Day 15

1K 148 4
                                    

Jam menunjukkan 1 dini jari ketika jungwoo naik kedalam taxi meninggalkan hina dan yeri yang hanya bisa menatap dari kejauhan. Jungwoo telah pergi meninggalkan hina dan yeri untuk bertahan di kota seoul berdua saja.

“Jungwoo-ya, seharusnya kau tidak perlu berkorban sebanyak ini”, Jaehyun menatap sendu adiknya yang kini menutup matanya didalam taxi. Jungwoo pasti memikirkan banyak hal.

“Hyung jangan maafkan aku setelah ini”, Jaehyun menautkan alisnya tak mengerti dengan ucapan jungwoo. Jaehyun tidak mungkin marah setelah dia membuat jungwoo bekerja keras seperti ini.
Jungwoo membuka matanya kembali lalu memeriksa ponselnya. Jaehyun tidak tahu jungwoo sedang mengirimkan pesan untuk siapa.

“Pak antarkan saya ke sokcho”, Jaehyun kembali membulatkan matanya. Sokcho??, kenapa jungwoo justru pergi kesana??, bukankah jungwoo seharusnya ke bandahara incheon??... Apa adiknya itu berbohong??.. sebenarnya pekerjaan apa yang jungwoo dapatkan?, Jaehyun sungguh berharap jika itu bukankah pekerjaan yang buruk.

***

Mark menghela nafasnya berkali-kali, dia tahu jika mina memintanya bertemu pukul 9 pagi tapi mark terlalu bersemangat hingga dia datang 30 menit lebih awal. Mark hanya tidak sabar mendengar informasi baru yang mina dapatkan.

“Sepertinya anda datang lebih awal”, kata mina sambil duduk dihadapan mark.

“iya.. aku tidak sabar ingin mendengar Informasi dari anda”, Mina menaikan bahunya acuh lalu mengeluarkan dokumen milik mark.

“ice americano satu!”, teriak mina saat melihat seorang pelayan lewat.

“ah maaf… aku lupa memesankan minuman untuk anda…. Ceoseonghamnida”, mark sedikit menyesal ketika dia menyadari jika seharusnya dia yang memesankan minuman untuk mina.

“bukan masalah”, mina tersenyum santai lalu mulai mengeluarkan print out daei informasi yang dia dapat.

“Aku sudah membaca detail kasusnya tadi malam, dan memang ada beberapa informasi yang tidak tercantum dalam dokumen milik anda”, kata mina membuka pembicaraan mereka tentang kasus Woo Jae.

“Maafkan aku… sepertinya umur kita tidak terlalu jauh… aku rasa akan lebih nyaman jika kita bicara informal”, Usul mark tiba -tiba. Mina menautkan alisnya karena tidak menyangka mark akan mempermasalahkan hal itu.

“Mark Jung imnida, umurku 24 tahun dan aku sudah menjabat sebagai CEO Rumah Sakit Haneul”, Mark mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan dirinya dengan benar. Mina menatap uluran tangan mark sebentar sebelum akhirnya menyambut uluran tangan mark.

“Kang Mina imnida, 24 tahun, detektif tahun ke 2 kepolisian Daegu”,

“Ternyata kita benar-benar seumuran”, Takjub mark.

“Boleh aku lanjutkan??, Aku harus kembali ke kantor”,

“ah.. ne… silahkan mina ssi” Mina menggelengkan kepalanya pelan.

“Kau benar bahwa Jasad saudaramu tidak pernah ditemukan… mereka hanya menemukan jari tengah kaki kanannya lalu menyimpulkannya sudah tiada”,

“jari tengah??”, Mark baru tahu hal itu. Jika Woo Jae masih hidup maka kakinya tidak sempurna lagi. Dia tidak memiliki jari tengah di kaki kanannya.

“iya…. Pencariannya hanya 7 hari. Mereka berhenti setelah penculik ketiga ditemukan di radius 1 km dalam keadaan tewas… lihat ini”, Mina menunjukkan beberapa foto lokasi kejadian.

“Lokasinya ada di tebing curam, dengan kondisi mobil yang meledak dan terbakar sangat mustahil kakak sepupumu masih hidup… kecuali dia terjatuh ke sungai dan diselematkan oleh seseorang”,

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang