar aku pulang, lagian punya pacar gak ada hati banget, tega meninggalkan aku sendirian." Marpuah mencurahkan isi hatinya.

"Si Pengki emang parah banget sih, masa cuma kasih lo duit dua ribu, dapat apaan woy paling cuma bisa beli es tea jus Mak Ijah."

"Emang dia tuh pelit banget menyebalkan pokoknya."

"Menyebalkan kok pacaran sampai enam bulan sih?" tanya Ujang seraya menggoda.

"Sifat dingin, cuek, dan pelitnya itu yang bikin aku jatuh cinta." Mata Marpuah berkaca-kaca sebab kenangan manis bersama Pengki kembali terngiang-ngiang dalam ingatan.

"Lo masih sayang sama tuh cowok medit? Masih belum move on? Sudahlah Kak! lo cantik, cerdas percaya sama gue, pasti diluar sana masih banyak cowok yang tulus cinta sama lo. Gak usah berharap lebih sama cowok kayak gitu kalo emang dia cinta sama lo, dia gak akan mau dijodohkan sama Ralyn. Lupain Pengki."

Ujang memberikan nasihat tentang cinta, padahal dia sendiri masih ada rasa sama Siska dan belum mampu untuk melupakan. Memang benar apa kata orang, menasehati orang lain lebih mudah daripada menasehati diri sendiri.

"Terimakasih ya Ujang, sudah mau perduli sama aku," ucap Marpuah. Dia sangat senang ada seseorang yang memberi apa yang ia rasakan.

"Senyum dong kak Puah, kan kalo senyum cantiknya nambah."

Duh Ujang malah gombal, Marpuah jadi salah tingkah.

Saat ini Ujang dan Marpuah sudah tahu jikalau mereka pacaran secara online. Namun belum tahu untuk kelanjutannya akan putus atau lanjutkan hubungan.

Jujur saja dalam satu minggu berkomunikasi dengan Marpuah di sosial media, kenangan akan Siska di dalam fikiran Ujang perlahan memudar, gadis berambut panjang berwajah glowing mirip mbak kunti itu sudah membuat Ujang merasa nyaman.

****

           "Diam atau gue cium!" ujar Ujang memakai nada menggoda pipi Marpuah merah merona seperti udang rebus, dia baper sepertinya, lantaran suasana malam ini begitu romantis. Di dalam otaknya ia membayangkan bahwa yang mengatakan kalimat itu Pengki bukan Ujang.

Marpuah My Love [ Selesai ✔ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang