63. Romansa cinta (⁠っ⁠˘̩⁠╭⁠╮⁠˘̩⁠)⁠っ

49 16 44
                                    

                Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, masa sulit dalam hidup seorang Ujang Sukiman kini sudah berlalu. Hari-hari indah selalu datang mengapa. Bersama Marpuah Ujang merasa bahagia.

Markodong sudah dibebaskan dari jeruji besi tembok derita, kebahagiaan Marpuah berlipat ganda, akhirnya keluarganya kembali utuh ibu tiri yang tadinya membenci sekarang mulai menyayangi.

Harapan dan cita-cita Marpuah tercapai dia berharap kebahagiaan ini dapat berlangsung lama.

Dua insan yang sedang dimabuk asmara, duduk berdua di bawah langit biru, suasana romantis begitu terasa disaat Ujang memeluk erat Marpuah.

"Ujang, tidak berasa ya hubungan kita sudah langgeng sampai detik ini. Aku mohon kamu jangan menyakiti diri kamu sendiri. Karena aku tidak ingin kehilangan kamu."

"Iya, Kak. Gue bahagia banget, kita harus terus berjuang ya ... walaupun seluruh dunia tidak menyetujui hubungan kita, gue akan terus mencintai lo, Marpuah Mellysha Indriana Savitri Alya."

"Ujang, kamu romatis banget sih, belajar dari mana?" Marpuah gemas, dia mencium pipi Ujang yang tembam layaknya bantal.

"Belajar dari wattpad hahaha." Ujang tertawa, berkat membaca cerita romantis Ujang kini menjadi cowok manis idaman banyak gadis.

Angin berhembus kencang membuat rambut panjang Marpuah yang digerai seolah menari. Ujang semakin menyukai Marpuah bukan hanya fisiknya yang cantik tatapi hatinya juga baik.

Marpuah tidak seperti apa yang orang lain katakan, buktinya walaupun Ujang tidak glowing, tatap saja Marpuah sayang, meski Ujang anak orang kaya Marpuah tak pernah meminta apapun.

"Kamu Jang, wattpad trus jangan kebanyakan halu nanti otak korslet."

"Kak Puah, bali itu sangat nikmat hal itu sudah menjadi candu yang uwu."

"Kalau halu bisa membuat kamu bahagia yaudah lanjutkan saja, oh iya aku boleh tanya sesuatu?"

Sebenarnya pertanyaan itu sudah terlintas sejak lama dalam benak Marpuah, hanya saja dia selalu lupa untuk menanyakan hal itu.

"Iya mau tanya apa, cinta."

"Alasan kamu mabuk marjan tiga tahun lalu itu apa? Lain kali kalau punya masalah cerita sama aku jangan di pendam sendiri."

"Gue cuma gabut Kak, Si Ojang pelit banget gue minta Marjan lagi karena punya gue kurang manis, tapi dia gak kasih. Gue kira yang didalam toples itu gula halus ternyata racun tikus. Huh untung gue tidak isdet."

"Astagaaaaaaaaaa Ujaaaaaaaaanggg." Marpuah jadi semakin gemas ia jadi ingin mencubit usus Ujang.

*****

              Siang sudah berlalu, kini langit biru berubah menjadi jingga, burung menari diatas awan menghias cakrawala begitu indah. Walaupun keindahan senja akan lenyap ditelan kegelapan malam yang belum tentu berbintang tatapi keindahannya akan terus kembali dikala sore tiba.

Ujang ingin memberikan Marpuah kejutan, dia sudah mempersilakan segalanya, cowok itu menghias tepian danau dengan lampu berkelap kelip, serta bunga yang begitu mempesona.

Biarkan keindahan alam semesta menjadi saksi keromantisan cinta Ujang dan Marpuah.

Kini Marpuah sudah berada dihadapan Ujang. Gadis itu terlihat begitu cantik dengan riasan wajah yang menghiasi wajahnya, rambutnya panjang di gerai membuat Ujang semakin terpana, terlebih lipstik berwarna merah yang dioles di bibirnya membuat Marpuah semakin terlihat sexy.

Dimata Ujang, Marpuah selalu cantik. Namun kenyataannya gadis itu nampak sangat menyeramkan, Marpuah mirip ondel ondel.

"Kamu cantik," Ujang berbisik. Marpuah merinding ngeri.

"Udah dari lahir baru tau kamu," ucap Marpuah seraya memainkan  rambutnya.

"Kamu mau jadi pacar Ujang." Rasanya sudah lega bisa mengutarakan isi hati untuk yang kesekian kalinya.

"Kamu mah Jang, kita kan sudah pacaran tiga tahun masa kamu nembak aku lagi, nanti aku bisa mati loh kalau kamu tembak terus!"

"Biar kita makin uwu Kak."

"Kamu, ini ada ada saja."

Padahal Marpuah ingin hubungan ya dengan Ujang dapat selangkah lebih maju, setidaknya mendapatkan restu orang tua, tunangan lalu menikah, bahagia sampai akhir nanti bersama kekasih buluknya itu.

Hari demi hari mereka menjalani hari penuh warna pelangi, menghabiskan waktu bersama melewati momen manis semanis gulali, indahnya cinta walau entah sampai kapan akan bersama.

Ujang dan marpuah berdua bersama dibawah langit senja. Keindahan itu tak kalah cantik seperti kekasih pujaan hati yang kini berada bersamanya.

"Ujang beneran sayang sama aku?" tanya Marpuah, entah mengapa dia jadi ragu, sebab sebelum berangkat ke tempat ini Marpuah melihat Ujang memeluk gadis lain.

"Sayang banget Neng, kamu jangan tinggalkan aku, tanpa kamu hidupku sepi."

"UJANG PULANG!!" Teriak emak memecah keheningan, mampus Ujang ketahuan diam-diam pacaran dengan Marpuah. Dulu emak menentang hubungannya dengan Marpuah karena orang tuanya seorang pembunuh, tatapi kali ini Emak melarang Ujang berpacaran dengan siapapun alasannya agar Ujang fokus belajar.

"Sayang aku pulang dulu."

Marpuah merasa sedih, Ujang meninggalkannya seorang diri, kini Marpuah sendirian berteman sepi dan heningnya malam.

***

Marpuah My Love [ Selesai ✔ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang