DAY 4: Krystal

1.7K 216 16
                                    

"Aku Akan segera kembali.... Jangan kemana-mana",

Kedua mata krystal perlahan terbuka. Wajahnya telah basah karena air mata yang mengalir dari kedua matanya. Bayangan masa lalunya kembali muncul. Bayangan ketika tunangannya akan pergi meninggalkannya di sebuah kafe namun tak pernah kembali karena kecelakaan yang merenggut nyawanya.

"Aku akan membawamu pergi ke Jepang setelah kita menikah nanti",

Masih jelas diingatan krystal, setiap janji dan setiap kenangan yang dia lewati bersama dengan tunangannya. Dia adalah laki-laki yang memberikan krystal cinta dan warna baru didalam hidupnya yang sepi. Ketika krystal harus kehilangan tunangannya karena kecelakaan, satu-satunya orang yang bisa membuat krystal bertahan dari keterpurukannya adalah ayahnya. Namun kini krystal juga telah kehilangan ayahnya, krystal telah kehilangan alasan untuk bertahan hidup.

"Appa", ucap krystal lirih. Kedua mata krystal beralih menatap ibunya yang sedang tertidur. Wajahnya tampak lelah dan sembab, krystal tahu jika perbuatannya pasti sangat menyakiti hati ibunya.

"Omma mianhae... maaf aku mengecewakanmu", Krystal menghapus air matanya pelan. Dengan hati-hati krystal bangun dan melepaskan selang infusnya dengan paksa. Perlahan krystal melangkahkan kakinya keluar dari ruangannya. Krystal ingin menghirup udara bebas, krystal ingin melihat langit luas dan mengatakan sesuatu kepada tunangan dan ayahnya.

"Krys, kau mau kemana sayang?... tolong jangan melakukan hal gila lagi?... jangan berpikir untuk pergi... ayah akan marah padamu", Bahkan sekeras apapun yoon ho berbicara krystal tak akan mendengarkannya. Melihat tatapan kosong di mata anaknya, yoon ho tidak bisa berhenti berpikir jika krystal mungkin akan mencoba bunuh diri lagi.

"Krys,... ayah mohon... Krystal", Yoon Ho panic. Siapa yang akan membantunya kali ini. Mark sudah kembali ke ruangannya, jeno dan istrinya masih terlelap tidur. Yoon ho juga tak bisa memberi tahu mereka. Kepada siapa yoon ho harus meminta tolong.

"Paman!", Seperti sebuah jawaban dari doanya. Jaehyun datang dengan wajah khawatir.

"Putri paman mau kemana?", Tanya jaehyun melihat kepanikan di wajah yoon ho.

"Aku tidak tahu... jaehyun... bantu aku... aku... aku harus menghentikan putriku.. dia pasti berniat bunuh diri lagi... siapapun,... aku perlu bantuan", lirih yoon ho putus asa.

"Aku tahu seseorang... tapi... aku tidak yakin dia akan membantu"

"Aku mohon jaehyun-"

"Beritahu aku dimana rumah jaemin paman", Yoon ho sontak terdiam. Kenapa tiba-tiba jaehyun menanyakan keponakannya.

"Untuk apa kau mencari jaemin?... kau-"

"Jaemin bisa melihat hantu", Kata jaehyun mencoba meyakinkan tapi yoon ho secepat mungkin menggeleng.

"Aku sudah bilang jaemin tidak bisa... jangan gila. Jika jaemin bisa melihat hantu dia seharusnya bicara denganku... jika kau tidak mau membantu, ya sudah... tapi jangan menganggu keponakanku", Yoon ho seketika marah. Dia tidak suka jika jaehyun berkata seolah dia tahu sesuatu tentang keponakannya.

"Paman!,... aku tidak berbohong, jaemin punya bola mata hijau.. dia bisa melihatku... dia hanya menyembunyikan kemampuannya... aku hanya tak tahu apa alasannya-", Yoon ho menatap jaehyun begitu tajam.

"Jangan mengganggu keponakanku!",

"Dan membiarkan putrimu mati?", Yoon ho sontak teringat dengan krystal yang kini sudah masuk kedalam lift.

"Pikirkan putrimu paman... hanya dia yang bisa menolongmu", Yoon ho ragu, bisakah dia mempercayai jaehyun.

"Paman"

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang