Epilog: JaeNa

1.5K 118 8
                                    

***

6 Bulan sudah hina tinggal diapartemen kecil yang letaknya tak jauh dari kampusnya. Hina membawa yeri kembali ke seoul dan tinggal bersamanya, sementara jungwoo tinggal sendirian. Untuk menghidupi kebutuhannya hina kerja part time dibeberapa tempat sementara jungwoo bekerja sebagai karyawan magang di salah satu anak perusahaan siwon. Awalnya jungwoo menolak, tapi siwon bersikeras karena dia merasa bersalah dan berhutang budi pada jungwoo.

Selama 6 bulan ini, krystal hampir setiap bulan mengunjungi mereka. Tidak hanya sendirian tapi terkadang bersama dengan ibunya ataupun dengan jaehyun. Awalnya jaehyun dan hina masih canggung tapi jaehyun berusaha membangun kembali hubungan mereka. Mereka sejak dulu adalah saudara jadi mereka tidak boleh melupakan itu hanya karena kisah cinta mereka yang tidak berakhir bahagia.

"Kau selalu saja sibuk", Hina sontak mendongakan kepalanya ketika jaehyun datang menghampirinya.

"Oppa?... bagaimana oppa tahu jika aku disini?", Hina sedang belajar di perpustakaan kota dan dia belum sempat pulang untuk memberi tahu yeri.

"Hanya menebak karena yeri bilang seharusnya kau masih berada dikampus", Jaehyun menaruh sebuah kantong plastic dengan sandwich subway dan juga minuman.

"Ayo makan", ajak jaehyun sambil memberi kode hina untuk keluar.

-

"Oppa tidak sibuk?", Tanya hina sembari mulai mengunyah makanannya.

"Aku pengangguran jika kau lupa.... Kakek dan orang tuaku tidak akan membiarkan aku bekerja sepanjang tahun ini", keluh jaehyun. Hari-hari jaehyun hanya dipenuhi dengan jadwal belajar etiket, sejarah dan Bahasa. Kakeknya bilang jaehyun pasti melupakan pelajarannya dulu jadi sekarang jaehyun harus mengulangnya dari nol.

"Pasti membosankan... dulu oppa tidak pernah berhenti bekerja", tebak hina dan jaehyun spontan mengangguk dengan tawa kecil.

"Terkadang itu membuatku ingin kembali seperti dulu, tapi... itu sama saja aku menyesal bertemu dengan keluarga kandungku. Aku benar-benar kurang bersyukur", Jaehyun mengelengkan kepalanya pelan.

"Tapi Kakek dan orang tuaku tidak pernah melarangku untuk membantu mereka... Terkadang aku membantu ayah, terkdang ibu, terkadang juga kakek, dan juga membantu mark. Aku bisa mulai belajar tentang bisnis",

"Oppa itu pintar jadi pasti akan sangat gampang untuk mempelajari semuanya", Jaehyun tersenyum lalu mengacak rambut hina pelan.

"Kau juga pintar jadi cepatlah lulus",

"Aku baru masuk semester 1 oppa", Kata hina dengan sedikit cemberut. Jaehyun terkekeh gemas tapi kemudian senyumannya memudar mengingat Adiknya yang masih belum mau menemui hina.

"Aku ingin memberikan undangan untukmu", Jaehyun mengulurkan sebuah kartu undangan dan hina menerimanya dengan tatapan seidkit bingung.

"Ini?"

"Minggu Depan aku dan Chaeyeon akan bertunangan... Kami akan menikah akhir tahun ini, karena aku akan pergi ke Paris tahun depan", Hina terdiam sejenak. Dia tidak percaya jaehyun akan menikah secepat ini, jaehyun benar-benar bahagia bersama dengan chaeyeon. Memikirkan itu, hina sontak teringat pada jaemin dan jujur dia merindukan jaemin.

"Jangan berpikir untuk tidak datang hanya untuk menghindari jaemin", Tebak jaehyun setelah melihat raut wajah hina.

"Ania... aku tidak pernah menghindari jaemin oppa", elak hina lalu tersenyum. "Selamat oppa.... Senang sekali karena oppa akhirnya menemukan kebahagiaanmu... Oppa sudah bertemu dengan keluarga kandung oppa, bertemu dengan chaeyeon onni dan sebentar lagi akan mewujudkan impian oppa... aku ikut senang",

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang