45. Kekecewaan Angelo

33 1 0
                                    

"Bang kau tidak apa-apa?" panik Leo begitu ia memasuki ruang rawat Arvind dan langsung berlari memeluk Arvind.

"Aku baik-baik saja. Lepaskan," ujar Arvind sembari melepaskan pelukan Leo namun Leo enggan melakukannya.

"Bukankah bahumu kena tembak juga? Apa pelurunya sudah dikeluarkan? Apa lukanya tidak infeksi? Kau kan berada di dalam air laut dalam waktu yang cukup lama bang," panik Leo lagi.

"Lepaskan dulu pelukanmu, aku tidak bisa bernafas Yo!" perintah Arvind. Leo pun melepaskan pelukannya dan menatap Arvind dengan mata berkaca-kaca.

"Aku baik-baik saja. Aku kan memakai jas anti peluru milik papa, jadi luka tembak itu hanya melukai pahaku," jelas Arvind yang membuat Leo mendesah lega.

"Syukurlah kau baik-baik saja," ujar Lucas yang disetujui oleh Abe.

"Yang lain bagaimana?" tanya Arvind.

"Semua baik-baik saja, kecuali tiga orang anggotaku. Mereka meninggal," jawab Lucas.

"Aku harus menghadiri pemakamannya dan mulai sekarang jamin kehidupan keluarganya sampai anak mereka sukses," ujar Arvind yang diangguki oleh Lucas.

"Baik."

"Ngomong-ngomong soal Sella, kalian sudah dapat petunjuk?" tanya Arvind.

"Belum. Sepertinya kali ini akan sulit. Persembunyian Sella benar-benar sempurna hingga anak buahku tidak ada yang bisa melacak keberadaannya," ujar Abe.

"Alexa juga menghilang. Sepertinya mereka bersekutu," imbuh Lucas.

"Jadi satu-satunya kunci adalah menunggu kondisi Calista membaik baru kita bisa bertanya padanya tentang Sella," ujar Arvind.

"Kau benar. Tapi kita tidak boleh lengah sedikitpun karena aku yakin setelah ini Sella pasti merencanakan sesuatu yang lebih besar," ujar Abe yang setujui oleh semuanya.

Arvind mendesah pelan sembari menatap pahanya yang terlilit perban.

"Kenapa bang?" tanya Leo.

"Angelo bilang padaku jika ia ingin membantuku membunuh Sella," jawab Arvind yang membuat semua orang yang ada di ruangannya terkejut.

"Kau menceritakan masalah ini pada Angelo?" tanya Lucas.

"Tidak. Hanya saja pasti sedikit banyak Angelo sudah mengetahui siapa musuh kita. Tapi kalian tenang saja, Angelo hanya mengetahui jika ini tentang perebutan bisnis dan pembalasan dendam atas kematian kakeknya. Selebihnya ia tidak tahu jika ini adalah tentang perebutan hak asuhnya," jelas Arvind.

"Aku hanya tidak ingin melihat seorang anak membunuh ibu kandungnya sendiri. Terkadang aku berfikir apakah jalan yang kuambil ini sudah benar atau tidak. Aku memisahkan seorang anak dari ibu kandungnya dan aku juga belum bisa membedakan alasan kenapa aku mempertahankan Angelo sampai detik ini. Entah itu karena rasa dendamku telah kehilangan ayah dan anakku karena ulah mereka atau karena aku terlanjur berjanji pada Daniel akan mengasuh putranya, atau juga bisa ini murni kasih sayangku pada Angelo," lirih Arvind.

"Aku berfikir mana mungkin aku menyerahkan Angelo pada Sella padahal aku sudah kehilangan papa dan anak kandungku karena melindunginya. Itu suatu hal yang tidak mungkin kan?" lanjut Arvind.

Abe, Leo dan juga Lucas hanya terdiam. Arvind benar, ia tidak mungkin menyerahkan Angelo begitu saja pada Sella setelah apa yang Arvind korbankan selama ini karena memilih untuk mengasuh Angelo.

"Abang menyesal karena sudah mengasuh Angelo?" tanya Leo sembari menatap Arvind.

"Kalau dibilang menyesal sih tidak. Hanya saja kadang aku berfikir mungkin jika dulu aku tidak menerima Angelo sebagai putraku, papa pasti ada di sini menemaniku dan aku tidak perlu berbuat dosa karena menjalankan bisnis haram ini," ujar Arvind.

Be With You (after married)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang