33. Kedatangan Lucas

17 2 2
                                    

"Dad, hari ini kita akan pergi kemana?" tanya Angelo yang berada di dalam gendongan Arvind.

Arvind segera membuka pintu mobilnya dan memasukkan Angelo kedalamnya, setelah itu baru ia duduk di kursi pengemudi.

"Mencarikanmu sekolah baru. Sini daddy pasang dulu sabuk pengamannya," ujar Arvind sembari mendekat kearah Angelo.

"Sekolah? Lalu bagaimana dengan sekolah lamaku?" tanya Angelo bingung.

Arvind tersenyum kecil sembari mengelus rambut halus Angelo.

"Kita pindah sekolah. Untuk sekarang dan seterusnya kita akan tinggal di Indonesia," jelas Arvind.

Angelo yang mendengarnya pun tampak terkejut dan terlihat tidak senang dengan jawaban daddynya.

"Why?? Aku tidak mau pindah sekolah dad!" protes Angelo.

Arvind menatap mata Angelo yang tampak memerah seperti hendak menangis. Arvind memasang wajah seriusnya pada Angelo, mencoba memberi pengertian pada putra sulungnya itu.

"Dengarkan daddy. Nenek sendirian sekarang, jadi daddy harus tinggal disini untuk menemani nenek. Kau tentu tidak ingin nenek tinggal sendirian dan kesepian bukan? Apa kau tidak kasihan melihat nenek?"

"Tapi kan ada uncle Leo," sanggah Angelo sembari mengerucutkan bibirnya.

"Mana?" tanya Arvind sembari bersedekap dada.

Angelo terdiam. Ia pun mengalihkan pandangannya ke luar kaca mobil.

Arvind menghela nafasnya pelan. Ia pun mulai menghidupkan mesin mobilnya dan mulai melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumahnya.

"Untuk saat ini daddy mohon ikuti semua perkataan daddy. Ini semua demi kebaikanmu boy," ujar Arvind.

Angelo hanya diam tanpa menjawab, bahkan ia tidak mau mengalihkan pandangannya pada Arvind. Ia sungguh marah pada Arvind.

Arvind memaklumi sikap Angelo. Angelo masih terlalu dini untuk mengetahui apa yang terjadi dan Arvind tidak mungkin menjelaskan semuanya pada Angelo.

"Oke, mari dengarkan alasanmu terlebih dahulu kenapa kau menolak pindah sekolah," ucap Arvind.

"Aku hanya ingin bersama Croco dan Wolfy dad. Aku tidak ingin mereka melupakanku jika aku tinggal di Indonesia. Mereka anak Angelo dan sebagai ayah, Angelo tidak ingin meninggalkan mereka di sana," lirih Angelo pada akhirnya.

Arvind menoleh kearah Angelo.

"Daddy akan bawa mereka kemari," ucap Arvind.

Angelo yang mendengarnya pun langsung terlihat antusias. Kedua matanya tampak berbinar mendengar penuturan Arvind.

"Really??"

Arvind menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, aku mau pindah sekolah. Lagipula aku di Russia tidak memiliki seorang teman," ucap Angelo yang membuat Arvind menaikkan sebelah alisnya penasaran.

"Bagaimana bisa? Ah daddy tahu. Itu pasti karena temperamenmu yang buruk dan sifat dinginmu itu kan?" tebak Arvind.

"Bukan," jawab Angelo.

"Lalu?"

"Mereka semua cerewet. Angelo tidak suka berisik," jawab Angelo.

Arvind melongo mendengar jawaban Angelo. Arvind tahu jika Daniel memang bersifat dingin, tapi kenapa Angelo memiliki sifat dingin yang melebihi Daniel?

"Ta...tapi mommy dan daddy juga berisik. Apa itu artinya kau juga tidak menyukai mommy dan daddy?"

"Tidak juga. Aku menyayangi kalian. Hanya beberapa saja yang kuijinkan berisik di sampingku dad. Terutama mommy, aku senang sekali jika mommy cerewet seperti itu padaku," ucap Angelo yang membuat Arvind menganggukkan kepalanya mengerti.

Be With You (after married)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang