Love (2)

1.1K 152 21
                                    

***

Jeno mengeratkan kedua tangannya yang telah diborgol dibawah meja, dia menunduk karena khawatir. Dia sama sekali tidak menyesali keputusannya untuk melepaskan tembakan. Jeno hanya ingin menghentikan johnny dan menyelamatkan herin. Jeno hanya ingin herin lepas dari ayahnya yang sudah gila itu.

"Jung Jeno ssi", Jeno akhirnya mendongakan kepalanya dan menatap seorang laki-laki yang kini duduk dihadapannya.

"Apa kau tidak menyesal sudah menembak seseorang?", Jeno menelan ludahnya pelan lalu menggeleng.

"Saya menembak bukan untuk membunuh siapapun, saya hanya ingin menyelamatkan herin dari ayahnya", Aku jeno dengan percaya diri. Sosok Laki-laki yang tak lain adalah seorang detektif itu mendesah pelan.

"Aku tahu maksudmu, kau melumpuhkan sandera untuk membuat pelaku kesulitan untuk kabur", Jeno menganggukan kepalanya. Detektif bermarga Shin itu benar. Jeno memang sengaja menembak kaki herin agar johnny kesulitan untuk kabur karena johnny menjadikan herin sebagai sanderanya.

"Tapi kau seharusnya sadar jika kau tidak punya wewenang untuk menembak dengan cara merampas pistol milik polisi", kata detektif shin mengingatkan.

"Ne... saya mengakui kesalahan saya", Jeno tahu dia salah jadi dia siap untuk menerima hukumannya. Lagi pula dia juga akan tetap diadili kan?, dia sudah membantu herin menyembunyikan kesalahannya.

"Kau akan mendapatkan hukuman karena merampas senjata polisi dan juga melakukan penyerangan terhadap warga sipil", Kata detektif lee sambil membaca kesalahan jeno. "Aku juga sudah mendapatkan informasi bahwa kau adalah orang yang bertanggung jawab atas perusakan bukti pada kasus tabrak lari yang dilakukan oleh Seo Herin. Kau juga menjebak Kim Jungwoo untuk menggantikan Nona Seo. Apa kau ingin mengakuinya?", Jeno tersenyum kecil. Teringat bahwa jaemin akan mendukungnya, tidak apa-apa jika ayah, ibu dan juga pamannya belum memaafkannya. Setidaknya jaemin masih mendukungnya.

"Ne", Jeno menghirup udara perlahan lalu kembali melanjutkan kalimatnya. "Saya mengakui kesalahan saya... Saya adalah orang yang merusak rekaman CCTV, menyuap beberapa orang saksi dan menjebak Kim Jungwoo untuk menggantikan Seo Herin sebagai pelaku tabrak lari",

"Kau yakin?... Kau tidak boleh berbohong disini",

"Ne... Saya yakin. Saya mengakui semua kesalahan saya dan siap menerima hukuman saya", Detektif Lee mengangguk dengan senyuman kecil. Dia pikir jeno akan bersikap arogan dan memanfaatkan kekuasaan keluarganya, sama seperti kebanyakan anak-anak orang kaya lainnya. Tapi jeno memilih tidak melakukannya, dia mau mengakui kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki segalanya.

"Meskipun kau membuat nama keluargamu tercemar, setidaknya kau masih menunjukkan jika Tuan Jung Soo Man mendidik cucunya dengan benar", Jeno hanya tersenyum kecil. Kesalahan tetaplah kesalahan. Dia sudah melukai perasaan keluarganya dan jeno rasa hukuman penjara tidak akan cukup untuknya.

"Proses hukum untukmu akan segera dilanjutkan... Paman dan orang tuamu ada didepan.. Kau mau menemui mereka?", Jeno menggeleng pelan.

"Mungkin lebih baik nanti saja... aku tidak ingin melihat ibuku menangis", Jeno berusaha menahan air matanya, meskipun sebenarnya dia ingin menangis mengingat ibunya. Dia mengecewakan ibunya dan dia tidak ingin melihat ibunya menangis lagi.

"Baiklah... sebentar lagi kau akan dipindahkan ke sel tahanan", Detektif shin sudah berdiri dan hendak pergi dari ruangan introgasi tapi jeno menghentikannya.

"Apa... Apakah herin baik-baik saja?... Lukanya tidak parahkan?", tanya jeno ragu.

"Tembakanmu sedikit melenceng nak... Pelurunya hanya mengenai sedikit kakinya, tidak sampai tertanam... Dia akan dibawa kekantor polisi 2 hari lagi..Kau tenang saja", Jeno mendesah lega. Setidaknya herin baik-baik saja.

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang