Epilog: JeRin

1K 82 6
                                    

***

Flashback On

Jeno hanya bisa menundukkan kepalanya ketika untuk pertama kalinya jaehyun datang menemuinya di penjara. Jeno bahkan sempat ingin menolak untuk bertemu tapi jaehyun menunggunya hingga hampir 2 jam.

"Aku tidak bisa melihat wajahmu Jung Jeno, Kau tidak mau menyapa kakak sepupumu?", Jeno masih terdiam. Kedua tangannya saling bergenggaman erat diatas kakinya yang tak henti-hentinya bergetar. Kedua matanya memanas, hanya dengan mendengar suara jaehyun yang begitu lembut sudah mampu membuat air mata jeno memaksa untuk keluar dari matanya.

"Baiklah.... Aku tidak akan memaksamu untuk menunjukkan wajahmu itu", Jaehyun menghela nafasnya sebentar sebelum kembali bicara. "Jadi sebagai gantinya dengarkan saja cerita kakakmu ini", Jeno masih tetap diam dan jaehyun memilih untuk terus bicara.

"18 Tahun......"

"Itu waktu yang sangat panjang.... Waktu yang begitu sulit bagiku untuk bertahan hidup... Aku tinggal di panti asuhan dan selalu berpikir bahwa orang tuaku membuangku... ani... mungkin aku kabur setelah mereka menyiksaku karena saat ditemukan tubuhku penuh dengan luka memar...Aku tidak ingat bagaimana aku bisa berakhir di panti asuhan, jadi aku memutuskan untuk menyimpulkan bahwa aku akan terluka jika aku mencari tahu siapa orang tuaku...", Jaehyun menatap jeno. Dia tahu jika jeno menangis karena tubuhnya yang bergetar dan juga ada suara isakan kecil.

"Kau tahu... ketika Ayah dan ibu menemuiku dan menjelaskan semuanya padaku, aku merasa bahwa semua itu hanyalah mimpi... mungkin aku sebenarnya sudah mati karena kenyataan ini terlalu membahagiakan... bahwa orang tuaku tidak membuangku bahwa mereka kehilangan diriku",

"Kau mungkin berpikir jika aku membenci orang yang sudah menyebabkan aku koma dirumah sakit"

"Tapi sebenarnya aku sangat berterima kasih", mendengar ucapan lembut jaehyun itu, tanpa sadar jeno mendonggakan kepalanya untuk melihat bagaimana wajah jaehyun kini sedang tersenyum tulus padanya.

"Jika saja aku tidak mengalami kecelakaan dan koma mungkin aku tidak akan bertemu dengan keluargaku lagi"

"Tapi aku membantunya menutupi kesalahannya", lirih jeno dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya.

"Kau sudah disini..... kau sudah mengakui kesalahanmu dan menerima hukuman", jaehyun kembali menunjukkan senyuman tulusnya tapi jeno masih tidak merasa tenang. Dia kembali menangis dan menundukkan wajahnya.

"Aku mengecewakan semua orang... hiks... aku...aku mengecewakan ibu... seumur hidupku, ibu tidak pernah sekalipun menamparku... aku....aku membuat jaemin dan kakek kecewa... jika... jika aku tahu-"

"Kau mungkin akan tetap memilih keputusan yang sama jeno-ya", Jeno menghentikan tangisannya sebentar dan menatap jaehyun.

"Cinta memang bisa membutakan.... Kau mungkin akan tetap memilih keputusan itu meskipun kau tahu aku adalah kakak sepupumu... karena hanya kau yang tahu dan keluarga kita belum mengetahuinya"

"Hyung-"

"Senang mendengar kau memanggilku seperti itu", Jeno mengulum bibirnya dan menghapus jejak air matanya.

"Aku datang bukan untuk menceritakan penderitaanku, bukan untuk menyalahkanmu, dan juga bukan untuk membuatmu minta maaf.... Karena aku tahu kau sudah cukup menyesali semua perbuatanmu"

"Aku datang kesini untuk melihat bagaimana adik sepupuku yang dulu masih kecil kini berubah menjadi laki-laki tampan... aku ingin mendengarmu memanggilku dengan sebutan hyung lagi... dan aku ingin mengatakan padamu bahwa aku akan selalu menjadi pendengar yang baik untukmu... bahwa aku masih tetap akan menjadi teman bermainmu-"

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang