Day 27: Jaehyun Back

1.2K 150 20
                                    

***

Mark dan jaemin sampai di Rumah Sakit Yuljae tepat pukul setengah 3, tepat seperti yang jaemin janjikan kepada dokter Lee.

"Selamat Datang Jaemin, Mark", Lee Ik jun menyapa dengan senyuman ramah. Mark juga mengenal dokter lee dengan baik karena memang dokter lee yang merawat jaemin saat sakit dulu jadi mereka sering bertemu.

"Bagaimana kabarmu?", Tanya dokter lee pada jaemin.

"Baik... ya untuk saat ini", jaemin memaksakan senyuman kecil meskipun dia sendiri tidak yakin dokter lee bisa melihat dia baik-baik saja.

"Kau memang terlihat baik", Dokter lee mengubah sedikit posisi duduknya menjadi lebih serius. "Jadi, katakan padaku ingatan seperti apa yang kau dapatkan lagi?", Bukannya jaemin yang tegang dan khawatir mendengar pertanyaan dokter lee. Mark lah yang merasakan itu, entah kenapa dia takut dengan kenangan masa lalu yang mungkin muncul dipikirannya terutama saat mereka disekap.

"Ruangan yang gelap, mungkin itu gudang?.. aku sendiri tidak yakin. Seseorang melukai kaki woo jae hyung hingga darah mengalir tak henti-hentinya. Aku....Aku menangis dan bilang pada woo jae hyung jika aku lapar dan aku ingin pulang. Aku tidak suka woo jae hyung disakiti. Tapi.... Woo jae hyung tersenyum padaku dan bilang mereka hanya bermain, woo jae hyung ingin aku berjanji agar tidak memberi tahu orang tua kami dan melupakan segalanya... aku.... Hmm...aku", Jaemin tiba-tiba merasa panic. Bayang-bayang woo jae yang sedang menggendongnya sembari berlari melewati lorong-lorong gelap sebuah bangunan kembali terlintas dipikirannya.

"Jaemin Tarik nafas dalam-dalam nak... kau bersama kami... kau baik-baik saja", pinta dokter lee sembari mengenggam satu tangan jaemin sementara tangan jaemin yang lainnya digenggam oleh mark.

"Woo jae hyung berusaha menyelamatkan kami..." kata jaemin melanjutkan. Nafasnya sedikit terengah dan ada buliran keringat dingin membasahi wajahnya. "Aku menangis saat woo jae hyung menggendongku... hyung... dia bahkan tidak memakai alas kaki... hyungku yang malang... ah... kakinya terluka... kita harus mengobatinya... hyung.... Kita harus mengobati luka woo jae hyung... dan... darahnya tercecer dilantai... o... darah...", Jaemin mulai berbicara acak lagi. Tatapannya berlari kesana-kemari karena dia panic. Jaemin terkena serangan panic lagi.

"Jaemin tenang... jaemin kau bersama kami... kau sedang dirumah sakit... itu hanya masa lalu nak... Jaemin-ah", Dokter lee berusaha mengenggam tangan jaemin begitu erat dan tersenyum untuknya. Sepertinya jaemin belum siap jika harus berbicara terang-terangan tentang masa lalunya secara detail. Dia harus menggunakan mode hipnotis pada jaemin.

"Jaemin-ah", Mark tidak tahan melihat wajah panic adiknya, dengan cepat mark memeluk adiknya dan berusaha menenangkannya.

"Hyung... woo jae hyung bilang dia mencintaiku, tapi dia mendorongku... tubuhku remuk... woo jae hyung seharusnya membawaku bersamanya... aku mau mati bersamanya... hyung... aku mau pulang dengan woo jae hyung... hiks...hiks..hiks..", jaemin membalas pelukkan mark begitu erat sampai mark benar-benar bisa merasakan seberapa besar ketakutan yang jaemin simpan.

"iya jaemin... woo jae hyung akan pulang.. dia pasti akan pulang", Mark pasti akan membawa woo jae pulang, apapun yang terjadi dia akan membawa woo jae pulang.

"Mark?", Dokter lee menatap mark tak percaya. Dia tidak seharusnya mengatakan sesuatu yang mustahil bagi jaemin yang menginap depresi. Itu sangat tidak baik untuk mentalnya.

"Nanti aku jelaskan dokter",

-

Setelah mengalami serangan panic lagi, dokter lee memutuskan memberikan obat penenang untuk jaemin sehingga kini jaemin bisa beristirahat sebentar di ruang rawat.

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang