47. Punya pacar baru ⊂⁠(⁠•⁠‿⁠•⁠⊂⁠ ⁠)⁠*⁠.⁠✧

147 18 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


           Malam ini langit begitu terang,  cahaya rembulan bersinar ditengah kegelapan, berjuta bintang berkelip menjadi perhiasan malam. Rasa sedih dan gundah dihati kini perlahan memudar, hari ini Ujang sangat bahagia lantaran masih memiliki sahabat yang mau menerimanya apa adanya.

"Eh, Kak Ujang mau minta saran apa?" tanya Naina memecah keheningan.

Geng rempong masih berada di pos ronda, sejak sore hingga kini mereka sangatlah bersenang-senang, saling berbagi cerita, makan bersama hingga mereka melupakan rasa kesedihan masing-masing.

"Gue cuma minta saran gimana sih caranya supaya ketek gue wangi bosen dikatain bau tembelek ayam terus," jawab Ujang seraya merebut es jeruk milik Afrian hingga habis tak tersisa satu tetes pun.

"Es gue, bego." Afrian kesel lalu balik mengambil satu bakso milik Ujang lalu menambahkan sepuluh sendok sambal agar Ujang sakit perut. Afrian mah dendaman anaknya.

"Minta dikit elah, pelit banget sih jadi orang!!! Dasar temen gak ada ahlak lo Fi."

Ujang melahap bakso miliknya, lidahnya terbakar, dia tidak menyadari bahwa bakso itu telah ditambahkan sepuluh sendok serta setengah botol saus extra pedas.

"Heh! Emang lo temen gue?" Afrian tertawa terbahak-bahak melihat wajah Ujang memerah dan berkeringat.

Ayana, Cecep, dan Naina heran mengapa Afrian dan Ujang selalu saja bertengkar tak pernah terlihat akur.

"Sudah jangan bertengkar." Cecep berusaha agar perdebatan tidak semakin panjang dan menjalar kemana-mana karena tidak ada satupun yang mau mengalah.

"Tuh dengerin!!" Ayana yang tadinya hanya diam jadi terbawa emosi.

Ujang bodoamat ia tidak ada tenaga untuk berdebat dengan Afrian, kini perutnya terasa begitu perih dan dia butuh air minum.

****

"AIR OY AIR!!" teriak Ujang, cowok buluk kurang glowing itu mondar mandir kesana kemari mencari air untuk meredakan pedas di lidah ia belum juga mendapat apa yang sedang dia cari.

Afrian merasa kasihan terhadap teman otak separuhnya, oleh sebab itu Afrian berbaik hati mengambilkan air satu ember yang sudah dia campur dengan rinso dan molto.

Ujang pasrah kini ia termenung dibawah pohon kamboja.

Byuuurrr ...

Afrian mengguyur kepala Ujang dengan air yang ia racik tadi, Ujang merasa tubuhnya sangat segar.

Marpuah My Love [ Selesai ✔ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang