That Night

2.9K 257 14
                                    

***

Jaemin menghela nafas setelah masuk kedalam mobilnya. Jaemin baru saja memalui hari pertamanya sebagai seorang residen. Jaemin merasa kurang nyaman, sungguh jaemin tidak suka dengan suasana canggung dan sungkan. Mentor dan juga beberapa teman residen jaemin bersikap sungkan padanya. Bahkan ada yang menunjukkan dengan jelas jika mereka tidak menyukai jaemin. Mereka berpikir jaemin dapat bekerja di rumah sakit haneul karena statusnya. Fakta bahwa dia adalah cucu pemilik rumah sakit, benar-benar tidak nyaman untuknya.

Ting!

Bunyi pertanda masuk mengalihkan atensi jaemin, dengan malas jaemin mengambil ponselnya. Sudah bisa dia duga jika herin akan mengirimkan pesan untuknya.

"Aku akan datang terlambat, kau bisa langsung ke rumah. Tidak apa-apakan jika sendiri?",

"aiss... kenapa juga dia harus datang terlambat?... pasti akan sangat canggung", gerutu jaemin.

"Tidak bisakah kau datang tepat waktu?.. aku benci suasana canggung"

"Mianhae, Aku mendapatkan kontrak fashion itu dan aku harus mengurus beberapa hal",

"Arraseo... tapi datanglah secepat yang kau bisa"

"Akan aku usahakan",

"Jinja", gerutu jaemin lalu membuang ponselnya sembarangan di Jok samping.

"Jalani saja Jaemin Jung... jangan mengeluh", Gumam jaemin untuk menyemangati dirinya sendiri. Menyalakan mesin mobil dan meninggalkan rumah sakit.

-

Disinilah jaemin sekarang, duduk si ruang makan keluarga seo bersama dengan Orang Tua Herin. Seo Johnny dan Lee Sun Kyu. Jaemin hanya duduk terdiam, memperhatikan bagaimana ibu herin menyiapkan berbagai makanan untuknya.

"Kudengar ini hari pertamamu bekerja di rumah sakit, Bagaimana perasaanmu?", Tanya Johnny mencoba memecah keheningan di antara mereka.

"Tidak ada yang special, Statusku membuat semuanya tidak menyenangkan", jujur jaemin. Jaemin adalah tipe orang yang terang-terangkan ketika dia menyukai ataupun membenci sesuatu. Bagi Jaemin tidak ada untungnya menyembunyikan perasaannya.

"Sepertinya belajar di Amerika justru membuat sifatmu yang blakblakan itu justru semakin kuat", Sindir johnny sambil menggoyangkan gelas yang berisi air putih.

Jaemin menyunggingkan sedikit senyuman canggung.

"Aku hanya menjadi diriku sendiri, aku tidak suka berbohong", santai jaemin. Tapi kedua kakinya tidak bisa diam karena jujur jaemin berpikir lebih baik dia kabur saja sekarang. Pulang akan lebih baik karena dia bisa beristirahat.

"Sepertinya kau masih tidak memahami dunia yang akan kau hadapi-"

"Aku tahu... Aku rasa paman lupa bahwa alasanku tidak mau terjun ke dunia bisnis adalah karena aku sudah terlalu paham dan muak dengan dunia bisnis", Johnny mendelik tajam. Dia tidak suka jaemin memotong ucapannya seperti itu bahkan jaemin kini balas menatap johnny tajam.

"Aku Rasa Siwon harus mengajari cara berbicara lagi.... Kau tidak sopan dan angkuh untuk menjadi menantuku... kalua bukan karena kau putra-"

"Tolak saja perjodohan ini, Jangan menerimaku karena statusku paman.... Bukankah aku sudah pernah bilang jika aku dan herin juga tidak setuju dengan perjodohan ini", Jaemin memotong ucapan johnny sekali lagi dan sukses membuat johnny menggepalkan tangannya menahan amarah.

"Sebaiknya kita makan, herin mungkin akan datang beberapa menit lagi", kata lee sun kyu mencoba menengahi.

"hmmm", sahut Johnny dengan malas. Jaemin tidak menjawab, tatapannya terjatuh pada makanan yang tersaji di depannya. Bukannya merasa lapar, jaemin justru tidak selera menatap makanan didepannya.

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang