Jung Woo Jae

1.3K 187 9
                                    

Suho hanya menganggukan kepalanya beberapa kali mendengarkan cerita jaehyun tentang jaemin dan juga keluarganya. Bagaimana jaehyun merasa jika keluarga jaemin mulai tertarik dengan kehidupannya dan hina hanya karena hina menolong krystal atau mungkin karena krystal memiliki perasaan tak asing dengannya.

"Mereka hanya merasa berhutang pada adikmu, jangan terlalu dipikirkan", Kata suho akhirnya. Suho tidak bisa memberikan nasehat lain karena ini pertama kalinya suho menemukan seorang roh dan manusia penolongnya menjadi begitu terikat karena sesuatu diluar prediksinya.

"Tapi... Apakah baik-baik saja saat jaemin meminjamkan tubuhnya untukku hanya untuk menulis?... kemarin setelah meminjamkan tubuhnya pada paman, jaemin seperti kehilangan banyak tenaga hingga dia langsung tertidur",

Ketika menolong pamannya untuk menulis surat wasiat, jaemin harus meminjamkan tubuhnya karena jika jaemin yang menuliskannya maka tentu akan mencurigakan karena tentu tulisan tangan jaemin dan pamannya sangat berbeda.

"Tidak akan berbahaya jika jaemin hanya meminjamkan sekali dua kali... akan sangat berbahaya jika terlalu sering, karena energy yang harus dia keluarkan saat meminjamkan tubuhnya pada roh lain sangat besar... apalagi kemarin adalah pertama kalinya bagi jaemin... Ingatlah jaehyun, kau hanya meminta tolong padanya... jangan menjadi serakah hanya karena kau tahu kau bisa meminjam tubuhnya", Jaehyun mengangguk mengerti. Jaehyun juga tidak mungkin berpikiran jahat sementara jaemin sudah menurunkan egonya hanya untuk menolong jaehyun.

-

"Terima Kasih sudah mengantarku oppa", Hina membungkuk pelan sebelum masuk kedalam minimarket tempatnya bekerja. Jaemin hanya tersenyum kecil sambil memperhatikan minimarket tempat hina berkerja. Jaemin pikir lingkungan ini mungkin aman, tapi bagi seorang gadis seperti hina tetap saja akan berbahaya jika hina tetap mendapatkan shift malam.

"Kemana sebenarnya jaehyun hyung?... seharusnya dia ikut mengantar hina", Jaehyun tadi menghilang saat jaemin dan hina sampai di rumah sakit. Jaehyun bahkan tidak memberi tahu jaemin dia pergi kemana.

Jaemin menggeleng tak peduli lalu memeriksa ponselnya. Ada sebuah pesan masuk dari Herin.

"Kapan Kau akan pindah?",

"Barang-barangku sudah diapartemen baru. Aku hanya tinggal pindah", Balas jaemin santai lalu menghidupkan mobilnya dan pergi kerumah krystal lagi.

***

Jeno termenung sejenak setelah kembali dari ruangan atasannya, entah kenapa pikirannya melayang pada kemiripan krystal dan kakak hina. Jeno tidak bermaksud untuk membuka luka lama tapi jeno tidak bisa berbohong jika krystal sangat mirip dengan kakak hina. Jeno yakin mungkin itu hanya kebetulan, tidak ada yang special. Setiap orang di dunia pasti memiliki kemiripan dengan orang lain meski tidak memiliki hubungan darah.

"Jaemin bersikap aneh", gumam jeno pelan. Tadi siang, jeno memang pergi keruangan pamannya untuk membangunkan jaemin, tapi jeno mengurungkan niatnya saat melihat jaemin sedang menulis sesuatu di meja kerja pamannya. Jaemin duduk sedikit bungkuk dengan menggunakan kaca mata milik pamannya. Jeno ingin menengur jaemin karena menggunakan kaca mata paman mereka tapi ketika jaemin terlihat membenahi kaca matanya persis seperti gaya pamannya. Jeno bahkan menyadari jika jaemin menangis sambil menulis. Jeno Memilih tidak menganggu karena dia pikir mungkin jaemin sedang menulis isi hatinya, mungkin jaemin sedang memikirkan beban yang berat. Hingga jeno melihat jaemin mendekati rak buku, mengambil salah satu buku dan menyelipkan kertas yang baru saja dia tulis kedalam buku itu.

Jaemin menangis sesegukan saat menaruh kembali buku itu, lalu tak lama setelah itu jeno melihat tubuh jaemin sedikit terdorong kebelakang. Jaemin menghapus pelan air matanya lalu melepaskan kaca mata pamannya dengan perlahan. Jeno tak yakin tapi sepertinya jaemin sedang berbicara dengan seseorang dan entah itu dengan siapa. Hingga jaemin akhirnya membaringkan tubuhnya dan tertidur. Wajahnya begitu lelah seolah jaemin baru saja selesai berolahraga. Ada Buliran keringat yang jeno lihat dan bahkan wajah jaemin yang sedikit pucat. Jeno pada akhirnya berani menghampiri jaemin setelah yakin jaemin benar-benar tidur.

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang