56. Mungkin cinta◉⁠‿⁠◉

90 27 166
                                    

Puah Pov


Mulut pernah sumpah tak akan sudi lagi mengenal rasa tentang cinta, tapi hati bicara tidak terlanjur tenggelam dalam lautan asmara rindu. Janji terucap ingkar begitu saja, rasa sayang hadir tanpa di duga. Aku mulai menaruh perasaan padanya.

Sekuat apapun berusaha untuk menjauh. Namun pada akhirnya mendekatkan aku dan dia lagi, terjebak nyaman tinggal semua menjadi rumit dan berbelit. Bagaimana jika nanti Ujang mengetahui kebenaran, bahwa orang yang menghabisi nyawa adiknya adalah ayahku? Apakah dia masih tetap berada di sisiku atau malah melangkah pergi?

"Kak Puah kok melamun aja, nih gue sudah bawa boba rasa cinta special buat kamu." Ujang datang menawarkan minuman untukku.

Bagaikan mimpi di siang bolong kini lelaki itu sudah resmi menjadi kekasihku. Agak gimana gitu pacaran sama berondong.

"Terimakasih ya Ujang kamu baik banget."

"Tidak boleh ada kata maaf dan terimakasih dalam hubungan kita Kak Puah." Ujang apaan sih, masa hanya mengucapkan kata terimakasih saja tidak boleh.

"Jang, jangan ngajak ribut bisa gak sih!"

Pantas saja Siska meninggalkan Ujang tanpa jejak bagai bayang. Siapa yang akan tahan dengan sikapnya yang begitu menyebalkan? Sikapnya begitu menjengkelkan rese minta di jitak ginjalnya.

"Kangen mau peluk." Sumpah demi apapun nih anak manja banget. Aku jadi penasaran apakah dia juga sering bermanja pada Siska.

"Gak mau, kamu bau kambing." Mencium aroma tubuh Ujang yang bau kambing bercampur dengan bau ketek wangi semerbak bunga rafflesia membuat selera makan hilang. Aku jadi enggan menyantap bakso serta minuman yang dibawa Ujang.

"Tadi gue habis peluk Leha, Kak." Siapa Leha, pasti cewek jorok yang Ujang peluk. Dasar buaya kau Jang, baru saja jadian sama aku sudah selingkuh.

"Dasar buaya blasteran kadal, tega kamu Jang selingkuh dari aku!!!" Nyebelin banget emang aaaahh Ujang kampret. Rasanya ingin memukulnya. Tetapi Ujang terlalu manis untuk disakiti.

"Cie cemburu," ucap Ujang  menggoda aku sama sekali tidak terpana.

"Aku cemburu karena aku sayang kamu Ujang. Aku tidak mau kehilangan orang yang kusayang lagi." Entahlah aku bicara apa sampai membuat mata Ujang berkaca-kaca seperti itu.

"Kak, Juleha itu kambing betina peliharaan gue, maaf gue belum mandi gak sempat karena tidak mau lo nunggu lama."

"Maafkan aku Ujang, telah berfikir negatif tantang kamu." Aku jadi merasa bersalah, hiks srooot.

"Tak masalah Kak Puah, cemburu itu tanda cinta yoi gak?"

Pengki itu hanya masalalu yang sudah kulupakan, aku sudah ikhlas melepaskannya bahagia bersama orang baru. Semoga saja Pengki bisa mencintai serta menyayangi Ralyn dengan setulus hati.

Sementara Ujang adalah masa depan, aku berharap dengan menjalin hubungan ini permusuhan diantara keluarga kami bisa terselesaikan.

****

Disaat hati dan pikiran sedang kacau, aku menuliskan deretan kata-kata tak bermakna dalam buku catatan harianku. Bercerita tentang rasa bahagia, duka dan lara, tulisanku ini apa adanya bahkan tidak menarik untuk dibaca, awalnya aku ingin mempublikasikan satu cerita tentang aku dan dia yang mustahil untuk bersama cintaku dan dia tak mungkin bisa menyatu hanya saja aku ragu. Biarkan kisah itu tersimpan dihati untuk selamanya.

Marpuah My Love [ Selesai ✔ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang