Day 2: Please, Help Me

2.1K 221 5
                                    

***

Jaemin Buru-buru masuk kedalam kamar mandi, membenahi posisi softlensnya sebelum ada yang melihat warna bola matanya yang asli.

"Aiss Jinja... Hampir saja", Jaemin menghela nafas berat.

Jaemin memiliki kemampuan khusus, bagi beberapa orang kemampuan itu mungkin membawa keberuntungan tapi bagi jaemin kemampuan itu sangat menyiksa dan jaemin selalu berusaha menutupinya.

#Flashback

"Jaemin kau bicara dengan siapa?", Tanya seorang teman jaemin. Saat itu dia tengah bermain dengan teman-temannya di sebuah taman, mereka menghabiskan waktu sepulang dari sekolah.

"haechan-ah... ayo ajak nana Bermain... dia ingin ikut bermain", Kata jaemin antusias sambil mengenggam tangan gadis kecil yang ada disampingnya.

Haechan menatap jaemin penuh dengan pertanyaan sekaligus ketakutan.

"Jaemin kau bicara apa?... nana itu siapa?", Tanya haechan dengan satu langkah kaki berjalan mundur.

"Ini nana... ayo kenalan", Jaemin meraih tangan haechan dan hendak menyatukannya dengan tangan nana tapi dengan tegas haechan menghempaskan tangan jaemin.

"Kau...kau bisa melihat hantu ya?... atau kau gila ya?", Jaemin terdiam mendengar pertanyaan haechan.

"Ania... aku tidak gila... dia bukan hantu", Elak jaemin tapi haechan sudah berlari ketakutan.

"Omma.. Jaemin gila... dia bicara dengan hantu... Aku takut... Omma... hiks...hiks...", Jaemin mematung melihat haechan menangis. Beberapa teman-temannya juga berlari menjauhi jaemin dan mulai menangis. Semua orang menatap jaemin seolah jaemin adalah anak yang aneh. Bahkan para orang tua juga menjauhkan anak mereka dari jaemin.

"Aku tidak gila!... Nana Bukan hantu-", Jaemin tercekat. Gadis kecil bernama nana itu kini sedang melayang diatas udara lalu menghilang dengan suara tangisan.

Jaemin terdiam. Nana adalah seorang hantu, jaemin melihat hantu dan bicara dengannya. Semua orang meninggalkan jaemin seorang diri, mereka menganggap jaemin aneh dan gila. Tidak ada yang mau bermain dengannya lagi.

#Flashback Off

Jaemin mengusap wajahya sedikit kasar sebelum akhirnya keluar dari kamar mandi.

"O-", Jaemin menahan suaranya ketika dia terkejut akibat kemunculan Jaehyun didepan kamar mandi. Secepat mungkin jaemin menetralkan detak jantungnya dan bergegas pergi seolah tidak melihat jaehyun.

"Anda dapat melihat saya kan?", Tanya Jaehyun ragu sembari mengikuti langkah jaemin. Jaemin mendengar dengan jelas pertanyaan jaehyun, tapi dia tidak mau menanggapi sama sekali. Kedua langkah kakinya terus berjalan menuju ruangan Residen.

"Saya tau anda dapat melihat saya... anda memiliki bola mata berwarna hijau itu", Jaehyun tidak akan menyerah, dia pasti bisa membuat jaemin membantunya.

"Saya tahu mungkin anda berpura-pura tidak melihat saya karena takut atau karena anda tidak ingin diganggu, tapi sungguh saya perlu bantuan... saya tidak tahu harus minta tolong pada siapa lagi selain anda-"

"Kau bekerja?... bukankah kakekmu mengijinkanmu libur?", Jaemin memutar matanya malas mendengar ucapan salah satu senior residennya, Ko eun.

"Aku baik-baik saja.... Kakekku terlalu berlebihan", jawab jaemin seadanya.

"Pasti menyenangkan... Jadi cucu kesayangan Pemilik Rumah Sakit", Jaemin menggepalkan kedua tangannya menahan diri untuk tidak marah. Sungguh jaemin tidak suka dengan pembicaraan seperti ini.

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang