Day 9: Bidding

1.3K 181 14
                                    

***

Mobil milik jaemin berhenti perlahan ketika sampai didepan mini market tempat hina bekerja. Jam menunjukkan pukul setengah 11 malam dan jaemin sudah berjanji akan mengantar jaehyun ke tempat hina bekerja.

"Hyung",

"Iya",

"Bukankah hyung memiliki satu adik perempuan lagi?", Tanya jaemin sambil memperhatikan hina yang sedang melayani beberapa pembeli.

"Iya.. namanya yeri. Dia sudah kelas 2 SMA",

"Aku bahkan hanya pernah 2 kali dengannya", gumam jaemin sedikit heran.

"Jungwoo dan hina tidak ingin sekolah yeri terganggu apalagi dia kan ujian... jadi yeri jarang menjenguk ke rumah sakit", Jaemin beroh ria.

"Sebaiknya kau pulang, kau pasti lelah", Jaehyun bergegas turun dari dalam mobil. Namun bukannya pulang, jaemin justru ikut turun dari dalam mobil.

"Kenapa?", Tanya jaehyun heran.

"Tidak hyung... aku hanya ingin makan ramyeon, aku sudah sangat lapar", Jaehyun mengangguk pelan dan mengikuti jaemin masuk kedalam mini market.

"Selamat-... oh... Anyeonghaseo Oppa", Hina membungkuk memberi hormat sementara jaemin hanya tersenyum.

"Aku sedang sangat lapar jadi aku datang untuk membeli ramyeon, kebetulan arah menuju apartemenku melewati tempat kerjamu", Hina mengangguk pelan. Hina tidak perlu bertanya lagi karena jaemin sudah menjelaskan alasannya bisa datang ke tempat kerja hina.

Jaemin berjalan mendekati rak ramyeon lalu memilih satu dan memberikannya pada hina.

"Buatkan aku ya",

"Ne Oppa", Jaemin tersenyum manis lalu berjalan kearah rak minuman dan mengambil satu kaleng soda.

"Aku lega hina bekerja ditempat dengan lingkungan yang lumayan aman. Tapi tetap saja ini terlalu berbahaya untuknya", Jaemin hanya mengangguk pelan mendengar ucapan Jaehyun. Jaemin tidak mungkin berbicara sendirian sementara dia duduk tak jauh dari tempat hina.

"Ini ramyeonnya oppa",

"Wuah... baunya enak sekali", Hina tersenyum dan hendak kembali ke meja kasir tapi jaemin buru-buru menahan tangannya.

"Duduklah disini, Lagi pula sedang tidak ada pelanggan... Temani saja aku makan atau kau bisa mengambil ramyeon dan aku akan membayarnya untukmu", tawar jaemin.

"Ania,.. itu tidak perlu oppa... aku hanya akan duduk disini",

"Kau membuatnya merasa tidak nyaman jaemin... jangan terlalu memberi kami banyak bantuan", protes jaehyun.

"Sepertinya kau sering mendapat shif malam", kata jaemin sambil mengaduk ramyeonnya.

"Ah ne... Jungwoo Oppa mendapat shift pagi jadi aku harus mencari shift malam... kami harus menjaga jaehyun oppa bergiliran.

"Kau tidak takut?... kau berjaga tengah malam dan bahkan pulang pagi-pagi buta", Hina menggeleng pelan.

"Itu sudah menjadi risikoku bekerja disini", Jaemin meniup ramnyeonnya sebelum membawanya masuk kedalam mulutnya.

"Kenapa aku tidak memikirkanmu", gumam jaemin tiba-tiba dan mendapatkan tatapan penasaran dari jaehyun dan hina.

"Apa maksudmu?... untuk apa kau memikirkan hina?", Selidik jaehyun. Jaemin terkekeh pelan, dia semakin yakin jika jaehyun memiliki perasaan lebih terhadap hina.

"Aku baru saja pindah ke apartemen baru, dan kakekku memaksa agar aku mempekerjakan seorang pelayan... Apa kau bisa memasak?", Tanya jaemin tiba-tiba pada hina. Dengan ragu hina mengangguk pelan.

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang