Day 28: The End of The Engagement

1.1K 153 8
                                    

DAY 28

***

Suasana Pagi Hari dikediaman keluarga Jung Donghae seperti biasa selalu hangat meskipun tidak ada canda tawa sumbringah disana. Keempat anggota keluarga sama-sama memiliki sifat yang sedikit bicara dan tenang. Hanya sesekali mereka bercanda untuk mencairkan suasana.

"Jeno-ya... Appa mendapatkan laporan jika kau mengirimkan dana dengan jumlah besar ke dinas social... kenapa tiba-tiba menyumbangkan dana sebesar itu?", Tanya donghae selagi mereka masih menunggu menu sarapan siap di atas meja makan.

"Dinas social?... kau tiba-tiba menjadi sangat darmawan", goda Mark sembari menyesap kopinya.

"Hanya ingin ayah... lagi pula itu kan tabunganku", Jeno menelan ludahnya dengan susah payah. Kedua tangannya saling meremas dibawah meja. Jeno benar-benar gugup dan dia takut jika sampai orang tuanya tahu apa yang sudah dia lakukan. Jeno tidak akan munafik dengan mengatakan dia tidak menyesal setelah menjebak jungwoo. Kenyataannya jeno selalu menyesal setiap kali menginjakan kakinya dirumah. Melihat wajah kedua orang tuanya yang selama ini selalu mendidik jeno menjadi anak yang baik dan penurut.

"Ayah tahu... tapi kau harus memikirkan masa depanmu juga... Menjadi baik itu memang harus tapi jangan sampai mengabaikan kebutuhanmu sendiri... kau mengerti?", Jeno mengangguk pelan. Rasa bersalah kembali menyeruak di hatinya, bagaimana jika keluarganya tahu apa yang sudah jeno lakukan?, apakah mereka akan membuang jeno begitu saja?, atau apakah mereka masih mau menerima jeno?, tapi jeno juga tidak ingin herin menderita di penjara, jeno tidak ingin gadis itu menderita dengan kehilangan impiannya.

"Ayah aku akan pergi ke daegu bersama dengan Paman Siwon nanti siang dan mungkin akan kembali besok", Kata mark mengalihkan pembicaraan.

"Lagi?... kau sudah mendapatkan petunjuk?", Mark mengangguk pelan.

"Aku akan membawa Woo jae hyung pulang, bagaimanapun caranya", Donghae dan Yoona saling menatap. Sepertinya woo jae benar-benar masih hidup.

"Apa Woo Jae hyung benar-benar masih hidup hyung?", tanya jeno mulai penasaran dengan perkembangan penyelidikan mark. Jeno tahu tentang mark yang menyelidiki ulang kasus kakak sepupunya itu, tapi dia tidak tahu detail ataupun perkembangannya.

"iya... aku menemukan sidik jari woo jae hyung tak jauh dari lokasi kejadian dan itu bersama orang lain... jadi besar kemungkinan ada orang yang menyelamatkan woo jae hyung",

"Lalu... jika memang itu yang terjadi bukankah seharusnya dia melaporkannya kepada polisi?, kasus itu adalah kasus besar kan?... seharusnya dia mengatakan pada polisi jika dia menemukan woo jae hyung", Mark dan kedua orangnya mengangguk mengerti dengan pertanyaan jeno.

"Menurut masyarakat disana, dia orang gila... tapi aku menemukan fakta bahwa dia seorang intel... Kami akan menyelidiki keberadaannya dan apa alasannya menyembunyikan fakta bahwa dia menyelamatkan woo jae hyung", Mark bertekad akan menemukan Park Hae Jin, sesulit apapun dia akan mencarinya.

***

Salah satu alasan kenapa jungwoo tidak mau menemui hina adalah karena jaemin ada bersama hina. Bukan hanya karena jungwoo merasa malu dan juga bodoh. Meskipun jungwoo tahu bahwa jaemin adalah laki-laki baik tapi bukan berarti dia bisa percaya begitu saja pada jaemin. Kenyataannya jeno juga terlihat baik dan polos tapi ternyata dia licik dan jahat. Jungwoo hanya tidak ingin terlihat semakin bodoh dihadapan jaemin jika seandainya jaemin sudah tahu tentang perbuatan jeno.

"Oppa", Hina sebisa mungkin menahan air matanya. Hina tidak mau menangis sehingga jungwoo akan khawatir dengan keadaannya.

"Kau sudah makan?", Jungwoo berusaha tersenyum meskipun jungwoo tahu jika sangat terlihat sekali senyumnya dipaksakan.

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang