Be With You (after married)

41. Hanya Ingin Membantu

Beberapa saat sebelum misi penyelamatan Calista

Angelo yang saat itu hendak menemui daddynya untuk meminta ijin jika ia ingin pergi dengan teman-temannya pun tidak sengaja mendengar perbincangan daddy dan mommynya di dalam kamar dengan pintu yang sedikit terbuka.

"Apa aku boleh ikut?" tanya Laura. Angelo yang tadinya ingin masuk ke dalam kamar kedua orangtuanya pun mengurungkan niatnya dan memilih untuk menunggu mereka selesai berbicara di depan pintu.

"Tidak. Ini berbahaya sayang dan aku tidak ingin melibatkanmu," jawab Arvind. Angelo sedikit terkejut mendengar ucapan daddynya. Apa ini ada hubungan dengan ibu gadis yang melukai Croco dan Wolfy tadi?

"Tapi dulu aku kan sudah pernah terlibat saat melawan Roy bahkan aku yang menembak Charly," ujar Laura.

"Roy dengan Sella itu berbeda. Lebih berbahaya Sella daripada Roy dan kenapa kau dapat dengan mudah membunuh Charly itu karena Sella turut andil di dalamnya. Sella sudah merencanakan pembunuhan itu matang-matang dan menjadikan kita kambing hitam karena mengeksekusinya. Sudahlah aku harus berangkat sekarang. Kau jaga anak-anak di rumah. Oh ya ngomong-ngomong soal Angelo, kenapa hari ini dia terlihat kesal sepanjang hari? Apa ada sesuatu yang mengusiknya?" tanya Arvind.

Angelo tidak begitu ingat bagaimana kejadian dulu saat ia pernah tertembak, begitu juga dengan siapa saja pelakunya karena saat itu ia hanya seorang bocah kecil yang belum mengerti apa-apa. Tapi satu hal yang ia tahu, bukankah pelaku utamanya yang tidak lain adalah tangan kanan daddynya yang bernama Roy sudah mati karena dimakan Balu? Lalu siapa Charly? Kenapa mommynya menembaknya? Dan siapa juga Sella? Kenapa ia jauh lebih berbahaya dibanding Roy?

Entahlah ia tidak begitu mengerti tentang hal itu. Namun Angelo kini sedikit mengerti kenapa daddynya sering mengajarinya cara bertarung, menyusun strategi, mengendarai helikopter atau kendaraan berat lainnya dan juga ilmu medis. Ia tidak tahu apa hubungannya ilmu medis dalam hal ini tapi Angelo yakin itu semua daddynya lakukan untuk melindungi dirinya. Daddynya ingin ia semakin kuat dan mampu melindungi dirinya sendiri dan keluarganya, sehingga jika daddynya menjalankan misi seperti ini ia bisa membantunya dan jika ada yang terluka ia dapat langsung mengobatinya.

Selama sepuluh tahun terakhir, selain membangun kekuatan bersama Bloody Arvind juga mengejar pendidikannya di ilmu kedokteran. Kini ia berhasil merebut kembali cita-citanya yang dulu sempat harus ia relakan demi melindungi Angelo. Arvind mengambil alih posisi papanya dan menjadi seorang presdir di rumah sakit milik keluarganya tersebut dan beberapa kali ia meminta Angelo untuk melihat bagaimana sebuah operasi berlangsung.

Arvind tahu Angelo sangat pintar dan cerdas. Hanya dengan melihat sekali bagaimana sebuah operasi berlangsung ia dapat dengan mudah mempelajarinya dan memahaminya. Angelo memiliki indra yang sangat sensitif dari kebayakan orang sehingga ia dapat mempelajari sesuatu hanya dalam sekali lihat. Itulah alasan mengapa ia memiliki emosi yang buruk dan sering kali sensitif.

"Apa yang tuan muda lakukan disini?" tegur Peter yang tiba-tiba saja datang dan berdiri di hadapannya.

Angelo menarik pintu kamar orangtuanya hingga pintu itu benar-benar tertutup dan mengajak Peter agar sedikit menjauh dari kamar orangtuanya.

"Ada apa tuan muda?" tanya Peter.

"Daddy akan pergi kemana?" tanya Angelo langsung.

Peter yang mendapat pertanyaan seperti itu dari anak bosnya pun sedikit gelagapan bingung hendak menjawab apa karena bosnya berpesan padanya agar tidak memberitahu lokasi penyelamatan Calista kepada seluruh anggota keluarganya termasuk Laura dan Angelo.

"Daddy pasti memintamu untuk tidak memberitahuku dan mommy," tebak Angelo yang diangguki oleh Peter.

"Yasudah pergi saja. Padahal aku hanya ingin minta ijin pada daddy apakah aku boleh pergi bersama teman-temanku tapi sepertinya daddy sedang sibuk. Yasudah aku pergi ke kamarku saja," ujar Angelo yang dibalas senyum canggung oleh Peter.