15. Angelo kritis

168 22 7
                                    

Tiba-tiba saja seseorang langsung menembakkan pelurunya secara brutal ke arah butik. Tanpa takut, Laura segera berlari ke arah Angelo yang sedang menangis ketakutan.

Namun pada saat Laura berlari, nyaris saja satu buah peluru mendarat tepat dijantungnya dan dengan cepat Laura berhasil menghindarinya.

Pemilik butik, Calista dan Alexa pun juga berupaya menyelamatkan diri mereka sendiri dengan berlari ke arah pintu belakang butik sedangkan Laura berusaha menggapai tempat Angelo yang sedang menangis.

"Mommy jangan kemari nanti kau terkena peluru mom," teriak Angelo menangis keras.

Tanpa menghiraukan perkataan Angelo, Laura segera mempercepat langkahnya menghampiri Angelo meskipun harus dengan sekuat tenaga menghindari hujaman peluru tersebut. Laura bahkan juga sempat menembakkan pistolnya ke arah mereka namun mereka sangat lihai dalam menghindar.

"Angelo dengarkan mommy. Bersembunyilah di bawah meja di dekatmu itu dan mommy akan ke sana menjemputmu!" perintahLaura pada Angelo yang semakin ketakutan.

"Panggil saja daddy mom!" ucap Angelo menangis.

Laura langsung bergegas menghubungi Arvind untuk menyelamatkan mereka namun saat panggilan sudah tersambung tiba-tiba...

Dor!!

"Mommy!!!" teriak Angelo.

"Angelo!!!"

***

Arvind berlari sekuat tenaganya menuju ruang di mana Angelo berada. Putra kecilnya yang malang itu tertembak. Arvind dapat mendengar suara kecil itu berteriak kesakitan saat Laura menghubunginya.

Arvind tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika sampai terjadi sesuatu pada Angelo. Malaikat kecilnya harus baik-baik saja dan Arvind juga bersumpah akan membunuh siapapun itu yang berani menembak putranya!

Lampu ruang operasi masih menyala dan itu menandakan Angelonya masih berjuang di dalam sana. Arvind menoleh ke arah ruang tunggu dan dia mendapati Laura sedang menangis tersedu-sedu di sana. Perlahan Arvind menghampirinya.

Laura yang menyadari keberadaan Arvind pun mendongakkan kepalanya menatap Arvind. Matanya merah sembab dan air mata tidak henti-hentinya mengalir menuruni kedua pipinya.

Arvind hanya berdiam dengan wajah marahnya. Laura tau dia salah, tidak seharusnya dia mengelabuhi bodyguard mereka lagi. Laura benar-benar menyesal.

"Aku minta maaf," lirih Laura di sela-sela tangisnya..

Arvind hanya diam.

"Tidak seharusnya aku mengelabuhi bodyguard kita aku benar-benar menyesal," sesal Laura.

"Tidak ada gunanya menyesal sekarang Laura. Harusnya kau sadar apa yang akan terjadi jika kau mengelabuhi bodyguard yang menjaga kalian. Kau tau situasinya tapi kau selalu keras kepala menentangnya! Jangan kau anggap remeh Alazo Laura! Coba bayangkan apa yang akan terjadi jika Roy tidak berhasil menemukanmu?! Jangan pernah membawa putraku ke dalam bahaya akibat keras kepalamu!" Arvind benar-benar marah pada Laura. Kenapa istrinya itu memiliki sifat keras kepala yang sangat susah sekali diatur?!!

"Aku minta maaf," lirih Laura.

"Jika terjadi sesuatu pada Angelo jangan harap kau menerima maaf dariku," ucap Arvind lalu duduk di kursi yang jauh dari Laura.

Arvind sengaja melakukan hal itu agar istrinya itu sadar apa yang telah dilakukannya. Arvind sudah sangat sering mengingatkan Laura betapa berbahayanya Alazo dan apa saja yang akan terjadi jika mereka tidak dijaga oleh bodyguard tetapi istrinya tetap saja keras kepala.

Tidak lama kemudian lampu ruang operasi padam. Arvind langsung berdiri menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi tersebut diikuti Laura.

Be With You (after married)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang